ROH MENGHIDUPKAN
Views: 0
Bahan: II Raja-Raja 2:9-11, …. Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai.
Seorang anak kecil usia 6 tahun, menangisi kepergian bapaknya yang berpisah di bandara. Si bapak mengadakan perjalanan dengan pesawat dan anaknya juga ikut menghantar. Sebelum mereka berpisah si anak dan bapaknya bermain sambil jalan-jalan, si anak sama sekali tidak siap untuk kepergian bapaknya, setelah waktu memasuki pesawat si anak memeluk bapaknya sambil menangis sejadi-jadinya tidak mau berpisah dengan bapaknya itu. Terpaksa berpisah dengan bapaknya, tinggal ibunya meredakan, membujuk, menghibur anak itu. Lebih kurang demikian perpisahan Elia dengan Elisa muridnya yang melanjutkan jabatan dan tugas kenabian Elia. Sudah beberapa kali nabi Eila berusaha meninggalkan Elisa dengan tenang, tetapi Elisa selalu tidak mau berpisah, tidak mau ditinggal Elia. Akhirnya Elia berterus terang bahwa mereka harus berpisah, karena itu Elia berkata Elisa: “Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dari padamu.” Elisa sangat beruntung diperkenankan melanjutkan jabatan kenabian yang ditinggalkan Elia. Roh kenabian Elia tinggal pada Elisa untuk melayani umat Israel sesuai dengan permintaan Elisa, itulah peran Roh yang menghidupkan.
Kita sudah merayakan Kristus naik ke sorga, meninggalkan murid dan para pengikut-Nya. Kebersamaan mereka lebih dari tiga tahun telah membangun hubungan sebagai guru dan murid, juga sebagai Bapa dan anak. Setelah Yesus bangkit dari kematian-Nya, Dia beberapa kali menampakkan diri lagi kepada mereka, sebagai pertanda Yesus tidak meninggalkan mereka. Tetapi tiba saatnya murid-murid menyaksikan Yesus berpisah dari mereka. Akankah selesai kisah Yesus dan murid-murid-Nya, akankah pengajaran-Nya menjadi “cerita jaman dulu” atau mujizat-mujizat-Nya menjadi mitos atau legenda saja? Di sinilah peran Roh yang menghidupkan. Seperti Elia mempersiapkan Elisa, demikian Yesus mempersiapkan murid-murid-Nya melanjutkan karya dan misi keselamatan manusia dan dunia. Suatu tugas yang sangat besar dan sangat penting membawa berita keselamatan, menyampaikan pengampunan dosa, mengajarkan firman dan kehendak Allah. Mampukah murid atau rasul itu melakukan itu? Roh Kuduslah yang menghidupkan.
Kalau anak tadi dihibur dan dikuatkan oleh ibunya, Elisa dikuatkan oleh roh kenabian Elia, demikian murid-murid Yesus dikuatkan dihibur dan diajar oleh Roh Kudus yang dikaruniakan dalam pengutusan mereka (Yoh 20:22 dan Kis 2). Cukup jelas dan terang Yesus menjajikan akan mengutus Roh Kudus, yang adalah Roh Penolong, Penghibur kepada murid-murid-Nya. Selanjutnya murid-murid melanjutkan pengutusan sebagai rasul menjadi saksi dan pelayan Tuhan dengan menumpangkan tangan sebagai tanda dan lambang pengutusan dan pencurahan Roh Kudus. Pencurahan Roh Kudus dan pengutusan itu, kita lakukan dalam tahapan tugas dan panggilan setiap murid dan pengikut Kristus. Seperti baptisan, sidi (pengakuan percaya), peneguhan pernikahan, peneguhan jabatan gerejawi, dst. Untuk semua panggilan dan pengutusan ini kita didampingi oleh Roh Kudus. Gereja berdiri, bertumbuh dan bekerja karena kehadiran Roh Kudus. Perayaan Pentakosta nanti merupakan perayaan pencurahan Roh Kudus ke seluruh dunia, oleh Dia melalui saksi dan pelayan Tuhan, orang berdosa bertobat, jemaat Tuhan berdiri dan Roh Kudus tetap berkarya melalui murid, saksi dan pelayan Tuhan sampai akhir zaman.
Mari kita aplikasikan renungan ini dengan pokok berikut:
- Apakah berimbang pengenalan Anda tentang karya Kristus, dengan pengenalan tentang karya Roh Kudus?
- Bila Roh Kudus tidak diutus, apa yang terjadi dengan murid-murid Yesus?
- Apa yang harus kita siapkan agar Roh Kudus menguasai hati (hidup) kita?
Mari berdoa:
Terima kasih Bapa di sorga, terima kasih Tuhan Yesus, Terima kasih Roh Kudus oleh karya Tritunggal Allah hidup menjadi milik kami, yaitu hidup yang sejati, hidup abadi. Sempurna karya Allah Tritunggal menghadirkan kehidupan abadi yang telah dikuasai oleh maut. Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, dunia telah di bawah kuasa maut, saatnya bagi kami terpanggil melawan mengalahkan maut, walau kami harus berkorban. Roh Kudus memampukan kami menjadi laskar Kristus melawan maut sehingga kuasa kemenangan menguasai kami. Inilah dosa kami dalam Kristus Tuhan, Amin. [AS300522]