KUKU KUKURUYUK – BEGITULAH BUNYINYA
Views: 0
Bacaan: Mazmur 130:6
“Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi”.
Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!
Awal terjadinya pandemi tahun 2020 yang lalu menyadarkan kami bahwa setiap pagi Tuhan menghadirkan paduan suara alam yang sangat indah. Suara kokok ayam jantan yang nyaris tidak pernah terdengar karena tertutup hirik pikuk kesibukan dan keramaian, sekarang menjadi terdengar dengan jalas. Ketika sumua terpaksa harus diam di rumah, di sanalah kita sadar bahwa di dalam keheningan itu ternyata alam juga menghadirkan simfoni yang indah.
Meski sekarang pandemi sudah melandai dan kesibukan sudah dimulai lagi sejak dini hari, rasanya kami sekeluarga sudah menjadi terbiasa untuk mendengar suara ayam jantan yang berkokok. Itung-itung latihan meditasi untuk mendengar irama alam meski berada di tengah hiruk pikuk dan kesibukan.
Nah, berbicara tentang ayam jantang yang berkokok ini, saya teringat sebuah games saat perayaan Paskah puluhan tahun yang lalu. Saat itu pemimpin acara memberi pertanyaan “Berapa kalikah ayam jantan berkokok sebelum Petrus menyangkal Tuhan Yesus sebanyak 3 (tiga) kali?” Semua peserta tidak boleh membuka Alkitab untuk mencari jawaban. Saat itulah, kami – para peserta – berusaha menjawab pertanyaan itu. Mulai dari jawaban serius sampai dengan jawaban ngawur kami berikan. Btw, sekarang Anda juga boleh ikut menjawab peranyaan games tadi, kok.
Baik kita lanjutkan. Menjelang Minggu Sengsara di tahun 2022 ini, sepertinya membahas tentang ayam jantan yang berkokok ini menjadi hal menarik. Kita tahu bahwa ayam jantan yang berkokok menandakan terbitnya matahari. Akan tetapi, 3 hari sebelum Paskah – Kebangkitan Kristus, kokok ayam jantan menandakan telah terjadinya penyangkalan murid terhadap gurunya. Saat perjamuan makan terakhir, Tuhan Yesus menyatakan dengan jelas bahwa sebelum ayam berkokok Petrus akan telah menyangkal Yesus sebanyak tiga kali (Mat. 24:34, Mark 14:30, Lukas 22:34, Yoh. 13:38). Dan apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus itu terbukti, setelah Petrus menyangkal bahwa dirinya mengenal Tuhan Yesus, ayam jantan pun berkokok. Menyadari kekeliruannya itu, Petrus pun pergi sambil menangis sebagai tanda penyesalannya (Mat. 24:75, Mark 14:72b, Lukas 22:62).
Kira-kira 3 hari setelah penyangkalan Petrus, suara ayam jantan yang berkokok menjadi tanda hadirnya keselamatan melalui kebangkitan Kristus dari kematian. Sebagai hewan yang selalu berkokok setiap hari, maka ayam jantan tentu juga berkokok menjelang fajar di hari paskah. Oleh sebab itu, simbol penyangkalan itu telah berubah menjadi simbol pengharapan akan keselamatan. Kokok ayam jantan itu sekarang untuk menyambut Sang Fajar. Dan kita tahu bahwa gelar kristus yang bangkit adalah Sang Fajar atau Sang Timur (latin: Oriens).
Lenyapnya kegelapan dan hadirnya keselamatan menjadi pesan penting dari peristiwa kebangkitan Kristus. Oleh karena itu, hendaknya setiap anak-anak Tuhan senantiasa memelihara keyakinan seperti ungkapan pemazmur, “Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi”. Sungguh benar, bahwa Tuhan sangat bisa diandalkan. Oleh karena itu bila kita mengalami berbagai persoalan, mari kita tetap berharap kepada Tuhan karena IA akan memberikan pertolongan-Nya tepat pada waktunya.
Suara ayam jantan yang kita dengar setiap pagi kiranya menjadi penggugah kesadaran kita bahwa masih ada harapan di dalam Tuhan, sekaligus menjadi pengingat supaya kita tidak menyangkal dan meninggalkan Tuhan. Selamat berjuang, Saudaraku, Tuhan Yesus memberkati.
Salam: Guruh dan keluarga
Doa:
Terpujilah Engkau, ya Sang Fajar pengharapan. Kami rindu untuk menyandarkan seluruh hidup kami ke dalam pimpinan-Mu. Kiranya Roh Kudus memampukan kami untuk tetap berada di dalam rancangan-Mu. Terimakasih, ya Kristus. Amin