SEJENAK AKU MENOLEH
Views: 0
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Syalom Alekhem!
Saudara, perjalanan hidup kita dapat diumpamakan seperti perjalanan dari Jakarta menuju Puncak dengan naik mobil. Kita melewati jalan tol yang lebar, yang seharusnya lancar namun terkadang ada hambatan. Kita melewati jalan biasa yang lurus, namun kadang-kadang berkelok-kelok. Ada kalanya berjalan landai, tetapi juga harus menanjak, menurun dan menanjak lagi. Perjalanan itu seharusnya menyenangkan, tetapi terkadang justru tidak menyenangkan, terlebih kalau harus berhenti karena macet padahal tempat tujuan sudah dekat.
Ketika kita sedang berhenti, sejenak kita dapat melihat pemandangan yang indah di samping kiri atau kanan, bahkan di belakang kita. Hari ini kita merenungkan perjalanan hidup kita dalam terang firman Tuhan yang berjudul: “Sejenak aku menoleh”. Firman Tuhan yang mendasari renungan kita diambil dari kitab Mazmur 143:5-6 (terj. BIMK) Kuingat hari-hari yang lalu; kupikirkan segala perbuatan-Mu, kurenungkan semua karya-Mu. Aku berdoa kepada-Mu dengan tangan terentang; seperti tanah yang kering, jiwaku merindukan Engkau . Demikianlah firman Tuhan. Yang berbahagia ialah setiap orang yang mendengar firman Tuhan dan yang memeliharanya.
Mazmur Daud ini melukiskan seorang percaya yang dalam perjalanan hidupnya menghadapi berbagai pergumulan dan persoalan besar, sehingga ia merasa sudah kehabisan daya tahannya. Yang tersisa hanyalah harapan dalam doa bahwa Allah akan menolong hidupnya dipulihkan kembali. Ketika dia mengingat, memikirkan, dan merenungkan kembali segala pekerjaan Tuhan dalam perjalanan dirinya, sungguh ajaib. Dia menyadari bahwa kasih Tuhan terus dilimpahkan kepada dirinya, meskipun saat ini sedang menghadapi penderitaan.
Dalam kondisi seperti ini ia makin dapat merasakan kasih Tuhan yang ajaib dalam hidupnya. Di tengah keterpurukan dan bahaya, ia merentang tangan menengadah kepada Allah, Sumber keselamatannya.
Seorang penatua GKI Kwitang yang mengisahkan sebuah perjalanan hidup melalui pujian: ”Sejenak aku menoleh pada jalan yang t’lah kutempuh. Kasih Tuhan kuperoleh, membuat aku tertegun.” Meskipun saat ini masa pandemi belum usai, dan kita tidak tahu apa yang akan terjadi di hari esok di depan kita, bahkan saat ini kita sedang mengalami berbagai persoalan hidup. Tetapi ketika kita sejenak menoleh ke belakang, kita melihat banyak pengalaman tentang kasih Tuhan yang ajaib. Kita berharap Tangan Tuhan tetap menuntun kita di masa-masa mendatang.
Saat ini kita perlu sejenak menoleh perjalanan hidup yang telah kita tempuh. Memang, kita sudah melewati jalan yang penuh liku, kadang-kadang tanpa t’rang. Tetapi kita dapat mengatakan dengan penuh keyakinan: Tuhan membimbing aku hingga aku tercengang. Mengapa Saudara? Karena: “Kasih Tuhan membimbing aku dan hatiku pun tenang”.
Kalau kita dapat hidup bertahan seperti sekarang ini, kita mengakui sebenarnya: “Bukan karena aku baik, tetapi karena Tuhan yang memegang erat tanganku. Sesungguhnya aku tidak layak, tetapi karena kasih, Tuhan mau mendekap aku.” Betapa aku heran, oh sungguh luar biasa, karena kepadaku telah dilimpahkan segala yang terbaik oleh Tangan Tuhanku.
Saudara-saudara, kasih Kristus sudah dinyatakan di dalam diri kita.
Dengan apa kita mau membalas kasih Tuhan yang ajaib itu? Bersediakah Saudara membuat komitmen: Akan kulakukan, dan kusebarkan kasih Tuhan yang ajaib itu. Supaya banyak orang mengenal Tuhan dan mengalami kasih Tuhan. Oleh sebab itu Saudara, sebarlah kasih Tuhan mulai dari dalam keluarga, dalam persekutuan jemaat, dan dalam masyarakat. Lakukanlah saja! Itu sudah cukup! Amin.
Mari kita berdoa:
Kami memuji dan bersyukur kepada-Mu, ya Allah yang kami kenal dalam Tuhan Yesus Kristus. Engkau telah menyatakan kasihMu di sepanjang perjalanan hidup kami, apapun yang telah terjadi.
Kami berdoa bagi Saudara-saudara kami yang sakit, kiranya Tuhan memberi pemulihan.
Kami terus berharap Tangan kasihMu memimpin jalan hidup kami.
Kami berdoa dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Juruselamat kami. Amin.
Tuhan memberkati Saudara dan keluarga.
(AM 24022022)