KETIKA SUAMI NURUT ISTERI (part 3)
Views: 0
Bahan: I Raja-Raja 21:15-16,
Segera sesudah Izebel mendengar, bahwa Nabot sudah dilempari sampai mati, berkatalah Izebel kepada Ahab: “Bangunlah, ambillah kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, menjadi milikmu, karena Nabot yang menolak memberikannya kepadamu dengan bayaran uang, sudah tidak hidup lagi; ia sudah mati.” Segera sesudah Ahab mendengar, bahwa Nabot sudah mati, ia bangun dan pergi ke kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya.
Ahab menjadi raja Israel menggantikan Omri ayahnya, sedangkan di Yehuda Asa menjadi raja. Ahab raja Israel menikah dengan Izebel, putri raja Sidon dari Tirus, kemungkinan pernikahan ini bermuatan politik, agar Sidon tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel. Sosok Izebel istri Ahab sangat berkuasa mengendalikan Ahab, terutama dibidang agama, penyembahan kepada Allah diganti dengan penyembahan kepada dewa Baal, untuk itu Izebel mengangkat nabi-nabi dan imam-imam untuk menyembah Baal. Nabi-nabi Allah disingkirkan dan banyak yang dibunuh, sehingga nabi-nabi Allah, mengasingkan diri, bersembunyi. Bagi raja Ahab keadaan ini tidak menjadi masalah yang penting kerajaannya aman, rakyat tidak lagi beribadah kepada Allah, bagi Ahab itu tidak penting, asal kedudukannya aman.
Pada suatu hari Ahab hendak membeli kebun anggor Nabot yang kebetulan terletak tidak jauh dari istananya. Tetapi Nabot tidak melepas kebun anggur itu karena menghargai warisan leluhur mereka. Karena Ahab gagal memiliki kebun anggur itu maka hatinya galau, mukanya sedih dan dia baringan di tempat tidur. Izebel istrinya bertanya kenapa muram? Mendengar kekesalan raja Ahab, itu hal yang gampang bagi Izebel, dia berkata: “Bukankah engkau sekarang yang memegang kuasa raja atas Israel?…” Selanjutnya Izebel membuat scenario untuk memfitnah Nabot di depan pengadilan dengan dakwaan: Nabot telah mengutuk Allah dan raja, yang disampaikan oleh dua orang saksi. Sesuai undang-undang, atas kesaksian dua orang maka tuduhan itu disyahkan pengadilan dan Nabot dihukum mati dan langsung dieksekusi. Sangat jelas itu adalah pengadilan yang kotor, Nabot disingkirkan maka raja Ahab dengan leluasa mengambil kebun anggor itu menjadi miliknya, bagi Ahab yang penting ialah keinginan, nafsu yang rendah itu tercapai. Setelah Izebel berhasil dengan rekayasa fitnahan itu, Nabot telah dibunuh, maka dia membangunkan suaminya raja Ahab dan berkata: “Bangunlah, ambillah kebun anggur Nabot itu, menjadi milikmu..” Ahab tidak mau tahu, bagaimana kematian Nabot, yang penting baginya keinginan hatinya tercapai. Ahab tinggal diam dan nurut apa yang dikatakan isterinya Izebel maka keinginan hatinya tercapai, hatinya gembira, menata kebon anggur Nabot itu menjadi taman perluasan istana raja. Sebagai raja, Ahab tidak mempersoalkan keputusan pengadilan yang kotor itu, yang penuh dengan fitnah.
Mata Tuhan tidak terlepas dari semua itu, melalui nabi Elia, Tuhan menegor Ahab yang akan membalas kekejian itu dengan hukuman. Tetapi Ahab dan Izebel menolak tegoran itu, karena apa yang dapat dilakukan oleh seorang Elia nabi Allah jika dibandingkan dengan ratusan nabi Baal? Melalui nabi Elia hukuman disampaikan kepada Ahab dan Izebel, kematian mereka dengan cara yang terhina.
Kita aplikasikan renungan ini dengan pokok berikut ini:
- Sebagai isteri, apakah Anda bijaksana menjadi partner suami Anda?
- Sebagai suami, apakah Anda memberi keleluasaan kepada isteri memberi pendapat?
- Sebagai anak dalam keluarga, apakah Anda melihat Ibu dan Bapak serasi mengatur rumah tangga?
Mari berdoa:
Bapa dalam sorga, karuniakanlah roh hikmat bagi kami dalam keluarga, sebagai bapak atau ibu atau anak agar kami mendahulukan kehendak Bapa dalam kami mencapai keinginan kami. Jauhkan kami mencapai tujuan dengan menggunakan cara yang jahat, yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin. [AS010822]