BUAH KELAPA, BUAH SEMANGKA….
Views: 0
Bacaan: Yesaya 2: 11
“Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu”.
Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!
Alkisah tentang buah kelapa dan buah semangka. Kita tahu bahwa buah kelapa terletak tinggi di puncak pohon kelapa. Sedangkan buah semangka hanya tergeletak di permukaan tanah karena jenis tanamannya yang merambat. Hampir setiap hari buah kelapa selalu mengejek buah semangka. Buah kelapa berkata, “ hoi semangka…. Apakah engkau sudah pernah melihat puncak gunung?” Buah semangka hanya diam saja. Di dalam hatinya buah semangka berkata, “mentang-mentang berada di atas, huh…”. Bila semalaman hujan, maka keesokan harinya buah kelapa pasti mengejek buah semangka, “hoi semangka, tubuhmu kotor terkena lumpur. Iiih, menjijikkan… Lihatlah, aku semakin glowing karena air hujan”. Kali inipun semangka hanya diam saja.
Karena tidak tahan dengan ejekan buah kelapa, buah semangka pun mengeluh kepada pak tani. Pak tani pun meresponnya, “Tunggulah sampai dengan saat panen nanti, maka kamu akan melihat apa yang terjadi…”
Betul juga, beberapa saat kemudian tibalah waktunya bagi Pak Tani untuk memanen baik buah kelapa maupun buah semangka. Dari permukaan tanah, buah semangka melihat bahwa buah kelapa itu dipetik dan dijatuhkan dari ketinggian, “bluuugh!”. Setelah itu sabutnya dikupas secara paksa untuk dipisahkan dari butir buah kelapa. Itu pun belum selesai. Pak Tani memukul batok kelapa dengan keras dan memecahkannya untuk mengambil daging buah dan airnya. Setelah dicungkil dari batok, maka daging buah kelapa itu diparut dan diperas. Tidak tampak lagi jejak-jejak kehebatan buah kelapa yang selalu mengejek buah semangka itu.
Buah semangka merasa dag dig dug. Ia berpikir, “bila kelapa yang letaknya tinggi saja diperlakukan seperti itu, bagaimana dengan aku?” Semangka hanya berserah saja. Ketika memetik buah semangka, ternyata pak tani memetiknya dengan hati-hati agar buah semangka tidak jatuh dan pecah. Setelah itu, buah semangka dimandikan sampai bersih. Dan akhirnya, buah semangka disajikan di dalam sebuah nampan yang indah dan diletakkan di atas meja, sehingga semua orang bisa melihat dan menikmatinya.
Memang kisah tadi hanyalah dongeng. Meski demikian, terkandung pelajaran indah agar kita dapat menjaga hati dan sikap supaya tidak sombong atau tinggi hati. Sebab kesombongan sesungguhnya adalah kekejian dan dosa di hadapan Tuhan. Kadang kala harta, prestasi, gaya hidup, atau jabatan tinggi membuat kita sombong dan merasa lebih unggul dari orang lain. Pada jaman Nabi Yesaya, umat Yehuda telah mapan secara sosial dan ekonomi yang ditunjukkan dengan berlimpahnya harta dan memiliki banyak kuda, tetapi mereka justru menyembah berhala. Tuhan mengingatkan agar mereka bersedia kembali kepada Tuhan dan tidak berlaku sombong karena setiap manusia yang sombong akan direndahkan dan ditundukkan. Melalui Nabi Yesaya, Tuhan mengingatkan, “Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu”. Salah satu tanda kesombongan adalah ketika seseorang merasa diri hebat dan benar serta cenderung tidak mau menerima teguran dan kritikan / masukan dari orang lain.
Saudaraku, Kiranya kisah buah kelapa dan buah semangka ini menginspirasi kita agar tetap rendah hati dan tidak sombong. KIta mesti selalu ingat bahwa orang sombong akan direndahkan oleh Tuhan. Selamat berjuang, Tuhan Yesus memberkati.
Salam: Guruh dan keluarga.
Doa:
Kami seringkali lemah untuk menjaga hati, sehingga mudah tergoda untuk berlaku sombong. Buatlah agar kami terus merasakan kehadiran-Mu, sehingga dapat senantiasa belajar untuk rendah hati. Kiranya Roh Kudus menolong kami. Amin.