SAYA SIAP DIPANGGIL TUHAN
Views: 0
Bahan: Yohanes 14:1-2
Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.
Kita sudah menjalani Minggu Adven II, untuk itu kita merenungkan untuk menantikan sesuatu yang pasti bersama Kristus. Pada umunya kita membutuhkan ‘kepastian.’ Salah satu yang pasti bagi kita ialah ‘kematian’ atau kita pasti mati, walau waktu dan tempatnya tidak pasti. Namun menjadi aneh, justru kita selalu menghindari, menunda atau menolak kematian itu. Paulus katakan, kita janganlah mendahului mereka yang meninggal (I Tes 4:15), artinya kita tidak mencari perkara untuk meninggal. Pada saat orang yang kita kasihi meninggal, dengan rasa iba kita mungkin berkata: “mengapa dia yang dipanggil Tuhan,” tandanya kita tidak rela dia meninggal, karena ada yang lebih tua, ada yang lebih parah sakitnya. Bahkan ada yang berkata: “mengapa bukan saya yang dipanggil Tuhan,” atau mengapa pada saat ini, saat pandemic covid-19. Kita tidak siap kehilangan dia. Walau kita katakan: mengapa bukan saya saja, tetapi apakah itu berarti kita sungguh-sungguh siap mati pada saat itu? Seandainya Tuhan bilang: “Ya sudah, ganti saja dia,” mungkin kita mundur juga. Iman, itulah yang membuat kita selalu siap dipanggil Tuhan.
Jika kematian menjemput siapa pun, kapan pun, oleh iman dia harus siap, maka bagi dia ada harapan, ada kehidupan di balik kematian, ada kebahagiaan yang dirindukan orang beriman. Kerinduan itu karena Yesus berkata: “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.” Jangan takut, jangan gelisah, tempat yang diidamkan dijamin oleh pemiliknya. Pintu untuk mencapai tempat itu bagi kita ialah kematian. Bagi orang beriman, kematian berarti awal hidup baru, dengan kebahagiaan yang tak terhingga ‘di sana tiada air mata duka’ (Wah 21:4). Kalau demikian, siapa yang tak mau masuk sorga? Tentu tak seorang pun yang angkat tangan. Selanjutnya siapa yang mau masuk sorga? Tentu semua kita tunjuk tangan, mengapa mau masuk sorga? Coba jawab sendiri. Kalau ditanya lagi, siapa yang mau masuk duluan? Di sinilah tema kita berbicara: SAYA SIAP DIPANGGIL TUHAN. Di sinilah saya hendak katakan “Saya mau duluan, saya mau kalau Tuhan kehendaki dipanggil saat ini.” Kemauan saya ini bukan karena saya frustrasi, atau susah menderita dalam hidup ini, justru saya sangat happy, bahagia bersama anak cucu, bahkan merasa di puncak hidup ini, mencapai yang terbaik dalam hidup saya, jadi saya senang kalau hari ini masuk surga, tiket sudah ada, jaminan sudah ada, jalan saya telah miliki. Saya saat ini merindukan surga dan itulah iman. Maafkan kami mengungkapkan setahun yang lalu, tepatnya besok tgl 7 Desember kekasih kami ibu Nutiami Mendrofa sudah satu tahun meninggalkan kami. Baju yang biasa dia pakai masih tergantung di kamar kami, setiap kali saya memandang baju itu, saya berkata dalam hati, ibu kami telah berbahagia bersama Yesus, sedikit pun tak ada rasa sesal dan duka, karena Yesus berkata: “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal.” Sebaliknya alangkah indahnya, kalau Tuhan kehendaki supaya secepatnya kami bisa bertemu kembali. Rupanya rencana Tuhan masih tersisa buat saya untuk berbuat sesuatu, Tuhan masih memberi waktu bagi saya, maka saya akan berusaha hidup dalam rahmat-Nya hingga menjadi saluran berkat bagi banyak orang, berbuat sebaik mungkin dan menyerahkan yang terbaik kepada Allah, tekad dan doa kami “let’s do the best, let God the rest.”
Mari kita aplikasikan renungan ini dengan pokok berikut:
- Menurut pemahaman Anda bolehkah kita menangis karena kematian orang yang kita kasihi? Mengapa?
- Dalam usia Anda yang sekarang sudahkah Anda siap dipanggil Tuhan? Mengapa?
- Kalau Anda mengunjungi makam orang yang Anda kasihi, apa yang Anda pikirkan tentang dia yang di makam itu dan kalau berdoa apa inti doa Anda di tempat itu?
Mari berdoa:
Bapa kami yang di Sorga, hidup ini menjadi indah dan dinamis bergerak ke arah yang memuliakan Tuhan, itulah harapan kami. Selagi kehidupan ini kami pakai, Tuhan membekali kami dengan karunia dan talenta agar hidup kami berkenan memuliakan Tuhan, bila tiba saatnya kami dipanggil meninggalkan kehidupan ini, kami tahu pasti akan bersama denganTuhan dan Juruselamat kami Yesus Kristus. Kami berdoa untuk mereka yang masih muda, semoga mereka tidak memboroskan kehidupannya untuk hal-hal yang merusak dirinya, bagi mereka yang dewasa, semoga mereka mampu bertahan tetap setia dalam Kristus, bagi mereka yang sudah tua, semoga mereka mampu men jadi teladan dalam mengikut Tuhan. Mampukan kami orang tua merawat dan mengasuh anak-anak kami mengenal jalan Tuhan. Kalau saatnya kami dipanggil, maka itu juga saatnya kami bahagia bersama Tuhan, Inilah doa kami dalam KristusTuhan, Amin [AS06122021]
