SATU DAGING
Views: 0
Bacaan: Efesus 5:21-33
Salam sejahtera, semoga hidup pernikahan kita makin menjadi satu daging dalam Tuhan seperti diungkapkan dalam Efesus 5: 31 Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Dalam Matius 19: 5-6 dijelaskan bahwa menjadi satu daging adalah perbuatan Allah, dan manusia tidak boleh memisahkannya. Menjadi satu daging adalah proses terus-menerus sampai kematian memisahkan.
Proses menjadi satu daging didasari oleh sikap merendahkan diri seorang terhadap yang lain, dan sikap takut akan Kristus. Jika kita menghormati Tuhan, berarti kita juga menghormati sesama manusia. Menghormati Tuhan dan sesama berarti lebih mengutamakan Tuhan dan sesama, dari diri sendiri (Filipi 2:3). Kita merendahkan diri seperti Kristus yang sudah merendahkan diri menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Yesus merendahkan diri dalam kasih agape. Istri merendahkan diri dan tunduk seperti Kristus merendahkan diri, untuk membawa suami kepada keselamatan. Karena dalam ketundukan dan kerendahan hati, maka Allah meninggikan istri. Kalau istri tunduk dan merendahkan diri, maka suami harus menjadi kepala bagi istri seperti Kristus adalah kepala gereja, yang menyelamatkan manusia. Suami menjadi pemimpin bagi istri, yang membawa kepada keselamatan. Suami adalah kepala bukan penyelamat dari dosa. Suami bertanggung jawab agar istri dan anak-anak, menerima keselamatan dalam Kristus. Istri tunduk, merendahkan diri pada suami yang menjadi kepala, dan mengasihi dengan kasih agape seperti Kristus. Menjadi satu daging berarti ada yang memimpin dan ada yang dipimpin menuju keselamatan, bertumbuh dalam iman kepada Yesus, dan dalam kasih agape.
Suami sebagai kepala istri dan anak-anak, akan mengasihi dengan kasih agape seperti Kristus mengasihi manusia dengan kasih agape. Kasih agape adalah mengasihi tanpa mengharap balasan, kasih yang berkorban, melakukan terus-menerus kebaikan demi keselamatan. Kasih agape lebih berat dari istri merendahkan dan menundukan diri. Kasih agape (seperti kasih Allah) bukan kasih eros (kasih karena beda jenis kelamin), bukan kasih filia (kasih karena ikatan persahabatan) dan bukan kasih storge (kasih karena ikatan keluarga). Proses menjadi satu daging ketika suami memberikan kasih agape kepada istri, dan istri memberikan ketundukan, kerendahan hati. Seorang suami A membawa golok ketika berbicara dengan istri B yang suka komplain dan menyengkelkan suami. Kekerasan ini dilihat anaknya C. Bapak A dan ibu B tidak bercerai, tapi mereka sulit menjadi satu daging, karena A tidak memberi kasih agape dan B tidak ada ketundukkan dan kerendahan hati. Setelah bapak A meninggal, ibu B bertengkar dengan anak perempuannya C yang sudah menikah dan tinggal bersama-sama. Anak C menggunakan kekerasan sama seperti yang dilakukan bapak A, dan ibu B tetap saja komplain dan menyengkelkan anak C. Mengapa bapak A dan ibu B tidak menjadi satu daging dalam Tuhan, karena tidak ada kepala yang memberi kasih agape, dan tidak ada kerendahan hati dan ketundukan.
Kasih agape bukan mengasihi diri sendiri, bukan egois, bukan memanfaatkan istri untuk kepentingan diri sendiri. Kasih agape itu menyelamatkan, membimbing agar diperbaharui oleh Tuhan dan makin dikuduskan. Suami membimbing istri dalam firman dan kuasa Roh Kudus. Menjadi satu daging berarti ada tanggungjawab suami dalam membawa istri bersekutu dengan Tuhan, mendoakan agar istri diperbaharui terus-menerus, agar istri makin tidak bercacat dihadapan Tuhan.
Menjadi satu daging berarti suami mengasihi istrinya seperti mengasihi diri sendiri. Tidak berpikiran negatif terhadap istri seperti suami tidak berpikir negatif terhadap diri sendiri. Suami berpikir positif terhadap istri seperti suami berpikir positif terhadap diri sendiri. Suami tidak membenci istri seperti suami tidak membenci diri sendiri karena istri adalah satu daging. Kasih Yesus kepada jemaat adalah merawat, mengasuh, membimbing, demikian kasih suami pada istri dengan merawat, mengasuh, membimbing. Suami istri yang menjadi satu daging, tidak akan menceraikan istri atau suami, sebaliknya akan merawat, mengasuh dan membimbing. Menjadi satu daging berarti suami mengasihi istri sebagai dagingnya sendiri dan istri mengasihi suami sebagai dagingnya sendiri. Tidak ada orang menyakiti dagingnya sendiri.
Menjadi satu daging dalam Tuhan artinya daging dikuasai oleh Tuhan maka hawa nafsu, keinginan daging tidak menguasai dan tidak membuat orang jatuh dalam dosa. Menjadi satu daging artinya suami istri dikuasai oleh Roh Kudus agar memberikan damai sejahtera. Suami istri yang satu daging dalam Roh Kudus akan bersekutu dengan Allah, tapi suami istri yang tidak satu daging dalam Roh Kudus akan menjadi permusuhan dengan Allah ( Roma 8:7). Menjadi satu daging berarti suami istri dipimpin Roh Kudus, tidak mengikuti keinginan daging, tapi mengikuti keinginan Roh kudus. Orang yang mengutamakan kedagingan dan hal-hal duniawi tidak akan mau melayani Allah, dan sesama, hanya memikirkan diri sendiri.
Suami istri yang menjadi satu daging menggambarkan persekutuan yang sempurna dalam Tuhan, yang meliputi hati jiwa pikiran dan tindakan sehari-hari. Persekutuan suami istri berarti tidak memandang rendah istri atau suami, melainkan setara, tidak menganggap istri atau suami sebagai benda, tapi sebagai sesama manusia. Kalau istri atau suami dianggap benda, binatang maka suami atau istri bertindak sekehendak hatinya seperti kisah bapak A dan ibu B. Kesewenang-wenangan, kekerasan penindasan terjadi jika istri atau suami tidak dianggap manusia, dan dianggap milik pribadi, diperlakukan sesuka hati. Menjadi satu daging adalah perbuatan Allah, maka suami istri adalah milik Allah, bukan milik pribadi, tidak dapat diperlakukan sesuka hati.
Suami istri yang tidak satu daging, artinya tidak dikuasai Roh Kudus, maka mudah baginya untuk tidak suka terhadap istri atau suami. Kalau istri atau suami tidak menyenangkan lagi, mudah untuk diceraikan. Mudah baginya untuk mencari-cari kesalahan suami atau istri. Suami istri yang menjadi satu daging karena Allah, maka mereka sangat menghargai kesetiaan, mendapat makna kuat dan berguna dari pernikahan dan hidup rumah tangga mereka. Istri bukan sekedar mengurus rumah tangga dan anak-anak, tapi juga mengalami kesenangan bersama suami dan anak-anak, keluarga besar dan teman lainnya. Suami bukan sekedar mencari nafkah untuk istri dan anak-anak, tapi juga mengalami kesenangan bersama istri dan anak, keluarga besar dan teman lainnya.
Menjadi satu daging dalam Tuhan berarti Yesus selalu hadir dalam setiap keputusan yang dibicarakan suami istri. Ketika Tuhan Yesus berada dan berkuasa dalam keluarga, maka kita berbahagia seperti ungkapan. KJ. 451 : Bila Yesus berada di tengah keluarga,bahagialah kita, bahagialah kita. amin
Berdoa:
Ya Tuhan mampukan kami sebagai istri merendahkan hati dan takut akan Tuhan, mampukan kami sebagai suami menjadi kepala dengan kasih agape, seperti Kristus menjadi kepala gereja. Mampukan kami mengasihi suami, istri, anak-anak kami seperti kami mengasihi diri sendiri. Mampukan kami sebagai suami istri menjadi satu daging dalam Tuhan dan dikuasai oleh Roh Kudus, membangun persekutuan dengan Tuhan, dan Yesus selalu hadir dalam setiap keputusan dan tindakan yang kami lakukan. Dalam Yesus kami berdoa, amin.