article
PEGANGAN AJARAN GKI
Views: 2
Majelis Jemaat telah menetapkan Bulan November setiap tahunnya sebagai Bulan Pengajaran GKI Kwitang. Terkait Bulan Pengajaran tersebut, maka Tim Pemahaman Alkitab (PA) Bidang Persekutuan GKI Kwitang menyelenggarakan PA berseri tentang Pengajaran GKI yang bertujuan agar kita semua dapat mengenal ajaran GKI dengan lebih baik.
PA berseri ini akan diadakan 2 (dua) kali pertemuan melalui media zoom dan ditayangkan secara live melalui kanal youtube.
Pertemuan pertama PA serial tentang pengajaran yang membahas topik ‘PEGANGAN AJARAN GKI’ ini telah dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 8 November 2021 dengan nara sumber Pdt Guruh Jatmiko Septavianus. Nara sumber telah berusaha untuk menjelaskan secara ringkas Pegangan Ajaran GKI tersebut. Melalui topik ‘Pegangan Ajaran GKI’ ini, diharapakan anggota jemaat dan simpatisan dapat mengetahui dan atau disegarkan kembali ingatannya mengenai isi pengangan ajaran GKI.
Menurut Tata Laksana GKI Pasal 12 (tentang Ajaran GKI), disebutkan bahwa dengan berpegang pada Pengakuan Iman GKI yang tertuang dalam Tata Dasar Pasal 3, ajaran GKI dijabarkan dan dituangkan dalam buku katekisasi dan pegangan ajaran. Adapun Buku Katekisasi GKI terdiri dari: Tumbuh Dalam Kristus dan Tuhan Ajarlah Aku. Sedangkan Pegangan Ajaran yang telah ada, yaitu: Pegangan Ajaran mengenai Alkitab, Pegangan Ajaran mengenai Gereja, Pegangan Ajaran mengenai Pentakosta Baru (Kharismatik) – Bahasa Lidah, Kesembuhan, Wahyu Penglihatan, Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus.
Penjelasan secara rinci dapat dilihat melalui kanal youtube (). Anggota jemaat juga diperkenankan untuk mendownload materi tersebut melalui klik disini.
Sampai jumpa di bagian kedua serial PA bulan pengajaran GKI dengan topik ALL ABOUT SACRAMENT yang akan dilaksanakan pada Senin, 22 November 2021. Melalui link berikut:
Zoom:
Youtube:
Salam,
Tim PA Bidang Persekutuan GKI Kwitang
GOD BE WITH YOU
Views: 2
Mazmur 46:11, “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!”
Setiap kita tentu tak asing dengan lagu “God Will Take Care of You”, atau lagu Kidung Jemaat “Apa pun Juga Menimpamu”. Sepenggal liriknya berbunyi, “Apa pun juga menimpamu, Tuhan menjagamu. Naungan kasih-Nya pelindungmu. Bila menanggung beban berat, Tuhan menjagamu.”
Lagu ini terinspirasi dari kisah pendeta Walter Stillman Martin yang hendak melayani bersama istrinya. Namun tiba-tiba istrinya sakit dan ia berencana membatalkan pelayanannyanya. Lantas anak-anaknya berpesan agar papanya tetap pergi melayani dan nanti Tuhan yang akan menyertai.
Benar saja, sekembalinya dari pelayanan pendeta Martin bersyukur karena Tuhan menjaga istrinya selama ia melayani. Ia pun menuliskan lirik-lirik lagu yang kemudian diubah oleh istrinya Civilla Martin.
Inilah perenungan bagi kita, bahwa perjalanan hidup ke depan mungkin bisa membuat kita takut dan khawatir, tetapi sadarilah bahwa Tuhan beserta dan menjaga kita. Kitab Pengkhotbah mengajarkan bahwa semua di dunia ini waktunya.
Artinya, setiap kita memang akan mengalami berbagai musim kehidupan, entah itu menyenangkan maupun menyakitkan.
Tahun-tahun yang telah kita lalui adalah musim kehidupan yang telah berlalu.
Di depan akan ada berbagai musim yang harus dihadapi.
Setiap kita tentu mengharapkan dan mengupayakan sesuatu yang terbaik. Hanya saja masa depan tetaplah sebuah misteri. Tanpa menolak sikap optimis, kenyataannya misteri itu menyimpan suka dan dukanya tersendiri.
Tidak mudah menghadapi masa depan, tapi hal yang paling meneguhkan dalam hidup ini adalah Tuhan setia menjaga. Ya, Tuhan ada bersama kita. Ia siap menyertai sepanjang hidup kita, apa pun musim yang akan kita lalui. Tak ada satu hal pun dalam hidup ini yang luput dari penyertaan-Nya.
Jangan takut menghadapi perubahan hidup. Yakini dan hidupilah bahwa Tuhan menyertai hidup kita sepanjang perjalanan kehidupan ini.
“Remind yourself that God is with you always.”
TAK LAGI MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI
Views: 1
Yakobus 3:16, Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.
Pengabdian hidup Martin Luther King, Jr. untuk kaumnya telah merubah sejarah hak kemanusiaan di Amerika Serikat. Dalam mengejar mimpinya untuk menegakkan keadilan hak manusia, ia sering dipenjara, dilempar batu, ditikam, diserang secara fisik, bahkan rumahnya pernah dibom. Ia telah mengorbankan segalanya termasuk dirinya.
Dalam pidato terakhirnya ia mengatakan, “Saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada diri saya sekarang. Hari-hari mendatang sangat berat. Namun sekarang ini semuanya tak menjadi masalah lagi bagi saya. Karena selama ini saya berada di puncak gunung. Saya takkan keberatan.
Seperti siapa pun juga, saya ingin berumur panjang. Umur panjang punya tempatnya sendiri. Namun sekarang ini saya sudah tidak lagi memusingkannya. Saya hanya ingin melaksanakan kehendak Tuhan.” Demikianlah untuk menuntaskan kehendak Tuhan di dalam hidup ini, salah satu kuncinya adalah kita tidak lagi mementingkan diri sendiri.
Setiap dari kita tentu selalu ingin melakukan kehendak Tuhan. Kita rindu menjadi berkat dan dampak bagi sekitar kita. Tetapi sudahkah kita mampu mengesampingkan kepentingan dan kesenangan pribadi kita untuk kepentingan orang lain?
Dalam hidup Yesus, hal terpenting bagi-Nya ialah melakukan kehendak Bapa-Nya dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. (Yohanes 4:34).
Itu sebabnya Ia tak pernah memusingkan kepentingan pribadi-Nya. Pada akhirnya, Ia rela mengorbankan nyawa-Nya sendiri demi menuntaskan kehendak Bapa-Nya.
Rindukah kita melakukan kehendak Tuhan di dalam hidup ini? Teladanilah sikap Yesus! Latihlah diri untuk tidak mementingkan diri sendiri, sebab di hari-hari terakhir manusia akan mencintai diri sendiri.
Di mana ada sikap mementingkan diri sendiri, di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat (Yakobus 3:16). Itu sebabnya, sebagai murid Kristus sejati mari kita belajar untuk tidak mementingkan diri sendiri.
Buanglah sifat mementingkan diri sendiri, sebaliknya belajar memperhatikan kepentingan orang lain dengan mengasihi, berkorban, dan memperhatikan keperluan mereka.
“Sebab tidak ada seorangpun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri.” — Roma 14:7
