KUASA KASIH DAN KEBESARAN TUHAN
Views: 0
RENUNGAN HARIAN GKI KWITANG
Rabu, 11 Agustus 2021
Bacaan Alkitab: Kisah 3:1-10
Jika saya bertanya: berapa banyak keinginan kita yang tak terkabul?. Tentu kita akan menyebutkan banyaknya, yang mungkin jadi tak terhingga, dan belum lagi ditambah ‘sakitnya’. Mirisnya adalah, ketika kita semakin melihat keinginan dan rasa sakitnya, maka semakin kita menemukan lebih banyak lagi yang tak terkabul rasa sakitnya semakin besar. Lalu hidup kita dikuasai rasa sakit.
Yang menyedihkan pula, setelah dikuasai rasa sakit, kita seringkali malah salah menemukan penanggulangan dari sakit itu. Maaf ya, menurut saya, “kebodohan” seperti itu dapat menguasai siapa saja, tidak dipengaruhi oleh umur, jabatan atau pendidikan. Itu sebabnya dapat menimpa kita semua.
Dalam kisah Alkitab di atas, “kebodohan” menimpa si Buta. Ia selama ini buta, dan tak mengetahui dengan sungguh apa yang dibutuhkannya. Ia malah fokus pada harta, pada belas kasihan orang lain yang akan memberinya harta. Mungkin ia selalu mencari perhatian dengan berbagai cara agar mendapatkan harta. Kebutaannya dipakai sebagai alat mencari harta. Banyak juga ya pengemis demikian, yang berpura-pura menderita dan penderitaannya adalah “make-up” untuk mendapatkan harta.
Petrus dan Yohanes mengahadapi pengemis seperti di atas. Mereka berhadapan dengan pengemis yang minta uang, tetapi yang mereka punya adalah kuasa Allah dalam Yesus Kristus saja, dan kemudian kesembuhan pun terjadi.
Kita sering bagai si Buta. Kita sering mengabaikan kebesaran dan kuasa Allah yang telah kita terima dalam Kristus. Kita seringkali terfokus pada yang tidak bersesuaian dengan kebesaran dan kebenaran Allah. Lalu pikiran dan hati kita menjadi “salah fokus;
Inilah saatnya untuk kembali menghayati dan memegang teguh kebenaran, kebesaran dan kuasa Allah yang kita telah terima dari Yesus Kristus. Milik terbesar yang telah kita miliki, dari Kristus. Inilah saatnya kita akan kembali fokus pada kuasa kasihNya yang melimpah yang telah diberikan Tuhan Yesus kepada kita. Dengan menghayati pemberian yang tak ternilai harganya itu, kita menjadi orang-orang yang dapat melihat betapa banyak dan besarnya kekuasaan Allah yang telah kita terima: kekuatan menanggung derita, karena tidak lagi membiarkan diri dikuasai oleh penderitaan itu, juga kemampuan melihat yang utama yakni kebenaran, kebesaran Kuasa Tuhan dibalik segala penderitaan itu.
Bagi kita yang sungguh menghayati kuasa dan kebesaran Tuhan dalam hidup, itu malah mengubah kita menjadi alat di tangan Tuhan untuk menyebarkan kebenaran kuasa kasih Kristus. Petrus dan Yohanes adalah contohnya, mereka menjadi alat di tangan Tuhan untuk membuat orang lain merasakan Kuasa Kasih Tuhan. Inilah juga yang menjadi panggilan kita kini. Kita akan memilih terus menghayati kasih dan kebesaran Tuhan selalu dalam hidup kita.
Apalagi pada masa seperti ini: Pak Dicky melalu kisah yang disampaikan kepada saya, mengingatkan saya, daripada dikuasai kekurangan yang terjadi di sekitar, lebih baik membawa damai dan dan sukacita kepada sekitar. Dalam keluarga apakah sikap saya membawa damai dan kekuatan? Dalam persekutuan, apakah sikap saya membawa samai dan kekuatan? Demikian dalam masyarakat. Karena di masa Covif-19 ini merajalela, kita jadi lebih menghayati bahwa umur kita sangat terbatas. Di waktu yang terbatas ini marilah kita melakukan kebenaran, dalam kasih dan kebesaran Tuhan.
Tuhan pasti menguatkan dan menolong kita dengan caraNya, bagi kita yang sungguh berjuang melakukan kebenaran dalam kasih dan Kuasa Tuhan. AMIN(LiN11082021)