KITA LAYAK KARENA KASIH TUHAN
Views: 0
Bacaan: Kisah Para Rasul: 23-33
Ketika umat Kristen bersandar pada Tuhan di tengah cobaan hidup, apakah kita berpikir bahwa itu bertujuan hanya untuk kemuliaan Tuhan saja. Sesungguhnya seringkali iman dan percaya Tuhan kepada kita terutama dan pertama malahan berguna untuk diri kita sendiri. Bayangkan saja jika kita membiarkan diri hanyut dan hancur karena sikap, perlakuan orang lain atau karena situasi yang tak menyenangkan, itu semua bukankah malah merugikan kita sendiri. Dengan bersandar pada Tuhan, yang penuh kasih dan pemurah, kita diberi tidak dikuasai oleh kelemahan dan kebodohan masa lalu karena masa lalu sudah dibersihkan oleh Dia. Kita diberi kekuatan untuk menerima masa kini, bagaimanapun keadaannya. Dengan bersandar pada Tuhan, kita malah diberi hati yang memuji Tuhan dan dipenuhi syukur bahkan dalam susah sekalipun.
Lihatlah Paulus yang berada di penjara; Sukacita bersama dengan Tuhan dan bersandarnnya pada Tuhan, telah melampaui kesusahan berada di penjara. Walau Paulus dipenjara bukan karena kesalahannya namun karena kebenaran Tuhan, Ia juga tak protes pada Tuhan atas situasi itu. Ia malah berdoa dan memuji Tuhan. Sekali lagi itu karena ia besandar pada Tuhan saja. Puji Sukur kepada Tuhan yang kita kenal dalam Kristus Yesus, memberikan kita pedoman untuk bersandar padaNya; melalui Paulus, hamba Kristus yang setia. Dengan ini kita dikuatkan bahwa umat Kristen tak perlu ragu untuk tetap beriman dan bersandar pada Tuhan
Saat badai hidup melanda. Bersama dengan Tuhan kita mendaptkan kekuatan untuk tetap berjalan kedepan dalam Iman. Walau jalan kita lambat, karena halangannya berat, tak mengapa, karena Tuhan tetap bejalan di sisi kita. Bahkan jika kita membutuhkan jeda dan berhenti sejenak, untuk beristirahat; berdiam diri, merenung dalam pergumulan hidup ini, Tuhan pun pastilah memahaminya. Jika kepada Paulus Ia memberikan KasihNya dan kesempatan yang besar, maka kepada kita pun demikian, Tuhan memahami dan mengerti beban berat yang kita panggul. Dalam keadaan itu, marilah kita melatih diri terus untuk selalu kembali dan berharap kepada Dia, Allah yang berkusa, yang msmahami kita. Kepada Dia kita datang, karena kita beriman dan mau setia kepadaNya terus.
Kekuatan dari Tuhan dapat muncul kepada kita yang bersandar kepada Nya, dalam berbagai macam cara dan wujud. Paulus mengalaminya saat itu, kekutan Tuhan berupa Gempa yang menggoncang. Malapetaka gempa, malah menjadi alat di tangan Tuhan untuk membuatnya bebas dari penjara itu bahkan membawa kepala penjara dan keluarganya kepada Tuhan. Itulah sebabnya, mengapa kita perlu berharap pada Tuhan saja, karena di tanganNya, kemalangan bagi orang lain malah menjadi kekuatan, kelepasan dan muncul atau tumbuhnya iman bagi orang-orang yang dikasihiNya. Paulus tidak memakai kesusahannya menjadi alasan untuk membenci dan mengacuhkan kepala penjara itu. Ia tahu bahwa kepala penjara itu sedang kesusahan dan tertekan, laku ia bertindak menunjukkan kasih dan rahmat Tuhan melalui dirinya. Kasih melampaui kebencian pada petugas yang memenjarakan diri nya, sehingga Paulus dapat menjadi orang yang mengulurkan tangan bagi keselamatan kepala penjara itu bahkan kelurganya.
Kenyataan yang dialami oleh Paulus membuat kita menyadari bahwa, dalam keadaan sulit kiranya kita tidak mengurangi iman dan kasih kita kepada Tuhan dan sesama. Kita adalah umat Tuhan yang setia dan mau berhari selalu padaNya. Kita layak dan bisa untuk tetap menjadi saluran kasih Tuhan, dalam keadaan apapun. Kiranya kita terus Yakin bahwa kekuatan, berkat dan sukacita akan terus mengalir dalam hidup kita karena kita adalah orang-orang yang dikasihiNya. (LiN12-12-2021)