BURUNG KUTILANG BERNYANYI
Views: 0
Bacaan: Mazmur 150: 1-2, 6
“Haleluya! Pujilah Allah dalam tempat kudus-Nya! Pujilah Dia dalam cakrawala-Nya yang kuat! Pujilah Dia karena segala keperkasaan-Nya, pujilah Dia sesuai dengan kebesaran-Nya yang hebat!… Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!”
Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!
Setiap pagi, kira-kira mulai pukul 5.00 Wib, kami selalu dapat mendengarkan nyanyian burung kutilang. Suara burung kutilang yang sangat khas itu menjadi tanda dimulainya aktivitas di hari yang baru. Kadang kala pukul 5.00 Wib hari masih gelap, namun burung kutilang itu sudah hinggap di pepohonan yang tumbuh di halaman tempat tinggal kami dan mulai berkicau di sana. Sungguh indah dan syahdu, sehingga membuat angan melayang seakan-akan sedang berlibur di desa. Suara burung kutilang yang dapat kami dengar secara langsung dari alam ini menjadi anugerah Tuhan setiap pagi.
Berkicaunya burung kutilang tentu menjadi simfoni indah yang mewarnai pagi hari kami sekeluarga, Akan tetapi bukan hanya sekedar itu, melainkan: pertama, Kicauan burung kutilang itu juga mengingatkan kita untuk selalu bersyukur dan memuji Tuhan di manapun. Seperti halnya burung kutilang tadi, ia tidak hanya berkicau di pepohonan yang tumbuh di halaman tempat tinggal kami (pastori) melainkan juga di pepohonan yang tumbuh di halaman tetangga. Di manapun burung itu hinggap, maka ia akan berkicau. Bukankah seharusnya kita juga berlaku demikian? Di manapun kita berada hendaknya kita selalu memuji nama Tuhan melalui pikiran, perkataan dan perbuatan kita. Pemazmur mengingatkan agar kita semua memuji Tuhan di semua tempat di mana DIA bertahta. Pemazmur mengatakan, “Haleluya! Pujilah Allah dalam tempat kudus-Nya! Pujilah Dia dalam cakrawala-Nya yang kuat!”. Kata ‘tempat kudus’ tentu tidak berarti hanya Bait Allah, karena kata itu disejajarkan dengan cakrawala. Oleh karena itu ‘tempat kudus’ dapat diartikan sebagai bumi karena memang bumi dan cakrawala adalah tempat Tuhan bertahta. Semua tempat di muka bumi ini merupakan tempat untuk memuji Nama-Nya.
Kedua, Kicauan burung kutilang itu juga menjadi penegasan bahwa Tuhan akan menuntun dan menopang perjalanan kehidupan kita sepanjang hari. Apabila Tuhan memelihara burung-burung kutilang itu, maka Dia juga pasti berkenan untuk menopang kehidupan kita sekeluarga dan Anda semua. Keyakinan inilah yang terus kita pupuk, sehingga kita tidak perlu dikuasai oleh kekuatiran. Kesetiaan akan pemeliharaan dan pertolongan Tuhan itu menjadi bukti keperkasaan Tuhan. Itulah yang menjadi alasan mengapa kita memuji Tuhan. Seperti pemazmur mengatakan, “Pujilah Dia karena segala keperkasaan-Nya, pujilah Dia sesuai dengan kebesaran-Nya yang hebat!”¬_ Bahkan bila perlu, kita memuji nama Tuhan dengan iringan alat musik dan tari-tarian.
Ketiga, Kicauan burung kutilang itu menjadi cerminan bagi kita. Jika burung kutilang itu bernyanyi dalam keberserahan kepada Tuhan, maka sudah selayaknyalah bila kita tidak lupa juga untuk memuji Nama Tuhan. Bukankah pemazmur mengingatkan, “Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!”_ Artinya bila kita yakin bahwa semua mahluk hidup itu memuji Nama Tuhan, maka kita juga mesti selalu memuji dan memuliakan nama Tuhan sepanjang kita masih bernafas.
Mari kita selalu memuji nama Tuhan melalui pikiran, perkataan dan perbuatan kita sepanjang hayat masih dikandung badan. Selamat berjuang, Tuhan Yesus memberkati.
Salam: Guruh dan keluarga.
Doa:
Keagungan-Mu sungguh terbukti melalui kesetiaan pemeliharaan dan penyertaan-Mu di dalam kehidupan kami, ya Tuhan. Oleh karena itu, kami rindu untuk selalu memakai hidup kami menjadi sarana begi kemuliaan-Mu. Kiranya Roh Kudus menolong kami. Amin.