YOU WILL HEAL AND GROW
Views: 0
Bacaan: Yohanes 12:24
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.”
Dalam hidup, kita seringkali hanya menghargai kesenangan, kenyamanan, keberhasilan dan ingin tetap dalam keadaan itu. Tidak salah tentu, namun kali ini, melalui bacaan Firman Tuhan, kita diajak pula untuk menghargai saat yang tak menyenangkan, yang terjadi dalam hidup kita. Saat seperti itu kita hargai, ketika kita tahu bahwa Tuhan lah yang menghendaki kita untuk mengalaminya. Penolakan mengalami keadaan yang tak menyenangkan yang dari Tuhan seringkali menyeret kita untuk berlaku curang, jahat atau malah keji. Usaha menyelamatkan diri dari keadaan yang kita manusia sering sebut sebagai tak menyenangkan, bisa lalu menyeret kita ke jurang yang lebih kelam dan buruk. Oleh karena itu kita perlu juga memiliki iman dan kehendak untuk menerima segala ketidak nyamanan yang kita harus jalani, jika itu adalah kehendak Tuhan.
Ini adalah bagian dari cara kita mempercayai Tuhan yang berkuasa yang dapat mengatur segalanya, juga ketidak nyamanan ini dengan tujuan yang lebih besar/mulia, yang dapat kita tidak pahami. Dalam hal ini, tugas kita adalah tetap bersandar dan berpegang teguh pada Tuhan sang pemilik kekuasaan dalam hidup kita.
Segala ketidak nyamanan yang terjadi dalam diri umat Tuhan yang sedang berjalan dalam kehendak Tuhan, dalam bacaan kita tadi adalah bagai biji gandum yang sedang ditanam. Biji Gandum yang tidak di tanam, yang dibiarkan tergeletak di atas piring misalnya, mungkin tak mengalami perubahan. Ia dihargai tetap sebagai biji gandum. Namun berapa lama? Lalu biji gandum yang tergeletak di atas piring itu lama kelamaan akan membusuk untuk hancur, rusak dan menjadi tak berguna. Berbedan dengan biji gandum yang di atas piring tadi, biji gandum yang ditanam, ia akan lebih cepat mengalami kehancuran, namun bukan untuk tak berharga, melainkan untuk tumbuh dan kelak memberikan hasil buahnya. Jika kita bayangkan kita adalah biji gandum, maka kita akan menjadi umat yang berharga, bagai biji gandum berharga yang rela menerima bahwa ada saat dirinya akan mengalami masa yang tak ia kehendaki, tak menyenangkan saat ditanam, lalu dalam prosesnya, melepaskan segala keadaan lamanya untuk menerima kehidupan yang baru. Dengan hancurnya sang biji lalu bermunculan batang dan daun kecil.
Demikianlah kehidupan orang Kristen, ketika ia harus menerima apa yang tak menyenangkan, menyakiti atau menyengsarakan, ia akan menerima segala kehendak Tuhan itu dengan peyerahan pada Tuhan. Ini mungkin dapat disejajarkan dengan seseorang yang mau hidup dalam pengampunan. Dalam hal ini, pengampunan berarti mau menerima keadaan diri yang sedang berjalan dalam situasi berat itu. Ia lalu tetap berjalan untuk terus melakukan apa yang harus ia lakukan, seturut kehendakNya…lalu iapun perlahan, dengan proses yang direstui oleh Tuhan, lalu tumbuh; Mengalami kehidupan baru dan istimewa bersama Tuhan Allah nya.
Umat kepunyaan Tuhan menyadari bahwa hidup tak selalu harus berjalan seturut kehendaknya saja; ada masa dimana tak harus kenyamananya dipertahankan, jika tidak ingin kehilangan diri bahwa ia berharga di mata Tuhan, walau bagaimanapun keadaannya. Hidup tak harus selalu diletakkan “di atas piring” untuk mempertahankan kenyamanannya; Ada kalanya hidup harus dijatuhkan ke tanah, lalu pecah. Namun ia tahu, bersama Tuhan ia akan tumbuh.
Seringkali, kita diajak untuk berkata pada diri, ketika berada dalam tantangan dan ketidak nyamanan:” kau Akan baik-baik saja, tetaplah teguh…silahkan menangis wahai diriku…karena kau memang tak harus selalu tertawa atau tersenyum… kau hanya sedang ditanam … kau akan tumbuh… Dan ingatlah selalu, kau tak pernah sendirian, ada Tuhan bersamamu…
(Untuk semua saudaraku yang sedang menghadapi tantangan hidup…tetaplah berjalan bersama Tuhan. Tuhan Allah bersamamu). LiN10-082022