DIDIKLAH
Views: 0
Bacaan: Efesus 6:1-4
Salam sejahtera semoga kita makin diberi Tuhan kemampuan mendidik anak-anak kita, cucu kita sesuai dengan ajaran dan nasihat Tuhan seperti dinyatakan dalam Efesus 6:4 Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.
Ayah yang membangkitkan kemarahan anaknya adalah ayah yang sangat berkuasa mutlak, seperti ayah pada zaman Romawi.
Ayah masa itu, bisa menjual, menolak, membuang, menghukum anak-anaknya sekehendak hatinya. Ayah zaman Romawi, tidak didalam Tuhan, dan sangat tidak berbelas kasih. Anak yang lemah, cacat, sangat sedikit harapan untuk dikasihi. Dalam konteks seperti ini muncul nasehat firman Tuhan kepada orangtua yang didalam Tuhan, agar anak-anaknya diajarkan menghormati, menghargai, mengasihi orangtua, mematuhi perintah orangtua. Anak-anak menghormati orangtua dalam rangka menghormati kehendak Tuhan yang diajarkan orangtua. Anak-anak melihat bahwa dibalik orangtua, ada Allah yang turut bekerja mendatangkan kebaikan bagi anak-anak.
Anak-anak tidak dapat mengasihi, menghormati Allah, jika tidak mengasihi dan menghormati orangtua. Orangtua dihormati sebagai wakil dan alat Allah dalam keluarga. Anak-anak menghormati, taat pada orangtua karena sukarela, tulus, penuh kasih bukan dibuat-buat atau terpaksa seperti budak yang hormat, taat pada majikan, karena sudah dibeli.
Anak-anak tidak dapat memilih orangtua, itu pemberiaan Tuhan. Orangtua ciptaan Tuhan yang unik bagi anak-anaknya. Melalui orangtua, Tuhan memberikan kegembiraan, makna hidup. Karena orangtua pemberiaan dan ciptaan Tuhan, maka orangtua diberi tanggung jawab oleh Tuhan untuk mendidik anak-anak dalam ajaran dan nasihat Tuhan (Efesus 6:4).
Orangtua mendidik anak-anak tidak membuat anak marah, dalam arti tidak mengecilkan hati anak-anak, tapi membesarkan hati. Seorang anak kecil, A melukis adiknya B dengan cat, kemudian ibu C melihat perilaku anaknya B, dan memeluk B serta berkata : “kamu sedang melukis adikmu? Ibu C mendidik dengan membesarkan hati anak B. Seorang anak kecil D, mengambar lukisan di pintu mobil ayah yang baru. Pak E, melihat perilaku anaknya D, kemudian memukul jari anaknya hingga patah. Bapak E mendidik anaknya dengan kemarahan dan mengecilkan hati anaknya, menimbulkan kemarahan dihati anaknya. Tuhan memberi tanggung jawab orangtua mendidik anaknya bukan dengan mengecilkan hati, tapi membesarkan hati anaknya.
Tuhan Yesuslah yang mendidik anak-anak tapi mengunakan orangtua sebagai alatNya. Karena itu orangtua mendidik anak-anaknya berdasarkan pimpinan Tuhan, bukan berdasarkan kehendak orangtua sendiri. Orangtua membutuhkan kasih karunia Tuhan, hikmat Tuhan dalam mendidik anak-anak. Tujuan orangtua mendidik anak-anaknya agar anak-anak mendapat hidup baru, dapat memenuhi tugas-tugas mereka terhadap Tuhan, sesama, alam semesta. Anak-anak haruslah menjadi hamba Allah. Orangtua mendidik agar anak-anaknya mengikuti teladan Yesus. Orangtua tidak sendirian dalam mendidik anak-anaknya, Roh Kudus turut bekerja agar anak-anak lahir baru. Roh Kudus perlu kerja keras dari orangtua untuk mendorong, membantu anak-anak agar lahir baru. Lahir baru berarti anak-anak diajarkan untuk mengakui dan menangisi dosa-dosanya, sehingga mereka taat pada Injil. Orangtua mengajarkan anak-anak menjawab firman Tuhan dalam doa. Berdoa bersama-sama anak-anak, agar anak-anak terlatih berdoa. Setelah bertahun-tahun menghafal doa, diharapkan anak-anak setelah makin dewasa, makin bisa berdoa dengan kalimat sendiri dalam bergaul dengan Tuhan. Orangtua memberikan teladan agar anak-anak sungguh-sungguh merayakan ibadah minggu, ibadah keluarga, mendorong anak-anak mencintai pelayanan bagi Tuhan. Memang pendidikan di sekolah perlu dorongan orangtua, namun pelayanan di gereja juga perlu didorong, agar anak-anak bersekutu bersama-sama anggota jemaat. Orangtua juga memberi teladan agar anak-anak senang memuji Tuhan dengan nyanyian rohani seperti NKB, KJ. Orangtua mendidik anak-anak memahami makna nyanyian dan menjadikan nyanyian rohani sebagai sumber hiburan bagi anak-anak dan orangtua. Orangtua juga mendidik anak-anak agar melawan dosa, melatih menempatkan nafsu seksual dibawah disiplin perintah Tuhan, melawan nafsu yang memboroskan uang, materi, waktu. Orangtua juga mengajarkan anak-anak untuk hidup bermasyarakat.
Untuk mendidik anak-anak diperlukan kemampuan, keterampilan, dalam mendidik. Selain itu dalam mendidik dibutuhkan iman dan doa. Dalam mendidik, orangtua perlu rendah hati, tidak merasa congkak dan merasa paling tahu, sebaliknya orangtua bergantung pada Tuhan agar diberi hikmat dalam mendidik anak-anak. Tuhan memberi keberanian, ketegasan dalam mengajar, menegur anak-anak jika menyimpang dari kebenaran Tuhan, dan tidak seperti Eli yang tidak berani menegur anak-anaknya yang menyimpang dari kebenaran Tuhan. Tuhan menghendaki agar orangtua menunaikan tugas mendidik anak dengan tegas, dan sadar akan tujuan yang dikehendaki Tuhan. Orangtua diberi keberanian dalam menuntut ketaatan anak-anak demi kehendak Tuhan dan keselamatan anak-anak. Apabila orangtua tidak berani dan lemah pada anak-anak, maka orangtua tersebut tidak penuh kasihnya terhadap anak. Orangtua harus berani berkata tidak, jika anak-anak memiliki kemauan yang bertentangan dengan kehendak Tuhan.
Taat, hormat, adalah ketika anak-anak mau mendengar nasihat, pengajaran orangtua tentang kebenaran firman Tuhan (Amsal 1:8,9). Anak-anak yang tidak tunduk dan tidak hormat, akan mengabaikan didikan dan ajaran orangtua tentang firman Tuhan. Taat dan hormat, berarti patuh pada perkataan orangtua yang terkait dengan firman Tuhan. Kepatuhan anak pada orangtua ada batasnya. Jika perintah orangua bertentangan dengan Firman Tuhan maka anak-anak harus lebih taat pada Allah dari pada orangtua (Kisah Para Rasul 4:19)
Dalam memilih pekerjaan, teman hidup, hoby, orangtua tidak boleh memaksa anak-anak mengikuti kehendak orangtua. Sebab anak-anak milik Tuhan bukan milik orangtua. Kepada anak-anak yang sudah dapat mengambil keputusan, maka orangtua hanya sebatas memberikan masukkan sesuai ajaran Tuhan.
Anak-anak yang taat dan menghormati orangtua adalah anak-anak yang mendengar didikan orangtua, maka Tuhan memberikan sejahtera sepanjang umurnya. Kasih dan kesetiaan ditulis dalam hati, seperti diungkapkan dalam PKJ 268 Reff: Hai dengarlah anakku didikan yang dib’rikan orang tuamu, kar’na panjang umurmu serta sejaht’ra ditambahkan padamu. Janganlah kiranya kasih dan setia serta kebajikan meninggalkanmu.Tuliskanlah itu dalam hatimu serta kalungkan itu pada lehermu. Amin.
Berdoa:
Ya Tuhan mampukan kami orangtua untuk mendidik anak-anak kami, cucu kami sesuai ajaran dan nasihat Tuhan. Berikan keterampilan, hikmat, keberanian, ketegasan untuk mengajarkan kebenaran Tuhan. Mampukan anak-anak kami untuk mentaati, menghormati orangtua, karena orangtua adalah wakil Tuhan dan alat Tuhan untuk mendidik anak-anak sesuai ajaran dan nasihat Tuhan. Dalam Yesus kami berdoa, amin