HOW TO HANDLE MONKEY MIND
Views: 0
Bacaan: Mazmur 1-4,8-10,12-13
Pada saat kita menghadapi persoalan, kita sering merasa yang paling susah: “Aku susah sekali, tak ada yang mau mendengar” atau “Aku susah sekali karena kau tak seperti harapanku” atau “Aku sedih sekali karena kau pergi dariku” atau “Aku sedih sekali karena kau tak mempercayaiku” atau “Aku sangat kecewa karena kau meragukanku” atau “Aku sangat kecewa karena kau menghianatiku” atau “Mengapa pengalaman ini menimpaku?” dan lain-lain. Pada saat seperti itu, seolah pikiran kita menloncat-loncat bak monyet yang sedang berada di belantara gelap yang tak tahu tujuan. Apakah kita hendak marah?, Mengumpat atau berteriak? Semuanya itu tertahan di antara tata krama, nilai budaya dan sosial dan penilaian agama. “Tak baik bersedih dan marah dan kecewa….”, Katanya. Masalahnya adalah semua itu ada. Bagaimana ini?
Mari kita melihat apa yang dituliskan oleh Daud dalam Firman di atas.
Dalam ketidak mampuannya menemukan sosok manusia yang dapat memahami dan menjadi tempatnya untuk didengarkan dan yang dapat menguatkannya, Pemazmur menemukan Tuhan.
Ketika dirinya dapat menjadi pedih karena berbagai pikiran meresahkan yang berayun-ayun, mengganggu ketenangan jiwa dan batinnya. Pemazmur mengajak jiwa(kehidupan) dan batin (hati) nya mengendalikan segala kecamuk itu; Bukan menolak, melainkan mengendalikannya. Pengendalian ini seolah mengatakan “haloooo jiwa dan batinku, jangan biarkan dirimu dikuasai oleh pikiran buruk dan negatif yang tak menentu itu. Itu semua akan merusakmu”. Percakapan demikian kepada jiwa dan batin diri, dapat kita lakukan untuk mengendalikan diri yang , sedih, marah dan kecewa.
Jika pikiran kita mengajak kita melulu mempersalahkan diri terhadap semua kesedihan dan penderitaan ini, maka ingatlah bahwa Tuhan Allah telah mengampuni segala kesalahanmu. Tuhan Allah juga yang menyembuhkan menyembuhkan segala penyakitmu: penyakit karena kesedihan dan “luka”mu. Tuhan adalah sumber pemulihan kita. Dengan kasih Nya yang besar bahkan Ia telah menebus kita dari lobang kubur. Tak ada dosa dan penyakit yang mampu melampaui kasih setia dan rahmatNya.
Dalam rentang di waktu ini; perasaan dan pikiran yang yang fluktuatif nya begitu tajam dan cepat, lalu mulai ditenangkan dan mulai melandai, karena kita tahu bahwa jiwa dan batin kita lebih bersyukur karena sakin hari, semakin memahami bahwa Tuhan Allah yang penuh kasih setia dan rahmat telah merangkul kita dengan lembut. Kita memutuskan untuk menguasai dan mengendalikan pikiran dan perasaan yang dapat hadir dengan percaya bahwa, kita akan menggandeng LenganNya (Tuhan) di sepanjang kehidupan kita. Kita tak ragu menggandengNya karena Ia panjang sabar dan tahu apa yang kita butuhkan untuk menolong dan membentuk kita.
Kesadaran ini bukan hendak menolak dan membohongi diri bahwa kita tak akan pernah lagi merasakan dan memikirkan kesusahan dan kesedihan, juga kemarahan. Itu semua tetap bisa ada, namun jiwa dan batin kita tak lagi memberi tempat utama kepadanya.
Kita akan menerima keberadaan itu semua, namun kita juga akan lebih membiarkan kasih dan rahmat Tuhan merangkul, menguatkan, dan memulihkan kita. Tangan kita akan terbuka lebar, menyambut segala hikmat, kekuatan, kasih, kemapuan dan berkat dari Tuhan, yang mungkin hadir lewat berbagai segalanya.
Inilah yang disebut proses pemulihan, ketika kita tahu bahwa kita menyadari bahwa, kita tidak mustahil akan mengalami lagi segala tantangan yang membuat pikiran dan hati kita mengalami luka, kesedihan dan kemarahan. Tetapi walaupun demikian kita juga memiiki kesadaran bahwa kita akan dapat menghadapi dan melewatinya. Ini semua disebabkan adanya kehendak dari dalam diri kita sendiri (dari jiwa/kehidupan dan batin/hati kita sendiri bahwa tak akan menyerahkan pikiran dan perasaan ini dikuasainya. Segala keyakinan ini didasari karena: ada kasih dan Rahmat Tuhan yang aku miliki. Aku mau mengingat kasih dan Rahmat Tuhan. Jiwaku dan batinku yang dipenuhi kasih dan rahmat Tuhan menjadi alat yang memulihkan, menguatkan, kehidupan dan perasaanku di tengah dunia ini.
Untuk itu semua, kita bersyukur kepadaNya
Segala Pujian Bagi KemuliaanNYa. (LiN22-02-2022)