16 HARI ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
Views: 0
Bacaan: Yohanes 15:17
“Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain”.
Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!
16 hari anti kekerasan terhadap perempuan merupakan kampanye internasional untuk mendorong upaya-upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia. Kampanye ini berlangsung dari tanggal 25 November yang merupakan Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan hingga tanggal 10 Desember yang merupakan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional. Kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan menekankan bahwa kekerasan terhadap perempuan merupakan salah satu bentuk pelanggaran HAM.
Data dari Komnas Perempuan menyebutkan bahwa Rentang Januari-Juli 2021 tercatat ada 2500 kasus kekerasan terhadap perempuan. Untuk data kekerasan seksual, sampai Oktober 2021 tercatat 4200 kasus kekerasan seksual (terjadi selama pandemi). Khusus untuk kekerasan seksual ini, 60 % terjadi di ranah privat / di dalam Rumah Tangga. Di dunia maya, tercatar bahwa pelecahan seksual secara daring meningkat 3 X lipat. Dari data tadi kita dapat melihat bahwa besaran angka tadi adalah jumlah kejadian yang dilaporkan, bagaimana dengan yang tidak dilaporkan dengan berbagai alasan? Dan khusus untuk pelecehan seksuan justru terjadi sangat dekat dengan kita, yaitu di ranah rumah tangga. Melihat krusialnya persoalan ini, maka kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan perlu dilakukan.
Dari mana kita memulainya? Bila melihat data bahwa ranah privat atau rumah tangga menunjukkan prosentase tertinggi, maka kesadaran bersama di dalam keluarga terkait dengan penghargaan dan penghormatan terhadap perempuan harus ditingkatkan. Tentu ini bukanlah usaha yang mudah, mengingat bahwa budaya patriarkhal, ewuh pakewuh dan malu yang begitu kuat di tanah air kita ini, akan tetapi tidak berarti bahwa hal itu tidak mungkin dilakukan. Dengan upaya edukasi secara terus menerus, kesadaran akan kesetaraan gender ini pasti bisa dihidupkan. Setidaknya bila setiap keluarga-keluarga kristen mengupayakan kesadaran itu, niscaya sikap itu akan mengimbas keluar.
Orang-orang Kristen mesti berani keluar dari ’kotak’nya masing-masing untuk mulai melihat keluar bahwa peristiwa kekerasan terhadap perempuan itu masih terjadi di sekitar kita. Mungkin di ranah rumah tangga kita masing-masing sudah tidak terjadi kekerasan terhadap perempuan, namun bagimana dengan kondisi di sekitra kita? Bisa jadi peristiwa kekerasan terhadap perempuan itu masih jamak terjadi.
Oleh karena itu, agar kita dapat mengindari tindakan kekerasan di dalam rumah tangga khususnya kepada perempuan (dan anak), nasihat Tuhan Yesus menjadi penting untuk kita perhatikan, yaitu: “Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain”. Nasihat Tuhan Yesus ini disampaikan dalam kaitan nasihat-nasihat akhir Tuhan Yesus setelah perjamuan malam terkahir dan sebelum penangkapan. Tekanan yang diberikan dari nasihat ini adalah bahwa jika kita sudah merasakan kasih dari Tuhan, maka kita harus juga mempraktikkan kasih itu kepada orang-orang lain. Sebab kasih itu merupakan ciri kekristenan, karena Allah adalah kasih.
Oleh karena itu, mari kita sebagai pengikut Tuhan mesti bergerak bersama di dalam kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan. Kita melakukan semata-mata karena kita mengasihi sesama kita siapapun mereka.
Selamat berjuang, Saudaraku, Tuhan Yesus memberkati.
Salam: Guruh dan keluarga
Doa:
Terimakasih, ya Tuhan, karena Engkau mengingatkan kami untuk mewujudkan kasih kepada sesama kami mulai dari rumah kami masing-masing. Kami yakin, Roh Kudus akan menolong kami untuk mewujudkannya. Terimakasih Tuhan Yesus. Amin.