BERKIBARLAH BENDERAKU (menyongsong hari kemerdekaan RI)
Views: 0
Bahan: Keluaran 15 : 1-2,
Pada waktu itu Musa bersama-sama dengan orang Israel menyanyikan nyanyian ini bagi TUHAN yang berbunyi: “Baiklah aku menyanyi bagi TUHAN, sebab Ia tinggi luhur, kuda dan penunggangnya dileparkan-Nya ke dalam laut. TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Ia Allahku, kupuji Dia, Ia Allah bapaku, kuluhurkan Dia.
Pekik kemerdekaan dengan semangat ’45: Merdeka!, Merdeka!, Merdeka!. Sekarang makin berkurang orang yang sempat menyerukan pekik kemerdekaan ini. Karena usia mereka saat ini yang sempat menyandang bedil tahun 1945, sudah di atas 80 tahun. Saya yang sudah menginjak usia 76 tahun, sedikit terbayang semangat ’45 dari orang tua yang ikut berjuang menegakkan kemerdekaan R.I 17 Agustus 1945. Nyanyian BERKIBARLAH BENDERAKU, (bisa dibuka di youtube), digubah untuk merayakan kemerdekaan R.I dan mengobarkan semangat perjuangan yang rela berkorban nyawa, karena kemerdekaan R.I bukan pemberian, kemurahan bangsa lain, tetapi rakhmat Tuhan yang tiba saatnya Indonesai merdeka.
Kita bercermin dari kemerdekaan yang disebut pembebasan umat Israel dari penindasan bangsa Mesir adalah semata-mata rakhmat Tuhan yang telah tiba saatnya bagi mereka. Saat yang tepat itu, Tuhan katakan: “Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir..” (Kel 3:7). Karena dari bidang kekuatan militer, Israel tidak mungkin bebas dari penindasan bangsa Mesir, dari segi diplomasi, Musa sudah mencoba membicarakannya dengan Firaun, tapi Firaun justru memperberat sengsara, kerja paksa umat Israel itu. Karena itu Tuhan bertindak, membalas kekerasan dan kekejaman bangsa Mesir terhadap Israel, bahkan orang Israel merampasi orang Mesir, seolah-olah mereka menerima upah selama kerja Paksa (Kel 12:35). Umat Israel walau pun sudah ikut keluar dari Mesir, namun mereka masih ragu bagaimana kelanjutannya. Akhirnya semua keraguan itu terjawab setelah mereka menyaksikan laut terbelah dan mereka berjalan dengan aman sampai seluruh rombongan selamat. Sebaliknya Pasukan Firaun, dengan kereta perang dan kuda yang tangkas ditunggangi, tenggelam setelah mereka mengejar Musa dan bangsa Israel, laut yang mereka seberangi tiba-tiba menyatu Kembali, pasukan Mesir binasa tenggelam.
Kalau kemerdekaan R.I dirayakan dengan nyanyian BERKIBARLAH BENDERAKU, maka Musa menggubah nyanyian merayakan kemerdekaan Israel dari Mesir. Miryam turut membawa alat music mengajak seluruh umat bernyani: “Menyanyilah bagi TUHAN, sebab Ia tinggi luhur, ..” (ay 21). Allah membebaskan Israel dari penindasan itu tidak membutuhkan bantuan dari siapa pun, “sebab Ia tinggi luhur.” Allah mengaruniakan kemerdekaan itu, dari diri-Nya sendiri, bukan kompromi menggalang kekuatan melawan Mesir. Tiada lain yang patut disampaikan kepada Allah, kecuali puji syukur atas kemerdekaan itu.
Bambu runcing adalah symbol semangat juang ’45 untuk kemerdekaan R.I, tanpa mengurangi hormat dari pengorbanan para pahlawan pejuang kemerdekaan R.I, akhirnya kita syukuri kemerdekaan R.I adalah rakhmat Tuhan yang kita terima. Merdeka!, Mederka! Medeka!. Berkibarlah Benderaku, di seluruh pantai Indonesia.
Mari kita aplikasikan renungan ini dengan pokok berikut:
- Siapakah pencipta lagu BERKIBARLAH BENDERAKU?
- Sesuai usia Anda, berilah makna sebutan “semangat juang ’45.”
- Apa kontribusi Anda untuk menjaga NKRI yang diproklamasikan 17 Agustus ‘45.
Mari berdoa:
Bapa kami yang disorga, kami bersyukur berdiri NKRI sejak diproklamasikan 17 Agst ’45, yang kami imani sebagai anugerah Allah bagi bangsa kami. Dengan demikian tidak sia-sia perjuangan para pahlawan yang berkorban nyawa dan darah mereka. Kami berdoa agar Tuhan karuniakan hikmat bagi bangsa kami untuk terus berjuang demi kemajuan bangsa kami sehingga tercapai masyarakat adil dan makmur. Jauhkan bangsa kami dari perpecahan, karena berbagai perbedaan latar belakang. Demikian doa kami dalam nama Yesus Tuhan. Amin. [AS150822]