KU TETAP SETIA
Views: 0
Bapak/ibu/saudara saudari sekalian yang mengikuti renungan harian ini. Syalom Alekhem!
Hari ini kita merenungkan tema: “Kutetap setia”. Firman Tuhan yang menjadi dasar renungan kita terambil dari kitab Wahyu 2:10 “Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan .”
Demikianlah firman Tuhan. Yang berbahagia ialah setiap orang yang mendengar firman Tuhan dan yang memeliharanya.
“Hendaklah engkau setia sampai mati” Firman ini di ucapkan oleh Tuhan Yesus dalam surat kedua kepada ketujuh jemaat di kitab Wahyu, yaitu jemaat di Smirna. Smirna adalah sebuah kota di kerajaan Roma di propinsi Asia di pantai Laut Egea, yang sekarang menjadi daerah Turki di Asia.
Smirna merupakan kota yang hebat dalam perdagangan, keindahan arsitektur gedung-gedungnya, kehebatan politik, serta agama, serta kebudayaan yang berkembang pada waktu itu.
Panggilan supaya tetap setia adalah panggilan kepada jemaat di Smirna, tetapi juga kepada kita pada zaman sekarang ini. Kesetiaan itu dilukiskan dengan semangat oleh uskup Polikarpus, seorang murid dari Rasul Yohanes. Di masa tuanya ketika Polikarpus menolak untuk menyangkal iman percayanya kepada Tuhan Yesus, meskipun resikonya ia harus mati. Di hadapan orang banyak ia menyatakan: “Delapan puluh enam tahun aku telah melayani Dia, dan Ia tidak pernah melakukan kesalahan apapun kepadaku. Bagaimana aku dapat menghujat Rajaku yang menyelamatkan aku?” Pada tanggal 23 Februari tahun 155 M. itulah Polikarpus mati sebagai Martir. Ia tetap setia kepada Tuhan Yesus Sang Juruselamatnya. Peristiwa itu menjadi kesaksian bagi banyak orang yang kemudian percaya kepada Tuhan Yesus, bahwa Ia telah mati dan hidup kembali! Puji Tuhan!
Seperti kesaksian pujian yang dinyanyikan oleh sebuah keluarga anggota jemaat GKI Kwitang lagu yang berjudul: “Kutetap setia” ciptaan Felitia Theona. Nyanyian ini menceritakan kisah wanita yang mengurapi Tuhan Yesus, yang menangis di bawah kaki Tuhan Yesus. Wanita ini rela berkurban dan mempersembahkan dirinya untuk mengasihi Tuhan Yesus, karena Tuhan Yesus telah menjamah hidupnya dengan kasih-Nya yang luar biasa.
Minggu-minggu Prapaskah ini adalah kesempatan yang indah untuk kita merenungkan kembali betapa Tuhan Yesus mengasihi kita. Di tengah segala pergumulan hidup kita di masa-masa yang sulit, saya percaya Tuhan Yesus mengasihi Anda dan keluarga.
Firman Tuhan hari ini mengajak kita untuk memeriksa diri: Sejauh mana kita tetap setia kepada Tuhan? Apakah selama ini kita tetap setia mengasihi Tuhan dan sesama? Apakah kita setia beribadah kepada Tuhan? Apakah kita setia melayani Tuhan dengan mempersembahkan diri kita?
Seperti dalam Liturgi Pengakuan Percaya / Sidi, Tuhan Yesus mengatakan: “Hendaklah engkau setia sampai mati!” Bersediakah Saudara berkomitmen menyatakan: “Tuhan Yesus, Engkau sungguh baik bagiku. Aku mau mengasihi Engkau seumur hidupku”.
Ketika kita menyanyikan lagu ini, bersediakah Saudara menyatakan: “Sampai akhir hidupku, sampai aku menutup mata, aku tetap setia menanti janji-Mu. Sampai ku dapatkan mahkota kehidupanku, ku tetap setia melayani-Mu”. Lakukanlah saja! Itu sudah cukup! Amin.
Mari kita berdoa:
Kami memuji dan bersyukur kepada-Mu, ya Allah yang tetap setia mengasihi umat-Mu. Di tengah segala pergumulan kehidupan kami, mampukanlah kami untuk tetap setia mengasihi-Mu. Mampukanlah kami mewujudkan syukur dan persembahan hidup kami dengan tetap setia melakukan pelayanan kepada Tuhan dan sesama sampai akhir hidup kami. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
Tuhan memberkati Saudara dan keluarga.
(AM 31032022)