PENYALAAN LILIN DALAM MINGGU-MINGGU PRAPASKA
Views: 0
Lilin yang dimaknai sebagai lambang kehadiran Kristus dalam Liturgi ini juga mengikuti penggunaan warna dalam liturgi itu. Oleh karenanya, maka dalam minggu Prapaskah dan Adven digunakan lilin yang berwarna ungu (dan juga merah muda). Dinyalakan satu persatu ini untuk menandakan bahwa liiturgi itu sedang memasuki minggu prapaskah (dan Adven) ke berapa.
Dalam praktiknya ada gereja-gereja yang menyalakan lilin satu persatu namun ada juga yang mematikan lilin satu persatu sesuai dengan hitungan Prapaskah keberapa. Namun, jika diperhatikan secara tradisi dan historisnya, maka memadamkan lilin di masa-masa prapaskah kurang tepat.
Tradisi memadamkan lilin ini merupakan bagian dari ritus tenebrae (ritus kegelapan) yang dilakukan pada triduum (tri hari suci). Dalam ritus tenebrae ini, 6 (enam) lilin dimatikan satu persatu untuk menandai masuknya Kristus ke dalam penderitaan hingga pemakaman. Semua ritus itu berakhir saat penyalaan lilin putih sebagai lilin Paskah.
Khusus untuk Jum’at Agung, di mana warna liturginya adalah hitam, semestinya lilin yang digunakan pun berwarna hitam. Namun karena rasanya sangat sulit untuk menemukan lilin berwarna hitam (kecuali memesan secara khusus), maka untuk menyiasatinya dapat dilakukan dengan lilin tetap dinyalakan namun sesudahnya ditutup atau diselubungi dengan kain berwarna hitam.