TUHAN PENYEMBUHANKU
Views: 1
Yesaya 53:4-6
Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
Haai Jemaat Tuhan Allah…kiranya hidupmu selalu diberkati oleh Tuhan Allah….
Ada beberapa orang yang dikuasai oleh ketidak berdayaan karena pengalaman buruk yang merusakkan image tentang diri kita sendiri. Pengalaman buruk itu, dalam perjalanannya seolah berkata: “engkau buruk dan tak layak, wajarlah engkau mengalami peristiwa buruk itu”. Ini dapat dikatakan oleh orang di sekitar (anggota keluarga/orang tua, teman, atau rekan kerja, atau juga bisa dikatakan oleh diri sendiri). Jika kita menyerah dan percaya saja akan manipulasi “si jahat” itu, maka kita akan selalu merasakan kepahitan dalam hidup ini.
Kepahitan hidup dal keadaan seperti itu, yang membuat diri tak nyaman, seringkali dan lebih besar memberi efek buruk bagi diri sendiri bahkan juga bagi orang lain. Kepahitan hidup itu bagai sebuah gelas yang pecah. Gelas sesungguhnya digunakan agar diri dapat mendapat kesegaran dan pemulihan baru akibat air yang diteguk dari dalamnya, malah membuat tubuh itu sendiri sakit. Semakin diingat atau teringat saja pengalaman buruk itu, maka luka dan kepedihan yang diakibatkannya semakin menusuk diri sendiri. Dalam keadaan “sakit” seperti itu yang terjadi selanjutnya adalah, kehadiran ia yang masih mengalami kepedihan mendalam, akan memberikan luka, kepedihan dan kemarahan bagi sekitar nya, karena serpihan pecahan gelas yang ia miliki, pastilah memberikan luka kepada mereka yang di dekatnya, yang menerimanya.
Dalam pola berpikir demikian, penyembuhan/ healing bagi seseorang yang mengalami kepedihan yang tak berhenti ini, menjadi penting. Ini diperlukan agar setiap orang yang pernah mengalami kepedihan batin akibat pengalaman buru, tak menjadi/ minimalenkafi membuatnya memandang diri sebagai buruk dan juga take menjadi/minimal dapat tanpa disengaja memberikan kepedihan bagi yang lainnya dapat.
Penyembuhan dibutuhkan agar kepedihan dapat disadari dan diterima lalu berangsur-angsur tak lagi melukai diri apalagi orang lain bahkan malah menjadi pembelajaran yang semakin menguatkan diri dan menjadikan kisah pengalaman yang menguatkan saudara yang lain.
Meskipun penyembuhan/Healing seringkali begitu rumit, namun utamanya sebagai pengikut Kristus kita percaya bahwa sumber penyembuhan kita berasal dari Tuhan Allah yang kita kenal dalam Kristus Yesus. kehidupan. Tuhan Yesus, seperti yang dinubuatkan oleh Yesaya telah menanggung segala sakit, kepedihan dan sebagainya karena kelemahan dan kesalahan kita, bahkan yang akibatnya adalah perbuatan jahat yang adalah serpihan duri yang kita telah berikan kepada orang-orang di sekitar kita Tuhan telah pikul dan tanggung di atas Kayu Salib. Salib Kristus memberikan kita kekuatan dan penyembuhan dari segala kepedihan dan luka yang kita berikan. Salib Kristus, membawa kita pada kekuatan dan kedamaian Surgawi bahwa kita tak lagi dikuasai oleh kepedihan tersebut dan berjuang untuk tak akan memberikan kepahitan melainkan keindahan dan kebaikan. Kita meyakini, Tuhan Allah akan menyempurnakan segala usaha kita itu.
Setiap penyembuhan batin dari luka dan kepedihan adalah proses. Mungkin tak terjadi dalam batas waktu yang singkat. Tapi kita akan berkata ” its ok, to not ok, God be our journey” . Kesadaran pada proses ini membuat kita dapat menerima diri apa adanya dan mempersilahkan Tuhan untuk terus berkarya dengan cara dan kehendakNya. Lalu muncullah kesabaran menghadapi ketidak sempurnaan diri dan semangat karena terus bergantung pada Sang Illahi. Usaha penyembuhan dan karya bagi Tuhan Allah dapat berjalan beriringan. Kelemahan, dan kepedihan kini dapat tak lagi berkuasa atas diri. Mungkin masih ada dan terasa, namun tak lagi akan menghancurkan, malah menghantar kita pada ungkapan syukur kepada Tuhan Allah yang menyelamatkan hidup kita dari kehancuran. Lalu, atas kasih karunia Tuhan pula, kita membawa berkat dan kebaikan bagi orang-orang yang Tuhan tempatkan untuk mendapatkan cahaya kebaikan dan kasih Tuhan melalui baikan dan sukacita yang kita pancarkan.
Kiranya dengan kesadaran (di atas tadi)/ yg telah saya sebutkan tadi, kita diingatkan lagj bahwa Tuhanlah sumber penyembuhan kita. Kita akan selalu bersyukur dan mendekat kepadaNya. (LiN03-08-2022)