KEMERDEKAAN UNTUK MENGHARGAI KEMANUSIAAN
Views: 0
Bacaan: Roma 5: 8-10
Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!
Selamat Merayakan kemerdekaan RI ke 77
Doa kita umat Tuhan semakin menghargai kemerdekaan di tengah bangsa ini dengan semakin menjadi manusia bagi sesamanya
Alkisah, suaru hari Eistein mengajar di kelas tentang perkalian 9. Dia meyebut:
1 x 9 = 9
2 x 9 = 18
3 x 9 = 27
4 x 9. = 36
5 x 9. = 45
6 x 9. = 54
7 x 9 = 63
8 x 9. = 72
9 x 9. = 81
10x 9 = 92
Tiba-tiba semua murid di kelas mentertawainya. “Mengapa kalian tertawa?” Kata Einstein. Murid-muridpun menjawab: “karena 10 x 9 bukan 92 tetapi 90. Lalu Einstein berkata lagi, “kalian menertawai aku karena 1 kesalahan. Mengapa kalian tak memujiku pada saat setiap kali dalam 9 kali aku mengungkapkan kebenaran?
Kalian mentertawakan yang salah? Bukankah untuk dapat menjadi benar mesti ada moment kesalahan. Tanpa kesalahan segalanya menjadi nothing. ” Kata Einstein.
Apa yang kita lihat/dengar di atas adalah gambaran dari kehidupan kita. Berapa banyak orang yang melakukan pendekatan kepada sebuah kesalahan sebagai suatu yang menghancurkan semua yang baik. Ini dikarenakan kita seringkali lebih memperhatikan kesalahan dibanding kebaikan. Kita seringkali tak suka mendukung dengan pujian atau dorongan dibanding lebih memilih merendahkan dan menghina sebuah kesalahan.
Mari kita memperhatikan tokoh-tokoh Alkitab. Musa, Daud, Yakub, dll adalah tokoh2 Alkitab yang tak luput dari kesalahan, namun mereka mau kembali dan berbalik kepada Allah. Mereka harus menerima diri sebagai orang yang tak sempurna dan menanggung resiko akibat ketidak sempurnaannya, namun walau demikian mereka tak menjadi hancur berantakan dan jadi tak berharga di mata Allah, karena mereka segera memperbaiki sikap dan perbuatan mereka yang salah; yang menuruti nafsu daging, sombong dan tak berperasaan/tak manusiawi.
Dalam bacaan kita, kita diteguhkan kembali akan sikap dan perbuatan kita yang;
1. Seringkali dikuasai untuk tak segera bertobat karena egoisme kita. Kita menyadari bahwa kita manusia lemah. Tapi Kita mau datang kepada Kristus untuk mohon penebusan dosa, karena Ia mau mati bagi kita, ketika kita masih lemah. Dengan datangnya kita kepada Kristus dan mengaku dosa kelemahan kita, berarti kita mau hidup dalam pertobatan. Kita mau berjuang untuk meninggalkan kesalahan dan kelemahan diri lalu mau memperbaiki segala kekurangan kita. Demikian sikap kita sebagai orang beriman terhadap diri sendiri. Mau hidup dalam pertobatan dan memohon terus agar kasih Tuhan mengampuni dan memperbaiki kehidupan kita. Ini lah makna pembebasan dari Kristus yang pertama menyadari keterbatasan dan hidup dalam pertobatan.
- Kita juga tak membiarkan diri hidup untuk suka menghakimi yang lain. Tak mau hidup suka hanya melihat kesalahan yang lain. Salah satu penyebab bahwa seseorang tumbuh menjadi jahat adalah ketika ia tumbuh (anak) dengan hanya memberi fokus bahwa dirinya buruk. Terlalu sering dihina sebagai orang buruk membuat seseorang melihat diri sebagai buruk. Lalu ia tumbuh dengan memaklumi apa yang buruk karena demikianlah ia memandang diri sebagai si buruk. Ini juga akan diperkuat, jika ia melakukan hal buruk lalu malah ditertawakan, dihina/atau diejek. Gambar diri nya menjadi buruk, karena yang lebih sering didengarnya adalah apa yang buruk yang ada dalam dirinya ketimbang yang baik. Dalam hal ini, setiap Kristen akan eling bahwa jika ia hanya memandang buruk pada yang lain, bukankah dirinya juga tak sempurna? Keburukan tentu boleh diperhatikan untuk diperbaiki, namun para Kristen juga akan melihat dan menghargai progres/atau segala yang baik dalam diri orang lain. Motivasi utamanya dalam berlaku demikian adalah karena Kristus sendiri telah demikian mengasihi kita sedemikian rupa dan percaya bahwa kita adalah manusia berharga yang layak dan bisa menunjukkan kasih kepada manusia lain, sesamanya. Itulah sebabnya Kristus memberikan diriNya bagi kita agar kita percaya bahwa kita dapat menjadi sesama bagi sesama kita. Inilah makna pembebasan yang kedua kemerdekaan menjadi sesama bagi sesamanya.
Kiranya mulai saat ini dan seterusnya, kematian Kristus kita Rayakan, kedatangan Kristus kita nantikan dalam hidup pertobatan dan yang penuh kasih dan penghormatan kepada sesama manusia. Amiiin (LiN-RH17-08-2022)