SERVE IN LOVE
Views: 0
Bahan: Kejadian 29: 15 & 18
Kemudian berkatalah Laban kepada Yakub: Masakan karena engkau adalah sanak saudaraku, engkau bekerja padaku dengan cuma-cuma? Katakanlah kepadaku apa yang patut menjadi upahmu.” – – Yakub cinta kepada Rahel, sebab itu ia berkata: “Aku mau bekerja padamu tujuh tahun lamanya untuk mendapatkan Rahel, anakmu yang lebih muda itu.”
Tema: SERVE IN LOVE
Tidak jarang kita dengar di masyarakat bagaimana pembantu (asisten RT) bekerja dengan baik, khususnya juga kalau ada bayi yang harus dirawat oleh pembantu itu, pembantu yang melayani dengan kasih. Pelayanan yang demikian membuat ibu rumah tangga itu tidak ragu meninggalkan, mempercayakan bayinya untuk dirawat si pembantu dan ibu itu bisa bekerja. Demikian juga ada pengemudi (driver) dipercayakan antar jemput anak majikannya, dengan semua kebutuhan makan dan minum anak itu. Demikianlah sering kita dengar selentingan “ini anak pembantu” yang maksudnya begitu telaten dan bertanggung jawab pembantu merawat anak majikannya. Akhirnya si majikan tidak lupa memberi insentif kepada pembantunya.
Demikian Yakub yang telah “terdampar” di rumah Laban; sudah satu bulan dia bekerja sebagai gembala kambing dombanya. Ternyata kehadiran Yakub sangat menggembirakan hati Laban, dia bekerja baik, dan kambing domba Laban sangat terurus. Melihat itu Laban hendak mengikat Yakub agar tidak ke mana-mana, sehingga ia menanyakan Yakub “katakanlah kepadaku, apa yang patut menjadi upahmu.” Walau pun tentang upah, namun Yakub tidak mau bekerja sebagai upahan, dia mau menjadi bagian keluarga itu, supaya apa yang dimiliki keluarga itu adalah miliknya juga. Karena itu dia berkata: “Aku mau bekerja padamu tujuh tahun lamanya untuk mendapatkan Rahel, anakmu yang lebih muda itu.” Dengan demikian Yakub akan menjadi menantu Laban, menjadi anggota keluarga. Dalam tujuh tahun Yakub bekerja dalam cintanya kepada Rahel, tujuh tahun itu dianggapnya hanya beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel (ay.20). Kemudian Yakub berkata kepada Laban: “Berikanlah kepadaku bakal isteriku itu, sebab jangka waktuku telah genap.” Kemudian dia ditipu oleh Laban, justru Lea kakak Rahel yang diberikannya. Atas tipuan itu Yakub memprotes, tetapi Laban berkata: Genapilah dahulu tujuh hari perkawinanmu dengan anakku ini; kemudian anakku yang lain pun (Rahel) akan diberikan kepadamu sebagai upah, asal engkau bekerja pula padaku tujuh tahun lamanya. Laban hanya berpikir soal upah, tetapi Yakub melakukan pekerjaannya karena cinta.
Belakangan ini ada keluhan dari orang yang tertipu dengan janji amal yang akan mendapat imbalan, sehingga mereka sendiri menjawab tipuan itu dengan berkata: “Kalau beramal harus dengan ikhlas, bukan mengharapkan imbalan.” Di kalangan Kristen pun seruan-seruan serupa sering dilontarkan, yaitu memberi persembahan agar dibalas oleh Tuhan berlipat ganda. Tuhan Yesus juga berbicara tentang upah, Dia katakan: “upahmu besar di sorga,” upah yang tidak bisa dihitung dengan angka. Demikian Paulus juga berkata tentang upanya: “Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, …” upah yang disebut oleh rasul Paulus tidak bisa dihitung dengan matematis. Karena itu seperti Yesus melayani dalam kasih, demikian juga rasul Paulus melayani, tidak kenal lelah dengan upah yang tidak terhitung dengan matematis, tetapi nanti Bapa dalam Tuhan Yesus setelah kita bersama dengan Dia mengatakan “segala kepunyaan-Ku adalah kepunyaanmu” (band Luk 15:31). Tunaikan tugas pelayanan dengan cinta, SERVE IN LOVE.
Mari kita aplikasikan renungan ini dengan pokok berikut:
- Sebaiknya apa motivasi kita memberi persembahan/kolekte di gereja kita?
- Menurut Anda, apakah salah kalau kita mengharapkan upah dari pelayanan yang kita lakukan di gereja?
- Menurut Anda, bagaimana sebaiknya sikap hati kita ketika memberikan upah kepada orang yang kita suruh bekerja?
Berdoa:
Bapa, Tuhan Yesus Kristus, karuniakan kesempatan agar kami ikut melayani Tuhan dalam berbagai bidang kehidupan ini. Karena Tuhan Yesus mencintai kami, maka tanamkan juga di hati kami sikap melayani dalam kasih, baik kepada Tuhan maupun kepada sesama. Kami tidak mengharapkan upah dalam pelayanan kasih yang kami lakukan untuk Tuhan dan sesama. Segala yang kami terima sebagai upah, gaji, honorarium, insentif, pemberian orang, kiranya Tuhan merobah semua itu sebagai karunia dan berkat Tuhan. Dengan demikian semua apa yang ada pada kami, yang bisa kami nikmati, kami simpan, adalah berkat dan karunia Tuhan. Berkati saudara-saudara kami yang mengalami kesulitan, yang sakit, terkena PHK, usahanya terhenti, agar mereka tetap terpelihara dalam berkat dan karunia Tuhan. Inilah doa kami dalam nama Tuhan Yesus, Amin. [AS280322]