RAJAWALI DAN GAGAK
Views: 0
Bacaan: 2 Korintus 4:7
“Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami”.
Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!
Ketika membongkar-bongkar arsip, saya menemukan sebuah tulisan yang saya buat di bulan Juni 2020 yang lalu. Tulisan itu berbunyi “You are an eagle, not a crow. Terus terbanglah tinggi, si gagak pasti pergi”. Saya segera teringat kisah inspiratif yang pernah saya baca sebelumnya tentang burung rajawali dan gagak ini. Begini kisahnya:
Burung gagak dikenal sebagai burung yang suka mencuri mangsa dari burung lain. Sedangkan burung rajawali adalah burung yang sangat pandai mencari mangsa. Burung gagak juga dikenal sebagai burung yang paling berani mematuk burung rajawali. Kadang kala burung gagak berusaha mencuri mangsa yang sudah didapatkan oleh burung rajawali. Ketika si gagak ini berusaha mencuri, ia akan memposisikan diri terbang di atas punggung burung rajawali. Sembari terbang, si burung gagak akan terus menerus mematuk-matuk leher atau kepala si burung rajawali. Namun burung rajawali tidak menghiraukannya. Yang dilakukan oleh burung rajawali adalah terbang semakin tinggi menuju ketinggian yang hanya bisa dicapai oleh burung rajawali. Pada ketinggian itulah, gagak akan kekurangan oksigen dan pergi dengan sendirinya meninggalkan rajawali.
Suara burung gagak memang berisik dan patukannya tentu menyakitkan. Akan tetapi burung rajawali tidak meladeninya. Rajawali tidak menghabiskan waktunya untuk menanggapi si burung gagak, melainkan berupaya terbang semakin tinggi sampai si gagak tidak bisa lagi mengganggunya dan akhirnya pergi. Rajawali mampu fokus terhadap potensi dan tidak menghiraukan gangguan.
Burung rajawali adalah nama burung yang disebut setidaknya 30 kali di dalam Alkitab. Dan jika namanya disebut di dalam Alkitab, tentu ada pelajaran yang dapat dipetik darinya. Umat Tuhan pun disebut juga seperti burung rajawali. Yang membedakan adalah bahwa umat memiliki sumber kekuatan dari Tuhan saja dan tidak mengandalkan diri sendiri. Hal mengandalkan Tuhan inilah yang mesti menjadi sikap hidup anak-anak Tuhan. Sebab dengan demikian potensi diri akan semakin muncul bahkan ketika menghadapi persoalan sekalipun. Kepada jemaat di Korintus, Rasul Paulus mengatakan, “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami”. Paulus menganalogikan dirinya seperti bejana tanah liat yang rapuh dan ringkih, namun di dalam keringkihannya itu, ia tidak bergantung pada dirinya sendiri melainkan bergantung sepenuhnya pada kuasa Tuhan yang sudah menyelamatkan, yaitu Kristus Yesus. Dengan mengandalkan Tuhan, maka Paulus bertahan di dalam berbagai tantangan dan tetap setia di dalam iman. Oleh karena itulah, ia dapat bersaksi bahwa meskipun dalam segala hal ia ditindas, namun tidak terjepit; ia habis akal, namun tidak putus asa; ia dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, dan ia dihempaskan, namun tidak binasa. Rasul Paulus telah menjadi seperti burung rajawali yang terbang tinggi dan meninggalkan gagak yang mengganggunya.
Saudaraku, dalam kehidupan ini mungkin kita merasakan ada ‘apa atau siapa’ yang berlaku seperti burung gagak yang mengganggu. Suaranya mungkin membuat bising dan panas telinga; patukannya bisa jadi juga menyakitkan hati, pikiran dan diri kita; akan tetapi kita harus ingat bahwa Anda dan saya adalah burung rajawali bukan burung gagak. Bentangkan sayap potensimu dan terbanglah tinggi bersama dengan kekuatan Tuhan. Selamat berjuang, Tuhan Yesus memberkati.
Salam: Guruh dan keluarga.
Doa:
Ya Tuhan, kami menyadari bahwa diri kami ini lemah, namun kami ingin agar selalu berserah kepada kuasa dan kehendak-Mu. Dengan demikian, maka kami memiliki keberanian menghadapi berbagai macam tantangan dan dapat mengatasinya dengan baik. Kiranya Roh Kudus memampukan diri kami. Terpujilah Nama-Mu, ya Kristus. Amin.