KASIH; PRINSIP PELAYANAN SEORANG HAMBA
Views: 0
Bahan: Yesaya 42: 1 & 3,
Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa. — Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum.
Cerita kekejaman pada jaman perang, bagaimana perlakuan penguasa perang terhadap tawanan-tawanan perang. Suatu kesempatan bagi penguasa untuk memanfaatkan para tawanan yang disuruh kerja paksa. Yang Namanya tawanan, tentu mereka membutuhkan makan, minum walau pun sangat minim, sedangkan tenaga mereka dipaksa mengerjakan pekerjaan berat. Bagaimana dengan tawanan yang sakit, lemah, yang sudah tua? Bukan hanya cerita tetapi kenyatan, mereka seperti ini dibiarkan mati, tanpa diberi makan dan minum, karena prinsip penguasa, mereka tak berguna, hanya menghabiskan makanan. Namun ada cerita sebaliknya, memang bukan di zaman perang, bagaimana ibu Teresa di Kalkuta, merawat baik orang tua yang terlantar karena tidak sanggup anak dan kerabatnya merawatnya, yang sakit, dan orang jompo. Ibu Teresa mendirikan rumah perawatan orang tua, demikian juga dia mendirikan panti-panti asuhan. GKI Kwitang dengan mendirikan Yayasan Sosial Karya kasih, dengan beberapa unit pelayanannya, seperti Perawatan orang tua, Panti Asuhan, Sekolah yang berkebutuhan khusus dan perawatan orang yang terganggu kejiwaannya (sakit jiwa) yang tidak mampu lagi mengurus diri mereka.
Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan sempurna jasmani dan rohani, kesempurnaan itu terbaca “Allah menciptakan manusia itu menurut gambar dan rupa-Nya.” Tetapi sayang sekali manusia sendiri telah merusak gambar dan rupa Allah dalam hidupnya dan diganti dengan gambar Iblis. Loba, tidak perduli sesama, kekejaman, itulah gambar Iblis yang terlihat pada manusia. Firman Tuhan sebagai bahan renungan kita dengan tegas menyatakan keberadaan manusia yang dianggap tidak berguna itu, orang tua yang terlantar, orang yang menderita gangguan jiwa sehingga tidak mampu mengurus diri sendiri. Keadaan ini oleh Yesaya dalam bacaan kita mengatakan bagaikan buluh yang patah terkulai, dan bagaikan sumbu yang pudar nyalanya, justru diberi perhatian lebih, diasuh dan harkat sebagai manusia ciptaan Tuhan dikembalikan, direhabilitasi. Bukan dibuang, tetapi dipelihara. Mereka bukan tidak berguna, tetapi Sang Pencipta tetap memberi tempat yang layak.
Tuhan Yesus mengatakan: orang miskin selalu ada padamu (Mat 26:11). Maksud-Nya agar murid-murid-Nya memperhatikan, menolong orang miskin, mereka harus dirawat oleh murid-murid-Nya dan itulah yang terjadi dengan pelayanan diakonia oleh rasul-rasul (Kis 6). Nabi Yesaya menubuatkan kedatangan seorang hamba Tuhan yang melaksanakan semua hukum, terutama hukum kasih untuk mengembalikan martabat manusia sebagai ciptaan yang membawa gambar Allah. Buluh yang patah terkulai dan sumbu yang pudar nyalanya adalah diri kita sendiri, dengan segala alat-alat dosa menjadikan kita bagaikan buluh yang patah terkulai dan bagaikan sumbu yang pudar nyalanya. Semua manusia pada saatnya tidak mampu tegak berdiri, walau sebelumnya merasa gagah, bermartabat bangsawan, kaya harta disegani banyak orang, tetapi akan berakhir dalam kondisi patah terkulai dan tidak mampu lagi tegak, bagaikan lampu yang pudar. Tetapi oleh Kristus, martabat sebagai anak Bapa kita dapatkan kembali, seperti Bapa begitu mengasihi anak-Nya. Itulah perjuangan iman kita.
Mari kita bercermin diri di depan renungan ini dengan pokok berikut:
- Pernah Anda merasa diri seperti “buluh yang patah terkulai” dan ditegakkan oleh Allah kembali?
- Tugas dan panggilan untuk kita agar “buluh itu” hidup segar dan “sumbu” itu bersinar terang. Sejauh mana Anda telah melakukannya?
- Apa usaha Anda agar kita sendiri jangan sekali-kali patah terkulai atau pudar?
Mari berdoa:
Bapa, Tuhan Yesus Kristus, hidup kami tegak di hadapan Bapa karena Tuhan Yesus menopang kami, nyala api Roh Kudus bersinar karena iman kami terpelihara oleh firman Tuhan. Kami lanjutkan hidup kami dalam kasih setia Bapa, dalam tuntunan Gembala yang baik, dan oleh hikmat yang dipimpin Roh Kudus. Kami akan terus menjadi anak Tuhan menyerupai Bapa dalam Tuhan Yesus. Mampukan kami menegakkan iman saudara kami yang terkulai karena beban hidup, karena godaan roh-roh duniawi dan mampukan kami memberi tenaga agar sinar iman sesama tetap bersinar terang. Inilah permohonan kami dalam Kristus Tuhan, Amin.
[AS21032022]