TAKUT KARENA SALAH
Views: 0
Bacaan: Kejadian 32 :7-8, Lalu sangat takutlah Yakub dan merasa sesak hati; maka dibaginyalah orang-orangnya yang bersama-sama dengan dia, kambing dombanya, lembu sapi dan untanya menjadi dua pasukan. Sebab pikirnya: “Jika Esau datang menyerang pasukan yang satu, sehingga terpukul kalah, maka pasukan yang tinggal akan terluput.
Pepatah berkata: Berani Karena Benar, Takut Karena Salah. Kesalahan harus dipertanggung jawabkan, dengan pengakuan dan menerima akibat kesalahan itu. Kesalahan kecil tanggung jawabnya ringan, kesalahan besar tanggung jawabnya berat. Bahan renunga hari ini adalah kisah Esau dan Yakub, mereka bersaudara kembar, namun mereka memiliki sifat yang sangat berbeda. Esau menjadi “anak papa” karena Ishak, ayahnya senang dengan daging hasil buruannya. Sedangkan Yakub menjadi “anak mama” karena Ribka ibunya senang dengan kebon yang dirawat oleh Yakub. Ishak anak tunggal Abraham pewaris nama dan rumah Abraham ayahnya, maka warisan itu hendak diwariskannya kepada Esau anak sulungnya seperti tradisi yang berlaku. Namun rencana itu diketahui oleh istrinya Ribka, sehingga warisan itu hendak direbutnya dengan suatu siasat tipu yang licik supaya jatuhnya kepada Yakub. Akhirnya Ribka dan Yakub berhasil menipu Ishak dan berkat itu diwarisi oleh Yakub. Esau tidak mendapat berkat lagi, hanya mendapat derita, kesukaran, tanah gersang yang kering, untuk itu dia harus kerja keras. Esau yang tertipu tidak tinggal diam, dia hendak membunuh Yakub. Akibatnya Yakub lari meninggalkan rumah orang tuanya untuk menyelamatkan diri. Atas nasihat Ribka ibunya dia pergi ke Haran ke rumah Laban saudara ibunya. Tetapi ada satu rahasia dalam dirinya, bahwa dia telah mewarisi berkat dan penyertaan Tuhan secara khusus yang dulu telah dicurahkan kepada Abraham dan keturunannya (Kej 12), Tuhan menjaga dan memberkati Yakub, bahkan menjadi berkat bagi Laban, tempatnya menumpang. Berkat Tuhan terus bekerja, istrinya dua orang dan masing-masing membawa budak yang diperistrinya, dan keempat perempuan itu telah dikarunia anak. Di samping itu ternak dan hamba-hamba telah banyak, dia menjadi kaya. Tiba saatnya dia harus keluar dari negeri itu dan kembali ke negeri yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham kakeknya.
Namun di negerinya, Yakub meninggalkan kesalahan besar, di hadapan Esau dia seorang penipu, dan Esau sudah berikhtiar membunuhnya. Kesalahan besar yang harus dia pertanggung jawabkan kepada Esau. Yakub hendak melembutkan hati Esau dengan menghadiahkan berupa kambing domba, lembu sapi dan onta dalam jumlah besar. Diutusnyalah kepada Esau beberapa hamba untuk memberi tahu kedatangan Yakub. Namun utusan ini melaporkan bahwa Esau sudah dalam perjalanan untuk bertemu Yakub dengan empat ratus orang mengiringi dia. Yakub menjadi sangat takut merasa sesak hati. Yakub menyusun strategi, memperkecil resiko dengan membagi hartanya menjadi dua pasukan, dengan pikiran kalau pasukan satu menjadi korban masih ada satu pasukan yang selamat. Demikianlah kesalahan besar dengan tanggung jawab berat, membuat tersiksa batin, beresiko nyawa diri sendiri, nyawa anak dan istri. Namun Yakub mewarisi berkat Tuhan yang sudah dipergumulkannya, dan warisan berkat itu tidak tinggal diam, berkat Tuhan menyertai dia. Akhirnya Esau dan Yakub berdamai kembali, sebagai saudara saling merindukan.
Mari, kita aplikasikan renungan ini dengan pokok-pokok berikut:
- Coba ingat, pernahkah Anda melakukan kesalahan yang menyesakkan hati Anda?
- Akhirnya Esau dan Yakub berdamai saling merindukan; pernahkah Anda berdamai menerima orang yang sudah merugikan Anda?
- Apa saja yang Anda warisi sebagai anak Allah?
Mari berdoa:
Bapa kami yang di Sorga, kami bersyukur diterima menjadi anak Bapa melalui Yesus Kristus Juruselamat. Sebagai anak Tuhan kami turut mewarisi harta sorgawi bersama Kristus Anak Bapa. Kami manusia berdosa penuh kekurangan tidak luput dari kesalahan, mohon ampuni kesalahan kami. Roh Kudus menolong agar kami selalu diberi hikmat berdamai dengan orang yang bersalah kepada kami. Indah hidup kami agar berdamai dengan Bapa dan berdamai dengan sesame. Inilah doa dan kerinduan kami, dalam nama Yesus, Amin. [AS160522]