KUSONGSONG BAGAIMANA
Views: 0
Bapak Ibu dan Saudara sekalian yang sedang mengikuti renungan harian GKI Kwitang, Syalom Alekhem.
Pada Minggu-minggu Adven ini ada banyak pertanyaan dari umat: Bagaimana seharusnya sikap kita dalam menyambut kedatangan Tuhan? Untuk menjawab pertanyaan itu, pada hari ini kita merenungkan sebuah tema “Kusongsong Bagaimana”. Firman Tuhan yang mendasari renungan kita terambil dari kitab Injil Lukas 1:76-79 Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya, untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka, oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia akan melawat kita, Surya pagi dari tempat yang tinggi, untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera.”
Demikianlah Firman Tuhan. Berbahagialah setiap orang yang mendengar Firman Tuhan dan yang melaksanakannya.
Bacaan kita hari ini adalah bagian dari puji-pujian Zakharia yang disebut Benedictus. Tuhan Yesus digambarkan sebagai “Surya Pagi dari tempat yang tinggi”. Mengapa Tuhan Yesus digambarkan sebagai Surya Pagi dari tempat tinggi? Karena keselamatan adalah tindakan nyata dari Allah Yang Mahatinggi dalam diri Yesus Kristus bagi manusia yang berdosa. Dialah “Sang Surya Pagi” yang telah datang untuk menerangi kegelapan dunia.
Sepasti menanti matahari terbit di ufuk timur waktu pagi, kita menanti kedatangan Tuhan. Sebelum matahari terbit, kita merasakan kegelapan malam yang meliputi bumi, dan suasana begitu sunyi. Akan tetapi pasti, pada saat terbit Surya nan terang, maka suasananya akan terasa sangat indah sekali. Terang itulah yang dinamakan Surya Pagi. Selanjutnya tidak akan ada lagi kesunyian dan kegelapan.
Inilah yang hendak digambarkan oleh Zakharia, bahwa oleh rahmat dan belas kasihan Allah kita, Ia melawat manusia yang hidup dalam kegelapan dosa dan dalam naungan maut untuk melangkah dalam damai sejahtera Allah. Puji Tuhan!
Seperti kesaksian pujian yang dipersembahkan oleh anggota jemaat GKI Kwitang Bajem Cililitan, sebuah lagu “Kusongsong Bagaimana” Lagu ini menceritakan bagaimana kita harus menyongsong datangnya Tuhan Yesus.
Pertama, seperti kalau kita berada di tempat wisata dengan antusias mau menyongsong sunrise / matahari terbit. Kita berjalan di tengah malam yang gelap dan dingin untuk menyambut matahari terbit. Demikian juga sekarang kita bersiap-siap menyongsong kedatangan Tuhan Yesus Terang Buana atau Terang Dunia. Amin, Saudara?
Kedua, seperti lagu ini mengatakan: “Hai insan yang berduka, tabahkan hatimu! Dan pandanglah ke muka, hai kamu yang lesu.” Mengapa Saudara? Karena: “Telah di ambang pintu Penolong mulia. Dengan harapan itu jiwamupun lega.” Maka sambil menanti, kita dapat bersaksi kepada dunia dan mengatakan: Tuhan Yesus adalah Surya hidupku! Tuhan menjadi Penyuluh jalanku, Aku tetap yakin akan janji-Mu!.
Ketiga, sebagaimana Yohanes Pembaptis diutus menjadi pelayan Allah untuk mempersiapkan umat-Nya menyambut kehadiran “Sang Surya Pagi”, bersediakah Saudara diutus menjadi pelayan Allah untuk mempersiapkan diri dan sesama menyambut kedatangan Tuhan dengan membawa damai bagi keluarga, gereja dan masyarakat?
Lakukanlah saja! Itu sudah cukup! Amin.
Mari kita berdoa:
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada-Mu, ya Allah. Oleh karena rahmat dan belas kasihan-Mu, Engkau hadir sebagai Surya Pagi. Terangilah hidup kami supaya kami mampu menyongsong kedatangan-Mu. Karuniakanlah kepada kami kemampuan untuk tetap setia menjadi pelayan-pelayan-Mu yang membawa damai sampai Tuhan datang. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin.
Tuhan memberkati Saudara dan keluarga!
(AM 9122021)