“YA TUHANKU …..”
Views: 0
Bacaan: Yohanes 20: 24-29
Tiba-tiba, dari seberang jalan terdengar bunyi berdecit….lalu, duar… orang-orang menoleh dan berteriak “ya Tuhan….” Dua mobil bertabrakan…
Apakah makna dari teriakan “ya Tuhan”? Kebanyakan hanyalah ungkapan terkejut semata. Setelah mengungkapkan “ya Tuhan..” kebanyakan tak ada tindakan apapun; Melihat, atau malah cuma berkerumun…ingin tahu saja, apa yang terjadi?…lalu pergi…dalam kondisi seperti itu, tak ada makna mendalam yang terkandung di sana.
Ungkapan “Ya Tuhan…..” Seperti di atas, berbeda dengan ungkapan “Ya Tuhan ku dan Allah ku” yang diucapkan oleh Thomas. Ungkapan Thomas adalah pengakuan yang amat dalam dari seorang yang mengakui kebesaran dan kasih Tuhan yang hadir dan melampaui kekuatan manusia. Thomas yang tadinya dirundung kekecewaan dan kesedihan juga putus asa, seperti para murid lain, melihat kebesaran dan kemuliaan Tuhan, pada saat itu. Jika para murid lain menutup diri di kamar untuk merasakan kehilangan mereka, namun yang dialkukan Thomas adalah “keluyuran”. Dua cara berbeda, ditunjukkan oleh para murid dalam merasakan kesedihan dan kekecewaan juga keputusasaan mereka. Harapan bahwa Tuhan Yesus yang memiliki “power” yang sanggup menyembuhkan dan membangkitkan, akan bisa berkuasa menjadi penguasa atas rakyat juga, telah sirna dilahap oleh kematianNya. Itulah yang membuat para murid menjadi sedih dan kecewa. Belum lagi, ditambah ketakutan; kalau-kalau mereka juga diburu untuk ditangkapi dan lalu mengalami nasib yang sama dengan Tuhan Yesus. Thomas, yang tanpa harapan dan kekuatan hari itu mungkin berjalan tertunduk dan layu di antara para murid. Entah dalam posisi duduk atau berdiri, muka muram dan sedihnya pastilah nampak sangat menonjol dibanding para murid lain yang telah berjumpa dengan Tuhan Yesus.
Thomas tadinya sesumbar bahwa sebelum ia mencucukkan jarinya ke bekas paku dan tangannya ke lambungNya Ia tak kan percaya. namun hari itu, ketika Tuhan hadir dan mempersilahkan Thomas untuk mencucukkan jari nya dan tangannya ke lambung, Thomaspun tersungkur dan mengatakan “ya Tuhanku dan Allahku”. Ungkapan ini bukanlah sekedar ungkapan terkejut. Ungkapan ini adalah pengakuan iman yang sangat dalam kepada kebesaran dan keajaiban Tuhan, yang sanggup menembus batas tembok dan kemanusiaan. Tuhan yang sudah mati, yang sebelumnya mengalami penderitaan, yang semua ini membuat hati para murid kecewa, sedih dan tak berdaya…kini ada di hadapannya, berdiri dengan bekas paku dan lambung yang terkoyak. Thomas pun menyadari bahwa Tuhan Yesus tak dapat dikalahkan, tak dapat dibunuh dan dapat dibungkam, karena Dialah Tuhan yang melampaui kematian dan tembok pemisah itu. Segala kesangsian, kekecewaan dan ketakutan seolah hancur luluh, ketika ia mengucapkan ” ya Tuhanku dan Allahku”. Rasa takjub, dan sembah sujudlah yang kini melingkupinya. Kalimat itu mengadung pengharapan dan semangat besar dari dalam dirinya.
Saudaraku, kini, dengan kisah Thomas ini, kitapun diajak kembali sungguh mengimani bahwa kuasa kebangkitan Tuhan juga bersama dengan kita kini. Kita memang tak melihat Tuhan secara kasat mata. Namun ‘Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya “. Dalam segala kekuatiran, kekecewaan dan ketakutan kita, kita bisa dilepaskan dari semua itu. Ini terjadi karena kita tak lagi membiarkan segala hal itu berkuasa atas kita, karena kita memiliki Tuhan yang berkuasa dan Ia sangat mengasihi kita. Ia telah mengalami segala bentuk kepahitan hidup itu bahkan kematian, sehingga kita percaya, Tuhan Yesus memahami segala duka dan persoalan kehidupan kita dan Ia berkuasa memulihkannya. Mulai saat ini dan seterusnya, kita akan beriman kepada Tuhan, dan mengalami kekuatan, semangat dan sukacita bersama Tuhan yang bangkit. Amiiin (LiN27-04-2022)