MERDEKA
Views: 0
Bacaan: Yohanes 8: 31-36
Salam sejahtera semoga kita makin percaya bahwa kita sudah merdeka dari dosa, tidak lagi diperbudak dosa. Hanya Yesus yang memerdekakan kita dari dosa seperti diungkapkan dalam Yohanes 8:36 “Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka.” Apakah kita benar-benar sudah merdeka dari dosa atau masih diperbudak dosa? Kita bisa merenungkannya sendiri, sampai kita tahu bahwa kita benar-benar merdeka.
Merdeka dari musuh adalah dambaan setiap orang, seperti bangsa Indonesia yang sudah 76 tahun merdeka dari penjajahan asing. Apakah masyarakat Indonesia benar-benar sudah merdeka dari musuh-musuh yang merusak kehidupan bangsa Indonesia? Merdeka pada masa kini adalah kebebasan untuk berprestasi, maju, melakukan hal-hal yang positif, berguna, membangun bangsa. Namun ada sebagian orang Indonesia yang diperbudak oleh kebencian karena perbedaan agama, suku, golongan, ras, mau merusak kesatuan Indonesia dengan menggantikan Pancasila dengan ideologi lain. Ada orang Indonesia diperbudak oleh ideologi radikal, yang merusak kesatuan bangsa Indonesia, mengganggu pembangunan bangsa Indonesia. Di tengah pandemi covid-19 ada orang diperbudak pikiran negatif terhadap vaksinasi, sehingga tidak mau divaksin, berpikiran negatif terhadap protokol kesehatan sehingga tidak mau menjalankan protokol kesehatan. Dengan diperbudak oleh pikiran negatif, hal ini mempersulit upaya penanganan covid-19, dan akan menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam bidang pendidikan, sekolah Indonesia perlu merdeka dalam belajar agar menciptakan suasana belajar yang bahagia tanpa dibebani dengan pencapaian skor atau nilai tertentu. Merdeka belajar diperlukan agar siswa Indonesia makin maju, unggul, tangguh menjadi lebih baik dan bertumbuh.
Bagaimana Yesus menjelaskan tentang merdeka kepada orang percaya? Yesus memberi contoh tentang orang Farisi, ahli Taurat yang merasa diri sudah merdeka dari dosa, padahal mereka masih diperbudak dosa. Yesus bertanya dengan kalimat “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu”, ternyata tidak ada yang berani melemparkan batu pada perempuan itu (Yohanes 8:1-10). Ini berarti orang Farisi dan ahli Taurat masih berdosa. Perempuan yang dihakimi oleh orang Farisi dan ahli Taurat, dibebaskan Yesus dari penghukuman, dengan menyatakan : “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” (Yohanes 8:11). Orang yang dimerdekakan Yesus adalah orang yang menyadari dosanya kemudian menjalani hidup dengan mengikut Yesus, berjalan dalam terang, tidak berjalan dalam kegelapan, tidak berbuat dosa lagi (Yohanes 8:12).
Ahli taurat dan Farisi masih tetap berjalan dalam kegelapan, karena mereka menggunakan ukuran sendiri untuk menghakimi orang. Yesus menghakimi orang mengunakan ukuran Allah, bukan ukuran Yesus sendiri. Orang merdeka adalah orang yang tidak mau menghakimi orang dengan ukuran diri sendiri, ukuran dunia. Orang merdeka memberi pada Allah hak untuk menghakimi. Perbedaan agama, suku, ras, golongan tidak membuat orang menghakimi orang yang lain menurut ukuran sendiri. Kalau masih menghakimi berarti belum merdeka.
Orang yang merdeka adalah orang yang percaya pada Yesus, dan tetap di dalam Firman Tuhan, mengetahui kebenaran Tuhan dan kebenaran itu akan memerdekakan (Yohanes 8:32). Percaya dalam arti mengerti dan menangkap Firman Tuhan. Orang yang dimerdekakan Yesus dari dosa adalah orang yang percaya, semua yang dikatakan Yesus, kebenaran tentang kasih Allah, tentang hukuman atas dosa yaitu kematian kekal. Merdeka itu terus-menerus dalam Yesus, terus-menerus mendengar perkataan Yesus, belajar dan memikirkan tentang Yesus dan firmanNya, taat melakukan kebenaran Tuhan. Sebelum mengambil keputusan selalu mendengar dan memikirkan perkataan Yesus.
Di dalam kebenaran Tuhan kita mengetahui perkara yang penting dan tidak penting. Kebenaran Tuhan membebaskan kita dari ketakutan, karena kita tidak berjalan sendiri, selalu bersama Yesus. Kebenaran Tuhan akan membebaskan kita dari kehendak sendiri. Kebenaran Tuhan bisa membuat orang menjadi baru, tidak ikut kehendak sendiri. Kebenaran Tuhan membebaskan kita dari pengaruh orang lain. Kita tidak peduli apa kata orang, kita hanya memikirkan kebenaran Tuhan saja. Kebenaran Tuhan membebaskan kita dari dosa.
Orang yang tidak menyadari dirinya diperbudak dosa, maka akan sulit dimerdekakan Yesus. Orang yang masih dikuasai nafsu dunia dan kehendak sendiri bukan orang yang dimerdekakan Yesus. Orang yang dibebaskan oleh Yesus dari perbudakan dosa adalah orang yang bersyukur. Orang yang diperbudak dosa sebenarnya melakukan apa yang disukai iblis. Orang yang terbiasa dengan kebiasan buruk, negatif, dia tidak bisa melepaskan sendiri, hanya dalam Yesus orang dibebaskan dari kebiasaan buruk atau negatif. Orang yang hidup dengan kebiasaan buruk, adalah orang yang belum dimerdekakan Yesus. Orang yang tidak merdeka, akan terus-menerus diperbudak oleh kebiasaan buruk yang merusak hidup, jiwa, hati dan pikiran.
Pembenaran memerdekakan kita dari dosa. Dosa yang beresiko penghakiman Allah pada akhir zaman, yang menakutkan, mengerikan. Pengudusan memerdekakan kita dari belenggu kerusakan. Kebenaran Injil memerdekakan kita dari kuk hukum dan upacara agama tanpa isi, dan dari beban-beban yang lebih berat yang diharuskan oleh adat istiadat. Kebenaran itu memerdekakan kita dari musuh-musuh rohani kita, merdeka di dalam melayani Allah, merdeka untuk mendapatkan hak-hak istimewa sebagai anak Allah
Kita merdeka dari berbagai prasangka, kesalahan, dan gagasan yang keliru, yang sungguh memperbudak dan menjerat jiwa. Merdeka dari kekuasaan hawa nafsu dan keinginan daging. Kemerdekaan itu memulihkan jiwa sehingga jiwa kembali memerintah atas dirinya sendiri, dengan membuatnya tunduk pada Allah.
Orang merdeka adalah orang yang hatinya dikuasa Allah, dan merasakan nikmat sorgawi. Roh Kudus masuk dalam hati yang resah, nafsu dosa dijauhkan dalam kuasa Yesus. Orang yang merdeka, hidup dalam Yesus selamanya, seperti ungkapan KJ 58 Ya, hembuskan Roh kasih-Mu dalam hati yang resah; b’ri sejahtera janji-Mu, agar kami warisnya. Yesus, Alfa dan Omega, nafsu dosa jauhkanlah; diri kami b’ri merdeka dalam Dikau s’lamanya.
Dirgahayu Republik Indonesia ke- 76 kuasa Yesus memerdekakan bangsa Indonesia dari dosa-dosa yang merusak kehidupan bangsa Indonesia, sehingga Indonesia tangguh dan Indonesia tumbuh. amin
Doa:
Ya Tuhan kami bersyukur atas Kristus Yesus yang memerdekakan kami dari dosa. Kami ingin tetap di dalam Yesus, dan dituntun Roh Kudus agar hati kami dikuasai Tuhan untuk melakukan kebenaran Tuhan. Kami bersyukur atas kemerdekaan bangsa Indonesia ke 76, biarlah kuasa Yesus memerdekakan bangsa kami dari kebencian karena perbedaan agam suku golongan dan ras. Kuasa Yesus membebaskan dari dosa yang merusak kehidupan bangsa kami, agar bangsa kami makin tangguh dan bertumbuh. Dalam Yesus kami berdoa.