DIALAH YANG MENEMPATKAN
Views: 0
Kejadian 45:1-15
Salam sejahtera semoga kita makin memahami bahwa kuasa Tuhan mampu menempatkan kita dalam tugas tertentu, untuk memelihara kehidupan seperti diungkapkan dalam Kejadian 45:8 Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.
Sebelum Yusuf ditempatkan Tuhan dalam tugas penting di Mesir, ia dibentuk Tuhan di rumah Potifar. Tuhan menyertai Yusuf sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya sebagai budak. Kata selalu berhasil, jangan ditafsirkan menjadi orang kaya, orang sukses, tapi berhasil dalam menjalankan tanggungjawab yang dikerjakannya, walau pekerjaan itu rendah kedudukannya. Yusuf mendapat kasih dan kepercayaan dari Potifar, dan diberikan kuasa atas rumah dan milik Potifar. Karena Yusuf diberi kuasa oleh Potifar maka rumah Potifar juga diberkati Tuhan. Dengan pemeliharaan Tuhan maka Yusuf disenangi dan dihormati oleh Potifar. Di mana pun orang ditempatkan Tuhan, baik dalam tugas yang paling hina dan paling hebat, kalau pekerjaan itu dilakukan dalam pemeliharaan Tuhan, maka Tuhan akan membuat berhasil pekerjaan tersebut dan disenangi. Yusuf dalam keadaan miskin dan rendah, Tuhan mengatur, membentuk dan mempersiapkan Yusuf untuk menempatkan pada jabatan penting di Mesir.
Tuhan memberkati orang yang bekerja di mana pun dengan memberikan hikmat, kebijaksanaan, kecakapan, kesetiaan, ketulusan, kejujuran, kerajinan. Orang yang setia dalam perkara kecil, akan diberi Tuhan tanggungjawab yang besar. Inilah yang dialami Yusuf. Potifar sangat puas dengan kinerja Yusuf, maka diberi tanggungjawab dan wewenang yang lebih besar. Orang yang dekat dengan Tuhan, akan bekerja baik dan menjadi berkat bagi orang lain, walau bekerja di tempat yang hina atau rendah. Ketika orang baru lulus dari perguruan tinggi, mendapat pekerjaan yang tidak terlalu tinggi jabatannya, Tuhan juga bisa membuat orang berhasil dalam pekerjaannya, bisa dipercaya oleh pimpinan, melalui pekerjaan kita juga menjadi berkat bagi tempat kerja kita. Demikian juga kita bekerja setelah pensiun, Tuhan juga bisa membuat berhasil dalam tanggungjawab dalam pekerjaan lainnya. Saat kita melayani di gereja atau organisasi, kita juga bisa dibuat berhasil oleh Tuhan dalam tanggungjawab yang diberikan.
Dari kisah Yusuf, kita memahami berkat Tuhan itu adalah bekerja dengan rasa tanggungjawab, dipercaya dan dikasihi oleh orang yang memberi pekerajaan. Berkat diberikan Tuhan karena orang dekat dan bergantung pada Tuhan. Berkat yang kita terima bukan kekayaan, tapi iman yang baik, perilaku yang baik dan berguna dalam pekerjaan kita seperti pengalaman Yusuf. Walau Yusuf tidak bersama-sama keluarga, tapi Yusuf bersama-sama Allah. Yusuf terpisah dari ayah dan ibu serta saudaranya, tapi Yusuf tidak terpisah dari Allah, inilah yang menghibur dan menguatkan Yusuf dalam pergumulannya.
Kehadiran Allah yang menyertai kita dalam setiap pekerjaan kita di rumah, di kantor, di tengah masyarakat, membuat semua pekerjaan kita menjadi berhasil. Orang yang ingin berhasil seperti Yusuf, maka ia menjadikan Allah sebagai sahabat dalam pekerjaannya, dan terus memuji Tuhan.
Orang yang dekat Tuhan, dipelihara dan diberkati Tuhan bukan berarti godaan iblis tidak ada. Godaan iblis bisa datang dalam bentuk godaan korupsi uang, suap, mengejar kekuasaan dan kedudukan dengan menghalalkan segala cara dan perzinahan. Ada orang yang sudah bekerja dengan kualitas yang sangat baik, dipercaya, tapi jatuh dalam hal perzinahan, jatuh dalam korupsi. Iblis menjatuhkan manusia dengan cara menawarkan kesenangan-kesenangan yang menyesatkan. Iblis terus-menerus membujuk Yusuf untuk melakukan perzinahan melalui istri Potifar. Tapi iblis tidak dapat mengalahkan Yusuf, sebab Allah menyertai dan menjaga Yusuf. Dengan kasih karunia Allah, Yusuf dimampukan menolak bujukan iblis. Yusuf sangat menghormati Allah dan tidak mau berbuat salah terhadap Allah dalam pekerjaan, dan ia juga menghormati Potifar yang sudah memberi kepercayaan padanya. Yusuf mampu menghindari godaan iblis, dengan cara tidak mendengar bujukan iblis. Kita belajar dari Yusuf untuk menolak bujukan iblis dalam rangka menghormati Allah dan minta penjagaan Allah dari bujukan iblis.
Orang yang bergantung pada Tuhan jangan pikir akan bebas dari cobaan, buktinya Yusuf yang telah menolak bujukan iblis, selanjutnya mendapat cobaan fitnah dari istri Potifar. Istri Potifar menuduh Yusuf telah mempermainkan dirinya, dan mendekati dirinya. Atas fitnahan istri Potifar, Yusuf dimasukkan dalam penjara. Apakah dalam penderitaan Yusuf, Allah tidak menjaga, memelihara Yusuf agar tidak masuk penjara dan bisa dibebaskan dari menjadi budak Potifar? Allah tetap menjaga dan memelihara Yusuf adalah dengan menempatkan Yusuf dalam penjara tempat tahanan raja dikurung. Yusuf tetap diberkati Tuhan, dilimpahkan kasih setia Tuhan dan segala pekerjaan di penjara dibuat Tuhan berhasil. Yusuf menjadi kesayangan kepala penjara dan dipercaya untuk mengurus seluruh pekerjaan di penjara. Yusuf juga berkenalan dengan pegawai istana yang ditahan, dan menjadi sahabat. Tuhan yang mengatur agar Yusuf berkenalan dengan pejabat istana yang dipenjara dan gelisah karena mimpi mereka. Melalui seorang juru minum yang dijelaskan arti mimpinya, Yusuf meminta tolong agar diceritakan tentang dirinya kepada Firaun, agar dikeluarkan dari penjara karena Yusuf tidak bersalah. Ketika mimpi Firaun tidak ada yang bisa menjelaskan, maka juru minum teringat pada Yusuf dan menceritakannya pada Firaun. Setelah menjelaskan arti mimpi, maka Yusuf dipercaya oleh Firaun untuk menjadi pejabat. Allah yang bekerja melalui mimpi Firaun, dan melalui Firaun, Allah mengangkat Yusuf menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir. Inilah cara Tuhan memelihara kehidupan agar terhindar dari kelaparan yang akan terjadi. Tuhanlah yang mengatur dan menempatkan Yusuf sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh tanah Mesir.
Dalam kehidupan sehari-hari kita juga mengalami fitnah di kantor, di gereja, di masyarakat, walau kita sudah berlaku jujur, bertanggungjawab, tetap saja fitnah, berita palsu menimpa kita, bahkan ada orang di penjara walau tidak ada kesalahan. Tapi kuasa Tuhan akan menetapkan di mana kita berada. Tuhan yang mengatur langkah kita, di dalam tangan kasihNya selalu memimpin langkah pekerjaan, pelayanan dan kehidupan kita. Di dalam badai kebencian, fitnahan, kita tidak takut, hati kita tetap tenang dan teduh, sebab tiap langkah kita, Tuhan yang pimpin seperti ungkapan dalam NKB 188:1 Tiap langkahku diatur oleh Tuhan dan tangan kasihNya memimpinku. Di tengah badai dunia menakutkan, hatiku tetap tenang teduh. Ref. Tiap langkahku ‘ku tahu yang Tuhan pimpin ke tempat tinggi ‘ku dihantarNya, hingga sekali nanti aku tiba di rumah Bapa sorga yang baka. Amin
Berdoa:
Ya Tuhan mampukan kami memahami bahwa kuasa Tuhan mampu menempatkan kita dalam tugas tertentu. Kami belajar dari pengalaman Yusuf yang dibentuk Tuhan dalam tugasnya sebagai budak, tapi Tuhan menyertainya dan membuat berhasil dalam pekerjaannya. Buatlah kami berhasil dalam menjalankan tanggungjawab yang diberikan, berhasil dalam pekerjaan dan pelayanan kami. Berikan kami hikmat, kebijaksanaan, kecakapan, kesetiaan, ketulusan, kejujuran, kerajinan, sehingga kami setia dalam perkara kecil, dan Tuhan akan memberi tanggungjawab yang besar. Tuhan yang mengatur, menetapkan langkah-langkah pekerjaan, pelayanan yang kami lakukan di rumah, di tempat kerja, di gereja dan di masyarakat, dalam Yesus kami berdoa amin