DULU KU TERTINDIH DOSA
Views: 0
Umat Tuhan yang setia mengikuti renungan harian ini. Syalom Alekhem!
Renungan kita hari ini bertema : “Dulu ku tertindih dosa”. Dasar Firman Tuhan terambil dari Mazmur 32:1-2 “ Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan , dan yang tidak berjiwa penipu.”
Demikianlah firman Tuhan. Yang berbahagia ialah setiap orang yang mendengar firman Tuhan dan yang memeliharanya.
Mazmur Daud ini, merupakan nyanyian pengajaran bagi umat. Firman Tuhan hendak mengajarkan kepada kita: sungguh, betapa bahagia setiap orang yang diampuni pelanggarannya dan dosanya ditutupi. Mengapa Saudara? Karena ada hukuman yang seharusnya kita terima, karena pelanggaran dan dosa kita, namun dibatalkan oleh Tuhan, dan tidak berlaku lagi. Hukuman itu sudah dicabut, sehingga dengan pengampunan dosa itu kita dapat terbebas dari beban yang menindih dalam hidup kita, seperti beban yang berat di punggung, yang membuat kita bungkuk dan sudah diangkat.
Dalam minggu-minggu Prapaskah ini kita instrospeksi diri, masihkah kita merasa tertindih dengan beban dosa yang membuat kita malu atau dipermalukan? Masihkah kita berupaya menutup-nutupi kesalahan dan dosa kita dengan cara berbohong kepada sesama atau menipu diri sendiri? Firman Tuhan hari ini menyatakan suatu berita anugerah: “Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya dan dosanya ditutupi!”
Kebahagiaan di sini adalah bukan dihasilkan karena harta benda atau kekayaan, kedudukan, jabatan, atau kemuliaan duniawi. Kebahagiaan di sini juga bukan hasil usaha manusia, tetapi anugerah Tuhan berdasarkan pertobatan dan pengampunan dosa! Kebahagiaan karena dosanya tidak diperhitungkan Tuhan! Artinya bahwa dosanya sudah diampuni oleh Tuhan.
Seperti kesaksian pujian yang dinyanyikan oleh pelayan Ibadah Lansia GKI Kwitang sebuah lagu yang berjudul: “Dulu ku tertindih dosa”. Nyanyian ini merupakan nyanyian kesaksian oleh William J. Gaither seorang yang dulu tertindih beban dosa, akibatnya malu atau dipermalukan.
Namun ketika Tangan Tuhan Yesus menjamah dan memberi pengampunan, hidupnya menjadi lega dan bahagia. Selanjutnya ia bersaksi: “Sejak ku terima Yesus, hidupku jadi baru. Sukacita dan bahagia meluap di hatiku! Maka, tak henti-hentinya aku memuji, memuji Tuhan Yesus selamanya!”
Saudara-saudara, dulu kita tertindih dosa. Kita percaya Tuhan Yesus sudah mengangkat beban itu. Namun berapa banyak di antara kita yang masih mengalami beban berat seperti itu? Saat inilah kesempatan bagi kita untuk bertobat dan dijamah Tuhan. Supaya kita mengalami bahagia dari Tuhan. Ketika Tuhan menjamah, hidup kita menjadi baru. Kehidupan baru yang penuh sukacita dan bahagia itu membuat kita terus menerus, tak henti-hentinya memuji-muji Tuhan, sampai selama-lamanya. Amin, Saudara?
Semoga moment minggu-minggu Prapaskah seperti ini mendorong kita mengalami pembaharuan hidup melalui pertobatan dan pengampunan dosa, sehingga hidup kita menjadi baru. Ingatlah bahwa dulu kita tak berdaya oleh karena tertindih dosa!
Bersediakah Saudara tetap berkomitmen merendahkan diri di hadapan Tuhan untuk dijamah oleh kuasa kasih dan pengampunan Tuhan?
Lakukanlah saja! Itu sudah cukup! Amin.
Mari kita berdoa:
Kami memuji dan bersyukur kepada-Mu, ya Allah yang kami kenal dalam Tuhan Yesus Kristus. Hanya karena anugerah dan kasih-Mu Engkau mau mengampuni kami, sehingga kami berbahagia.
Kami berdoa bagi Saudara-saudara kami yang kehilangan bahagia karena terbelenggu dosa, mohon belas kasihan-Mu, kiranya Engkau memulihkan.
Kami berdoa dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Juruselamat kami. Amin.
Tuhan memberkati Saudara dan keluarga.
(AM 24032022)