IMMANUEL BAGIKU
Views: 0
Bahan: Matius 1: 22-23
Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Immanuel” – yang berarti: Allah menyertai kita.
Kemarin hari Minggu, kita merayakan Minggu Adven III, semakin dekat perayaan Natal tiba bagi dunia. Sebelum covid-19 datang, bila tiba bulan Desember serasa masyarakat kita diajak meriah meramaikan Natal. Mall dan toko mendekor ruangan mereka dengan pernik-pernik Natal, walau pun ada mereka yang menentang menyatakan tidak menerima suasana seperti itu. “Tidak mengapa,” walaupun ada yang menentang dekorasi Natal di tampilkan yang telah menjadi milik masyarakat. Karena itu tema kita mengingatkan kita bahwa Natal, perayaan kelahiran Tuhan Yesus di dunia tidak sembarangan yang menerimanya. Tema kita mengingatkan lebih eksklusif Natal itu untuk siapa? yaitu untukku, untuk semua yang menyiapkan diri, menyiapkan hati menyambut kelahiran Tuhan Yesus.
Memahami lebih baik dengan nama Imanuel, sebaiknya kita membaca dari Yesaya 7. Nabi Yesaya pada zaman raja Ahaz menjadi raja Yehuda, situasi mencekam, ketakutan raja Ahaz yang kehilangan pegangan menghadapi ancaman serangan kerajaan Aram yang berkoalisi dengan kerajaan Israel (Utara) untuk menyerang Yehuda dan Yerusalem. Selain dua kerajaan ini raja Ahaz juga dibayang-bayangi ketakutan serangan oleh kerajaan Asyur, yang terkenal ganas. Untuk menenangkan hati raja Ahaz yang galau, cemas, penuh kuatir itu, maka Allah mengutus nabi Yesaya memberitakan “jangan takut” yang digambarkan nabi Yesaya Raja Aram dan raja Israel hanya bagaikan puntung kayu bakar yang tinggal asapnya saja. Nabi Yesaya menyadarkan Ahaz untuk berharap dan mencari nasihat dari Tuhan. Tetapi raja Ahaz tidak mau, dia tidak yakin Allah mampu mengalahkan tiga kerajaan yang mengancam dia, yaitu Aram, Israel dan Asyur. Untuk meneguhkan hati raja Ahaz, maka Yesaya menyarankan “mintalah pertanda dari Allah,” tetapi raja Ahaz tidak mau berurusan dengan Allah, karena dia tidak yakin. Dalam kegalauan hati Ahaz inilah nabi Yesaya membuka jaminan yang patut diharap dengan mengatakan, kalau engkau tidak mau dekat dan berharap kepada Tuhan, dengan meminta tanda jaminan dari Tuhan, maka Tuhan sendiri akan memberi tanda yaitu: “… seorang perempuan muda akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel,” yang artinya: “Allah menyertai kita.”
Tema kita berbunyi: IMANUEL BAGIKU, Imanuel bukan sekedar dekorasi toko, Imanuel bukan sekedar penggembira dan bisa dimanfaatkan dalam bisnis kita. Tetapi Imanuel bagi hati yang galau, segalau hati raja Ahaz, Imanuel bagi orang yang tidak tahu lagi sumber kekuatannya, Imanuel bagi orang mencari pertolongan, jangan mengeraskan hati seperti raja Ahaz. Covid-19 masih belum teratasi sepenuhnya, ekonomi belum membuka kesempatan kerja, penerimaa PNS masih sangat terbatas, sedangkan laju pertumbuhan tenaga kerja, lulusan tenaga terdidik makin bertambah, dalam suasana seperti ini patut kita bertanya, hendak ke mana pemuda-pemuda kita pergi merajud masa depan mereka? Dalam suasana inilah kita merayakan Natal yang dengan kelahiran Sang Imanuel yang berarti Allah Allah beserta kita. Suasana apapun yang menanti kita, persoalan apapun melilit kehidupan kita, justru dalam suasana itulah kita bergumul, berjuang dan berharap bersama Sang Imanuel, Allah menyertai kita, kita tidak sendiri. Persoalan tidak berkurang, persoalan tidak lari, tetapi kita hadapi dengan penyertaan Tuhan. Anda mau cari pekerjaan, bertanya usaha apa, beban hidup cukup berat, untuk itulah Sang Imanuel lahir dan datang.
Mari kita perdalam renungan ini dengan pokok berikut:
- Bercermin dari situasi raja Ahaz, kekuatiran bahkan ketakutan dan persoalan; adakah Anda menghadapi situasi seperti itu?
- Yakinkah Anda, Allah mampu menjadi sumber pertolongan, kekuatan menghadapi kesulitan atau ancaman atau kekuatiran yang mendesak Anda?
- Kita merayakan Natal, apa yang kita persiapkan agar Sang Imanuel nyata bagi kita?
Mari Berdoa:
Bapa kami yang di Sorga, kami merayakan Natal, sebagai pemenuhan janji Bapa, yaitu Bapa mengutus Yesus Tuhan menyertai kami. Kami mengangkat syukur, karena Bapalah yang tahu apa kebutuhan kami, yaitu mengutus Yesus membawa kuasa Sorga yang bekerja untuk kami, itulah Imanuel. Kami tidak sendiri lagi, tetapi Dia mencari kami, menghibur, mengobati, memulihkan kami menemukan tempat di hadirat Bapa. Akhirnya Sang Imanuel memikul beban dan hukuman dosa yaitu maut bagi kami, kami sungguh bersyukacita, gembira merayakan Natal. Inilah doa kami, dalam Yesus Sang Imanuel, Amin. [AS13122021]