TENANG
Views: 0
Bacaan: Mazmur 62:1-6
Bersama: Pdt. Lithos Sitorus Pane
Salam sejahtera, semoga hidup kita makin tenang dalam menjalankan kegiatan di tempat kerja, di rumah, di gereja, di masyarakat, karena kita meyakini, hidup dekat Allah membuat kita menjadi tenang, sebab dari Allah kita mendapat keselamatan seperti diungkapkan dalam Mazmur 62:2 Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku.
Dalam sebuah tulisan mengatakan bahwa kerja otak tidak mudah membuat orang lelah, tapi sikap mental dan emosi mudah membuat orang lelah. Orang yang kerjanya duduk, sebagian besar keletihan, kelelahan disebabkan faktor psikologis atau emosi yaitu rasa bosan, marah, sedih, kuatir, tidak dihargai orang lain, kegagalan, terburu-buru. Faktor-faktor ini yang menyebabkan berkurangnya daya kerja, pulang kerja kepala pusing. Capek karena emosi menyebabkan syaraf tegang. Keletihan yang disebabkan oleh kuatir, tegang, sedih, tidak bisa diobati dengan tidur atau istirahat. Kalau syaraf atau otot tegang, berarti otot sedang bekerja, mengganggu tidur.
Untuk membuat syaraf dan otot menjadi kendur, kita perlu ketenangan. Ada orang mau mengendurkan syaraf dan otot datang ke tempat hiburan, bermusik, bergoyang, tapi itu sangat sebentar saja menolong, bahkan ada yang otot dan syaraf tetap tegang. Kita butuh ketenangan, rileks, agar mengendorkan otot dan syaraf, pada saat kita bekerja atau melakukan sesuatu.
Apakah tenang, santai, itu mudah kita lakukan? Ternyata tidak, sebab kita butuh mengubah kebiasaan kita. Tegang adalah kebiasaan, tenang juga kebiasaan. Kebiasaan tegang bisa diubah menjadi kebiasaan tenang. Orang yang tenang berarti otot-ototnya, pikirannya harus dikendorkan.
Bagaimana kita bisa menjadi tenang? Kita bisa mulai dengan mengatakan kepada jiwa kita: “ kembalilah tenanglah hai jiwaku”! sebab Tuhan berbuat baik kepadamu (Mazmur 116:7). Katakan pada jiwa kita “ayo mulai tenang, jauhkan ketegangan, jauhkan kegelisahan, jauhkan cemberut, jauhkan kesal, jauhkan dendam, sedih, sakit hati. Berkali-kali kita katakan pada jiwa kita, agar kembali tenang. Kita percaya Tuhan dekat, Dia akan menghapus ketegangan. Ada orang mengucapnya dengan menutup mata agar fokus kepada Tuhan dan tidak diganggu hal-hal lain seperti berdoa. Ada juga orang melihat pada satu titik dan meninggalkan semua kesibukan pikiran, dan pekerja, fokus pada Tuhan untuk mendapat ketenangan jiwa.
Kita tegang, karena semua persoalan hidup kita hadapi sendiri, kita merasa tidak mampu. Jika kita mengimani Tuhan dekat, artinya kita tidak sendiri menghadapi persoalan hidup. Kita punya sahabat yang sangat perkasa menyelamatkan kita dari persoalan hidup, membebaskan kita dari lawan yang melemahkan dan merusak hidup kita. Lawan yang membuat hidup kita tegang, tertekan. Kalau kita percaya Tuhan melindungi dari lawan, maka jiwa kita bisa menjadi tenang. Ketika kita percaya Tuhan tempat perlindungan yang kokoh dari serangan lawan yang melemahkan, membuat kita tegang, maka kita akan tenang dekat Tuhan. Orang yang tenang dekat Tuhan adalah orang yang memberi waktu hening atau teduh untuk Tuhan, memberi hatinya terarah pada Tuhan. Memberi perhatian pada Tuhan, kemudian diam menantikan nasihat Tuhan. Menanti dan mengharapkan perbuatan Tuhan yang baik dan ajaib dalam pergumulan hidup kita.
Orang yang dekat Tuhan adalah orang sangat mempercayai Tuhan sebagai satu-satunya sumber keselamatan, satu-satunya pengharapan yang dinanti-nantikan. Orang yang dekat dengan sahabat adalah orang yang sangat mempercayai sahabatnya, menantikan sahabatnya. Istri yang dekat suami adalah istri yang sangat percaya pada suami dan menantikan suami untuk melindungi, mengasihi. Suami yang dekat istri adalah suami yang sangat percaya pada istri dan menantinya sebagai penolong yang memperlengkapi. Anak yang dekat dengan orangtua adalah anak yang percaya pada orang tua yang akan mengasihi memelihara membimbing anaknya menjadi baik. Orang yang tidak dekat Tuhan adalah orang yang tidak percaya Tuhan, tidak berharap, dan tidak menantikan Tuhan. Ia lebih berharap dan menanti yang lain. Istri yang tidak dekat suami adalah istri yang tidak percaya suami, tidak berharap dan tidak menanti-nanti suami, lebih percaya dan menanti orang lain. Suami yang tidak dekat istri adalah suami yang tidak percaya istri, tidak berharap dan tidak menanti-nanti istri. Ia lebih percaya dan menanti orang lain. Anak yang tidak dekat orangtua adalah anak yang tidak percaya orangtua, tidak berharap pada orangtua, tidak menanti-nanti orangtua, lebih berharap pada teman. Padahal, temannya tidak memberi makan dan tempat tinggal.
Orang menjadi tegang ketika diserang oleh lawan, bukan dengan senjata tapi dengan kata-kata dusta, ujaran palsu, ujaran kebencian, fitnah. Tapi orang yang dekat Tuhan, maka Tuhan akan melindungi, menyelamatkan dari serangan kata-kata dusta pihak lawan. Ketika kita percaya Tuhan mampu melindungi dari serangan dusta lawan, kita berharap dan menanti Tuhan, kita bisa menjadi tenang menanti perbuatan Tuhan melawan musuh yang merusak hati jiwa dan pikiran kita. Kita menjadi tenang jika sudah mempercayakan diri kepada Allah, kemudian mencurahkan isi hati, keluhan kepada Tuhan dalam doa. Kita meyakini Tuhan yang perkasa, akan mampu mengalahkan lawan kita, lawan tidak berdaya menghadapi Tuhan yang melindungi kita. Dusta, ujaran kebencian, ujaran palsu, fitnah menjadi hampa, tidak berguna kalau kita dalam perlindungan Tuhan, dan Tuhan akan bertindak terhadap orang yang menghina, yang menyebarkan ujaran kebencian, ujaran palsu, fitnahan. Kita jangan mempercayai sesuatu yang bisa dikalahkan Tuhan. Iblis bisa dikalahkan Tuhan, maka kita tidak mempercayakan diri pada iblis. Manusia kuat bisa dikalahkan Tuhan, maka kita tidak mempercayakan diri pada manusia. Kehendak manusia bisa dikalahkan Tuhan, maka kita tidak mempercayakan diri pada kehendak, pikiran rencana sendiri, tapi kita mempercayakan diri pada kehendak, pikiran, rencana Tuhan. Makin dekat Tuhan, makin tenang jiwa kita.
Ketika pergumulan hidup menekan, menyerang, Tuhan mampu memberi perlindungan yang tentram, Tuhan memberikan kita hati yang kuat dan tenang, dengan cara mendekap kita dengan sayapNya yang perkasa, dan membuat hati kita tenang (KJ 30). Dalam kegiatan dan pekerjaan sehari-hari, kita tetap merasakan tangan Tuhan memimpin langkah kita. Itu membuat hati kita akan tenang, seperti anak kalau pegang tangan ibunya di mall, dia akan merasa tenang. Memegang tangan Tuhan kuat-kuat berarti hati kita berserah penuh pada Tuhan. Dalam keadaan bahagia, sedih, gagal tetap kita pegang tangan Tuhan. Jangan sampai kita menyesali hidup kita. Kita percaya Tuhan dekat, dan menggenggam tangan kita, seperti ungkapan KJ 410 Tenanglah kini hatiku: Tuhan memimpin langkahku. Di tiap saat dan kerja tetap kurasa tanganNya. Refrein:Tuhanlah yang membimbingku; tanganku dipegang teguh. Hatiku berserah penuh; tanganku dipegang teguh. Amin.
Berdoa: Ya Tuhan berilah ketenangan dalam hidup kami ketika menghadapi pergumulan hidup sehari-hari. Mampukan kami merasakan dan mengimani Tuhan dekat dalam hidup kami. Kami hanya mempercayai Tuhan sebagai sahabat yang perkasa, mampu menolong, menyelamatkan kami dengan perbuatan Tuhan yang baik dan ajaib. Tuhan mampu mengalahkan lawan-lawan kami yang menghina, merendahkan, menyebar ujaran kebencian dan ujaran palsu dan membuat kami tertekan. Kami selalu memegang tangan Tuhan agar hidup kami tenang. Dalam Yesus kami berdoa. Amin.