MENYONGSONG KEMULIAAN SORGAWI
Views: 0
Bahan: II Raja-Raja 5: 17
Akhirnya berkatalah Naaman: “Jikalau demikian, biarlah diberikan kepada hambamu ini tanah sebanyak muatan sepasang bagal, sebab hambamu ini tidak lagi akan mempersembahkan korban bakaran atau korban sembelihan kepada allah lain kecuali kepada TUHAN.
Seorang teman yang kembali dari wisata Danau Toba, berkata: indah sekali, tak ada bandingnya dengan keindahan alam yang pernah saya saksikan. Kita bisa bayangkan tentu jauh lebih hebat dan lebih indah Sang Pencipta danau Toba itu. Begitu juga banyak karya-karya manusia yang besar, menakjubkan, dengan perkembangan teknologi jaman ini. Perkembangan teknologi akan memunculkan teknologi 5.0, sedangkan teknologi 4.0 saja sudah mengagumkan. Tetapi bagaimana pun majunya dan hebatnya perkembangan teknologi, namun pasti lebih hebat, agung dan mulia Sang Pencipta semesta. Kemarin ibadah Minggu, kita merayakan Minggu Transfigurasi, disaksikan tiga orang murid Yesus, membuka bagaimana kemuliaan Sorga, bagaimana kemuliaan Kerajaan Allah yang menjadi pokok pemberitaan Tuhan Yesus. Ketiga murid itu, Petrus, Yohanes dan Yakobus, terpana, tidak ada lagi kata-kata yang mampu mengungkapkan kemuliaan itu.
Bagaimana dengan Naaman yang telah sembuh, telah tahir dari sakit kustanya, atas ketaatannya kepada perintah nabi Elisa, seolah-olah dia bangkit dari kematiannya. Maka semua hadiah yang telah dia sediakan diserahkannya kepada nabi Elisa. Tetapi nabi Elisa dengan tegas menolak hadiah itu yang berarti kuasa, kasih dan kemuliaan Tuhan tidak seimbang dengan hadiah itu, tidak bisa di nilai dengan barang dunia. Tetapi dengan kesembuhan Naaman, telah membuka hatinya tumbuh imannya bahwa tidak ada allah manapun yang menyamai TUHAN yang telah mengasihi dirinya. Sebagai tanda tekadnya untuk hanya menyembah TUHAN maka dia meminta sepikul (dua karung) tanah, agar setiap kali dia bersyukur, berdoa, dia akan lakukan di atas tanah itu, sebagai lambang kiblatnya menyembah TUHAN.
Kalau kita dengar-dengar selentingan kemuliaan dan kebahagiaan sorga dari “teman-teman sebelah,” terlihat sangat jauh berbeda. Murid itu tidak menyaksikan adanya tarian bidadari yang sangat cantik. Tidak ada puluhan bidadari yang bermanja-manja di samping Musa dan Elia. Demikian pula Paulus mengungkapkan soal Kerajaan Allah, bukan soal kawin-mawin, tetapi soal kebenaran. Karena itu yang disaksikan oleh Petrus dan kedua temannya, terlihat Musa dan Elia yang semasa hidupnya di dunia telah berjalan, berjuang menegakkan kebenaran. Demikian terlihatlah mereka berpakaian kemuliaan sorgawi itu. Minggu Transfigurasi mengawali untuk kita masuk ke Minggu Prapaskah. Salah satu yang perlu kita dengar dan hayati selama Minggu Prapaskah ialah sengsara yang akan ditanggung oleh Yesus. Via Dolarosa Street akan dilalui oleh Yesus dengan memikul salib-Nya, itulah juga kita akan hayati. Tetapi Paskah berakhir pada muncaknya yaitu Kristus bangkit dari kematian, mengalahkan maut. Berita kebangkitan Yesus akan kita dengar dan hayati, bahwa tidak ada puluhan bidadari yang menyambut Yesus, sebaliknya yang menyambut Dia adalah Maria dengan ibu-ibu yang lain, mereka yang hatinya hancur, yang pengharapannya terlihat sudah putus. Namun Yesus yang bangkit memberi semangat dengan memanggil nama “Maria,” itulah sukacita Paskah yang kita awali dengan Minggu Transfigurasi. Orang yang dipanggil itu menjadi awal pemberita Injil justru mendahului rasul-rasul. Itulah salah satu keindahan dan kemuliaan sorgawi, yaitu diikutkan memberitakan Injil Kristus.
Mari kita aplikasikan renungan ini dengan pokok-pokok berikut:
- Banyak kesaksian orang berjumpa dengan Orang berpakaian putih, dan disaksikannya, sebagai awal pertobatannya “terima Yesus.” Bagaimana dengan Anda?
- Petrus, Yohanes dan Yakobus, tidak ada kata-kata lagi menggambarkan kemuliaan Sorga. Apa kata-kata Anda tentang kemuliaan Sorga?
- Yesus dan murid itu turun Kembali dari gunung itu, apa yang mereka lakukan dengan kesaksian itu dan apa yang Anda lakukan yang ikut mengimani kesaksian itu?
Mari berdoa:
Bapa kami yang di Sorga, kami bersyukur karena pengharapan sorgawi abadi menjadi terang bagi kami yang diperlihatkan oleh Tuhan Yesus kepada murid-Nya Petrus, Yohanes dan Yakobus. Kami bersyukur telah berada di jalan menuju pengharapan abadi ini yaitu Yesus, yang adalah jalan, kebenaran dan hidup abadi. Kami berdoa agar kami mampu bertahan, dan memelihara jalan hidup kami tetap dalam Kristus. Dalam segala kelemahan, ketidakmampuan kami tangan Gembala yang baik menuntun dan Roh Kudus memberi hikmat bagi kami. Demikianlah doa kami dalam Yesus Juruselamat kami, Amin. [AS28022022]
