TUHAN, AKU INGIN MENANGIS…
Views: 0
Bacaan: Yohanes 11:35-36
“Maka menangislah Yesus. Kata orang-orang Yahudi: “Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!”
Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!
Menangis tentu bukanlah hal yang asing bagi kita. Mungkin Anda atau saya adalah salah satu di antara sekian banyak orang yang turut menangis di tengah-tengah pandemi. Ya, betul. Sampai dengan hari ini, entah sudah berapa juta orang yang sudah menangis karena pengaruh pandemi yang belum selesai ini. Menurut laman Harvard Health, Senin, 1 Maret 2021, menangis merupakan respons alami terhadap berbagai emosi, mulai dari kesedihan mendalam hingga kebahagiaan yang ekstrem.
Sebagian besar orang memahami bahwa menangis diidentikkan dengan bayi dan / atau perempuan. Sedangkan prinsip “laki-laki itu tidak boleh cengeng” sudah sejak dulu ditanamkan dari orangtua pada anak laki-laki. Alasannya, karena menangis dianggap sebagai sebuah kelemahan dan bertentangan dengan citra diri laki-laki sebagai sosok yang kuat dan tangguh. Meski demikian, tidak berarti bahwa seorang laki-laki tidak boleh menangis sama sekali. Dari literatur-literatur yang saya baca, Laki-laki yang menahan diri untuk menangis pada situasi tertentu, memiliki kecenderungan untuk menarik diri secara emosional dari orang-orang yang mereka cintai. Mereka juga mencoba untuk melampiaskan perasaan mereka dengan alkohol dan obat-obatan.
Sejak zaman dahulu, para pemikir dan Dokter Yunani maupun Romawi telah menemukan bahwa menangis memiliki manfaat secara medis. Mereka menemukan bahwa air mata bekerja seperti pencahar yang menguras dan memurnikan kita. Ilmu psikologi dan kedokteran modern menemukan bahwa orang yang berusaha menyembunyikan dan menekan perasaan atau emosi justru berdampak buruk bagi kesehatan, karena bisa mengakibatkan penyakit kardiovaskular, sistem kekebalan tubuh yang menurun, hipertensi, munculnya kecemasan, stres, dan depresi. Menangis menjadi salah satu cara untuk melepaskan tekanan perasaan tersebut. Selain itu, menangis terbukti bisa mendorong kedekatan, empati, dan dukungan dari teman serta keluarga.
Menurut laman Halodoc.com – Minggu, 18 Februari 2018, menangis menjadi tanda kalau seseorang itu tahu bagaimana cara memperbaiki keadaan. Memang menangis tidak bisa membuat masalah langsung selesai, namun menangis bisa membuat perasaan jadi lebih baik. Sebuah studi bahkan telah membuktikan kalau menangis itu baik untuk kesehatan mental, karena dengan menangis, hormon penyebab stres akan keluar bersama air mata. Aktivitas menangis juga merangsang tubuh untuk memproduksi hormon endorfin, zat kimia yang dapat mengurangi rasa sakit dan memicu perasaan senang dan tenang. Dengan menangis, hormon mangan yang menyebabkan kecemasan dan stres juga akan berkurang. Akibatnya, aktivitas menangis tidak hanya mengurangi rasa sakit dan memperbaiki perasaan, tetapi juga membuat mental makin kuat, terutama dalam menghadapi permasalahan di dalam hidup. Dengan kata lain, menangis ternyata memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh dan jiwa.
Di dalam Alkitab kita juga dapat membaca tentang Tuhan Yesus yang menangis. Pertama adalah ketika Lazarus meninggal. Alkitab bersaksi, “Maka menangislah Yesus. Kata orang-orang Yahudi: “Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!” Dan kedua, yaitu saat Tuhan Yesus memandang Yerusalem sebelum memasuki kota itu. Lokasi yang dipercaya sebagai tempat di mana Tuhan Yesus menangisi Yerusalem itu telah didirikan Gereja ‘Dominus Flevit’ (Gereja Tuhan Menangis) – yang menjadi background renungan hari ini. Dengan menangis itu, apakah berarti bahwa Tuhan Yesus itu lemah dan cengeng? Tentu tidak! Ada perasaan yang hendak diungkapkan-Nya walau tidak dapat dikatakan-NYa. Dan terbukti bahwa Tuhan Yesus memiliki mental yang kuat sehingga mampu menuntaskan misi Sang Bapa.
Oleh karena itu, apabila memang sedang merasakan kesesakan, pergumulan, kesedihan, kemarahan dan / atau bahkan kegembiraan, jangan menahan diri ketika ingin menangis dan lepaskanlah semua kepenatan atau hal-hal yang mengganggu perasaan itu. Menangis bukankah kelemahan, melainkan dapat menguatkan mental.
Meskipun demikian, menangislah pada saat dan cara yang tepat, carilah orang yang tepat untuk bisa berbagi. Dan bila dirasa Anda menangis terus menerus tanpa alasan yang jelas bahkan sampai-sampai mengganggu aktivitas, itu pertanda bahwa ada persoalan serius dalam diri Anda, berdoalah kepada TUHAN dan datanglah kepada tenaga profesional untuk mendapatkan pertolongan.
Selamat berjuang, jadilah kuat di dalam mental. Tuhan Yesus memberkati.
Salam: Guruh dan keluarga
Doa:
Terimakasih, ya Tuhan, karena Engkau memberikan kepada kami anugerah untuk menangis, sehingga dapat mengungkapkan perasaaan kami. Dengan pertolongan Roh Kudus, tentunya kami dapat mengelola tangisan kami dengan baik dan sehat. Terimakasih Tuhan Yesus. Amin.