WASPADALAH TERHADAP EMOSI DAN PIKIRANMU
Views: 0
Bacaan Alkitab:
Kejadian 4:6-7
Firman TUHAN kepada Kain: “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.”
Filipi 4:8
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
Polisi tiba-tiba datang ke rumahnya, dan berkata: “Apa yang kau lakukan pada William?. Pemilik restoran yang suka memasak itu lalu menjatuhkan pisau potong kecil, berujung runcing ke atas meja baja di hadapannya, ‘clang…’, lalu ia berkata: “aku sebenarnya orang baik, aku tak berniat membunuhnya…” dan terbongkarlah seluruh rahasia yg selama 20 tahun ia simpan. Pemuda itu awalnya hanya miliki sedikit “ketertarikan” pada Timmy kecil yang berusia 8 tahun. Ketika Timmy keluar pertama kalinya bersama anjing putihnya, Gilian tertarik. Padahal selama ini Timmy selalu ditemani ayah atau ibunya ketika bermain di taman daerah itu. Timmy menuruti, ketika Gillian hendak memberikan permen kepadanya, di gudang belakang. Tetapi Timmy tiba-tiba ketakutan dan menangis. Gillian kaget mendengar tangisan itu, marah lalu memukulnya. Dipukul, Timmy bukannya diam; Ia malah berteriak. Gillian pun memukulnya lagi,dengan geram, kali ini di kepalanya. Pukulan ke 2 (dua) itu ternyata demikian kerasnya, sampai-sampai Timmy kecil langsung meregang nyawanya. Lalu ia menaruh mayat Timmy kecil di dalam kotak kayu, melapisi dengan plastik dan diikat rapat dengan lakban. Gillian menyembunyikan kotak itu di balik tembok di gudang itu.
William adalah pemuda berandalan. Ia adalah sasaran empuk tuduhan polisi dan setiap orang atas hilangnya Timmy kecil. Sebenarnya saat Timmy diajak masuk masuk ke gudang belakang oleh Gillian, William melihatnya dari balkon rumahnya, di atas gudang itu. Ia sudah menolak bertanggung jawab atas hilangnya Timmy kecil. Ia tak berdaya karena, bahkan orang tuanya juga menuduhnya. William dipenjara, dan sejak saat itu ia bertobat, hidup dengan baik dan bersih. Keluar penjara lalu menikah dan tinggal di luar kota asalnya. 20 tahun berlalu, William ingin mendatangi Gillian yang bertanggung jawab atas hilangnya Timmy kecil, untuk membersihkan perasaan hidupnya yang “tertekan” karena kasus Timmy kecil. Ia datang ke kota asalnya. Saat berjumpa dengan William, Gillian awalnya tenang saja…namun ketika William mendesaknya mengakui perbuatannya Gillian panik. Rahasia 20 tahun yang ia simpan, akan terbongkar. Reflek tangannya mengambil pisau masak kecil, berujung runcing yang selalu ia bawa, lalu menyabet leher William.
Hasil Autopsi Polisi terhadap jenazah William menemukan bahwa, di darah bekas sayatan itu ada kandungan makanan yang hanya di jual di restoran milik Gillian, di daerah itu. Maka Gillian pun ditangkap. Setelah mengakui perbuatannya atas William dan menerangkan bagaimana itu terjadi, serta setelah polisi menemukan tempat mayat Timmy kecil disembunyikan, dalam interogasi, Gillian berkata “aku tak bermaksud melakukan itu semua, sesungguhnya aku orang baik…”. Tetapi kau tak bisa menguasai hati dan pikiranmu yang marah dan ketakutan, sehingga melakukan tindakan yang sungguh tak berkenan kepada Tuhan.
Apa yang terjadi dalam kisah di serial CSI yang saya tonton beberapa waktu yg lalu itu , adalah sebuah kisah tentang bagaimana seseorang tak dapat mengendalikan dirinya. “Si jahat” telah menipu dan memanipulasi pikiran dan emosi seseorang agar melakukan apa yang tak berkenan kepada Allah. Tentu dalam hal ini proses dikuasai si jahat itu, dapat berlangsung lama atau cepat. Dengan rencana ataukah tidak. Namun intinya, ketika kejahatan mengintip dan dipersilahkan masuk, maka seseorang dapat tertawan oleh pesona si jahat yang semakin dalam untuk menutupi kejahatan yang satu dengan kejahatan lainnya.
Dalam Alkitab, kita mengenal peristiwa Kain dan Habil. Kain telah membiarkan si jahat, melalui kecemburuan, menguasainya dan menjadikannya sosok yang jahat dan kejam; membunuh seseorang yang sangat ia kenal dan sangat dekat. Bukannya kasih dan respek yang muncul kepada saudaranya, yang sikapnya dan perbuatan nya diterima oleh Tuhan, atau alih-alih mengingatkannya dan mengajak dirinya untuk memperbaiki diri, karena kesalehan dan kebenaran Habil, sehingga persembahannya diterima oleh Tuhan, sedang dirinya tidak, Kain malah melakukan pembunuhan berencana kepada Habil. Darah Habil berteriak kepada Tuhan. Dan kain pun dijatuhi hukuman.
Paulus, kepada jemaatnya di Filipi mengajak kita untuk memikirkan apa yang baik dan benar. Kita memikirkan semua itu adalah cara kita merenungkan dan bergumul tentang kehendak Tuhan Allah, agar seluruh hidup kita dapat berkenan kepadaNya. Ini kita butuhkan, agar kehendak yang kita anggap baik itu sejalan dengan kehendak Tuhan.
Marilah kita hidup dekat dengan Tuhan. Mintalah tolong pada Tuhan, agar mendapatkan hikmat, kepintaran dan kerendahan hati untuk melakukan panggilan kita di dunia ini. Marilah kita segera bertobat, jika kita telah melawan Tuhan Allah. Mengambil resiko yang dengan kekuatan dan pimpinan dari Tuhan, dan terus hidup dalam pertobatan dan kekuatan serta sukacita yang dari Tuhan. Tuhan menghendaki kita menerima diri, menjaga pikiran dan hati kita, serta terus berproses menuju kebaikan dan kebenaran Illahi, untuk memancarkan cahaya kemuliaan Tuhan Allah kita. Amin (LiN27-07-2022)