KETIKA SUAMI NURUT ISTERI (part 1)
Views: 0
Bahan: Kejadian 3 :6, Perempuan itu melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.
Bahan renungan kita ini, ayat yang tidak asing bagi kita, yaitu asal muasal manusia jatuh ke dalam dosa. Di sini kita percakapkan bagaimana Adam ikut terbawa melanggar firman Tuhan yang jelas-jelas atau sudah “diwanti-wanti” agar Adam dan Hawa jangan memakan buah pohon yang ditunjukkan oleh Tuhan. Iblis si penggoda yang sudah berhakekat melawan Tuhan, tidak bisa berdiam diri, Iblis ini sudah menjadi virus yang viral. Maka dia menggoda Hawa perempuan di taman Eden itu. Akhirnya Hawa melanggar firman Tuhan, dia mengambil buah pohon yang dilarang Tuhan untuk dimakan, dan dia mengambil dan memakannya dengan penuh kesadaran dan sudah dipertimbangkan dengan baik. Hawa mau lebih dari yang seharusnya. Buah itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagi pula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Dan motivasinya jelas “ingin menjadi seperti Allah” sesuai nasihat Iblis. Lalu Hawa memberikannya kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia. Beberapa hal yang bisa kita percakapkan, sesuai dengan tema kita: KETIKA SUAMI NURUT ISTERI, Kenapa Adam tidak berusaha mencegah Hawa isterinya mengambil buah itu, apa lagi memakannya? Apakah memang “suami” harus nurut isteri tanpa daya apa-apa? Mengapa Adam tidak menolak dan tidak mengingatkan firman Tuhan? Kalau Adam menolak maka saya rasa “ dunia kita tidak seperti sekarang ini” Apakah karena cinta kepada isteri, lalu abai firman Tuhan?
Sebuah cerita bertetangga; dari sebuah keluarga muda, si istri selalu memperhatikan tetangganya di seberang rumah mereka. Tiba saatnya si istri melihat tetangganya itu menurunkan sebuah box kardus dari taxi yang mereka tumpangi, maka si istri ini memperhatikan bahwa yang diturunkan itu t.v yang baru mereka beli. Si isteri ini langsung memanggil suaminya manunjukkan tetangga mereka beli t.v baru dan besar. Maka si istri ini mendesak agar suaminya beli t.v baru dan t.v yang mereka punya langsung dicabut. Terpaksa suaminya pontang-panting pinjam uang untuk beli t.v baru. Pada hari lain, si istri ini melihat ada mobil baru parkir di depan rumah tetangganya dan terlihat beberapa orang membawa dokumen penyerahan mobil mobil baru yang mereka beli. Malam harinya si istri tidak bisa tidur, dia mendesak suaminya harus beli mobil baru. Walau pun dengan perdebatan yang panjang berhari-hari, akhirnya suami ini membeli mobil baru dan diparkir di depan rumahnya. Namun dua minggu berikutnya, polisi datang menciduk si suami ini dan mobil baru mereka dibawa polisi karena si suami ini tersangka menggelapkan uang perusahaan tempatnya bekerja. Cerita yang fiktif ini memberi nasihat untuk pengenalan diri. Dan tentu berbagai nasihat yang bisa kita ambil dari renungan kita hari ini. Tuhan Yesus memberi nasihat suami isteri, harus menjadi satu dengan dasar kembali pada firman Tuhan (Mat 19:6). Rasul Paulus memerinci peran yang seimbang antara suami dan isteri termasuk anak-anak dalam keluarga, supaya dalam keluarga ada saling memberi dan menerima, bukan asal nurut. Pergumulan kita ialah menempatkan firman Tuhan menjadi dasar rumah tangga.
Mari kita aplikasikan renungan ini dengan pokok berikut:
1, Seandainya Adam tidak menerima dan tidak memakan buah yang diberikan Hawa isterinya, apa yang terjadi dengan keluarga mereka?
2, Apakah Anda peduli dengan tetangga, atau melihat tetangga sebagai saingan?
3. Di keluarga Anda apakah selalu ada musawarah yang baik untuk hal-hal yang penting? Atau salah satu nurut harus saja?
Mari berdoa: Bapa dalam sorga, Tuhan tidak pernah lalai menepati janji bagi kami, karuniakan hikmat, kesabaran, pengetahuan agar kami tidak melalaikan janji Tuhan menuntun hidup kami. Karuniakan hikmat agar kami bersikap kritis tidak terlanjur salah pilih dan salah jalan untuk menemukan kehendak Tuhan bagi kami. Kami berusaha sehati dan sepikir dalam keluarga, orang tua dan anak untuk mencari dan menjalankan kehendak Tuhan. Jauhkan kami dari cobaan Iblis yang pasti merusak kehidupan kami. Inilah doa kami dalam nama Tuhan Yesus, Amin. [AS1807’22]