Gereja Kristen Indonesia Kwitang
  • Home
  • Tentang GKI Kwitang
    • Contact
    • Pengumuman
  • Renungan & Ibadah
    • Renungan Harian
    • Perteduhan Jiwa
    • Ibadah Minggu
  • Liturgi Ibadah
  • Warta Gereja
July 5, 2025

NOPIA

admin Renungan Harian

Views: 0

https://youtu.be/3x9_8091Xcs?si=WxOW_xoAR9XBsGp9

Bacaan: Kolose 1: 23 (TB 2)
“Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya”.

Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!
Saudaraku, salah satu camilan khas dari Banyumas adalah nopia. Camilan ini berbentuk bulat lonjong dengan permukaan menggembung berwarna putih krem. Sepintas, bentuknya menyerupai telur namun ukurannya lebih besar. Bentuk seperti telur inilah yang membuat nopia juga disebut sebagai ndog gludug atau ndog blêdég (artinya: telor halilintar atau petir). Ada juga nopia versi kecil yang disebut dengan mini nopia atau mino. Tekstur kulit nopia pada bagian bawah agak keras renyah. Jika digigit, di dalamnya berongga dengan isiannya menempel disalah satu bagian dengan rasa legit enak. Hal paling unik dari nopia ini adalah proses memasaknya yang masih menggunakan cara tradisional yaitu dengan dipanggang di di dalam tungku besar dari tanah liat (gentong) yang dapat menampung hingga puluhan bahkan ratusan nopia. Tungku model tanah liat ini mampu mempertahankan panas dengan stabil serta diyakini lebih baik dibanding dengan oven modern berbahan bakar gas atau listrik. Sebelum adonan nopia dimasukkan ke dalam tungku, tungku terlebih dahulu mesti dipanaskanan dengan cara membakar kayu bakar di bagian dalam. Setelah dirasa cukup panasnya, bara dari kayu bakar tersebut diambil dan bagian dalam tungku dibersihkan. Setelah itu, adonan yang sudah siap tadi ditempelkan satu persatu ke dinding tungku. Suhu yang terlalu tinggi akan membuat nopia gosong, sementara suhu yang kurang panas akan membuat adonan tidak mau menempel. Nopia biasanya dipanggang sekitar 15 menit dan diangkat memakai alat sodetan dari besi.

Saudaraku, proses memasak nopia ini mengingatkan tentang kesungguhan-sungguhan dalam menjaga iman. Tidak dapat dipungkiri bahwa akan ada tantangan bahkan penderitaan di dalam kehidupan. Bila tantangan tersebut dirasakan terlalu berat, maka bisa saja iman menjadi goyah yang ditandai dengan sikap meragukan kasih dan kesetiaan Tuhan. Agar tetap teguh di dalam iman, Rasul Paulus menasihatkan, demikian, “Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya”. Dari nasihat Paulus ini, kita dapat melihat bahwa iman mesti dijaga dan dihidupi dengan cara: Pertama, bertekun. Paulus menasihati agar “bertekun di dalam iman”. Maksudnya adalah terus belajar dari firman Tuhan untuk pertumbuhan imannya. Belajar melalui membaca Alkitab atau dengan melibatkan diri dalam berbagai pelayanan, baik di dalam maupun di luar gereja. Kedua, keteguhan. Paulus menasihati agar “tetap teguh dan tidak bergoncang dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil”. Hal itu berarti bahwa kekuatan untuk bertahan dan tetap pada pendirian berpegang pada apa kita imani, yaitu Tuhan Yesus. Sebab manusia memang hatinya mudah bergeser ketika menghadapi kesusahan maupun kesenangan. Dari rangkaian nasihat ini kita belajar bahwa bila tidak bertekun dalam iman dan tidak meneguhkan diri dalam Yesus Kristus, itu sama saja dengan membiarkan diri dengan sengaja jatuh dalam berbagai pencobaan dan dosa. Hal ini sama saja dengan menyepelekan pengurbanan Kristus yang telah memberikan seluruh hidup-Nya untuk menyucikan dan menguduskan kehidupan kita. Ini menunjukkan bahwa kehidupan beriman tidak boleh berhenti hanya pada sekedar percaya saja, melainkan mesti menghidupi iman kita.

Saudaraku, tantangan akan selalu ada sepanjang nafas masih kita hirup. Selama itu jugalah kuasa gelap akan selalu berupaya agar iman kita goyah. Akan tetapi, kita harus selalu menjaga agar iman selalu hangat hingga dapat bertahan dan tidak goyah. Kiranya sajian nopia hari ini mengingatkan kita agar selalu berjuang di dalam iman dengan memertahankan hangat yang memancar dari iman. Selamat berjuang, Saudaraku, Tuhan Yesus memberkati.

Salam: Guruh dan keluarga.

Doa:
Ya Tuhan, kami menyadari bahwa tantangan akan selalu hadir di dalam kehidupan kami. Kamik rindu agar kami dapat menjaga iman percaya kami kepada-Mu supaya tetap teguh dan tidak goyah. Mampukanlah kami supaya tetap teguh dan tidak bergeser dari pengharapan Injil. Kiranya Roh Kudus menolong kami untuk dapat melakukannya. Terimakasih Tuhan Yesus, Amin.

KENDALIKAN AMARAHMU Kebaktian Minggu 6 July 2025

Related Posts

Renungan Harian

”NASI HITAM”

Renungan Harian

AWAS, SESAT!

Renungan Harian

“PUJILAH TUHAN, KUDUSKANLAH NAMANYA!”

Renungan & Ibadah

  • Kebaktian Minggu 13 September 2025
  • Kebaktian Minggu 07 September 2025
  • Kebaktian Minggu 31 Agustus 2025
  • Kebaktian Minggu 24 Agustus 2025
  • Kebaktian Minggu 17 Agustus 2025
Gereja Kristen Indonesia Kwitang
GKI Kwitang berada di daerah Kwitang, Jakarta Pusat. Pada tanggal 11 Agustus 1929, jemaat Gereformeerd berbahasa Melayu di Batavia didewasakan dan digembalakan oleh seorang pendeta pribumi dengan majelis jemaat tersendiri. Tanggal itulah yang kemudian diperingati sebagai hari jadi GKI Kwitang. Anggota jemaat GKI Kwitang terdiri dari berbagai suku bangsa yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok.

Renungan & Ibadah

  • Kebaktian Minggu 13 September 2025
  • Kebaktian Minggu 07 September 2025
  • Kebaktian Minggu 31 Agustus 2025