IBU BERJIWA PAHLAWAN
Views: 0
Bahan: Hakim-hakim 4:18-21, … (20-21): Lagi katanya kepada perempuan itu: “Berdirilah di depan pintu kemah dan apabila datang orang dan bertanya: Ada orang di sini? Maka jawablah: Tidak ada.” Tetapi Yael isteri Heber, mengambil patok kemah, diambilnya pula palu, mendekatinya diam-diam, lalu dilantakkannyalah patok itu masuk ke dalam pelipisnya sampai tembus ke tanah -sebab ia telah tidur nyenyak karena lelahnya- maka matilah orang itu.
Dalam ancaman ini justru Tuhan melalui nabiah Debora mengatakan kepada Barak pemimpin daerah Zebulon dan Naftali, itulah saatnya Tuhan menyerahkan pasukan Kanaan kepada bangsa Israel, Debora mengatakan supaya Barak bersiap dengan pasukannya menghadapi Sisera. Tetapi Barak berkata kepada Debora: “Jika engkau turut maju akupun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju aku pun tidak maju.” Walaupun Debora sudah menjelaskan bahwa inilah saatnya Tuhan menyerahkan pasukan Kanaan kepada Israel, namun Barak hilang keberaniannya. Sehingga Debora menjawab: “Baik aku turut! … tetapi engkau tidak mendapat kehormatan dalam perjalanan ini … sebab Tuhan akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan.” Itulah nubuat nabiah Debora. Pasukan Kanaan mengalami kekalahan total karena Tuhan yang berperang melawan mereka di pihak Israel. Panglima mereka Sisera melarikan diri dengan jalan kaki, dikejar oleh Barak. Akhirnya tiba di ladang Heber dan Yael istrinya melihat Sisera melarikan diri, dan memanggil Sisera: “Singgahlah, tuanku, silakan masuk. Jangan takut.” Dalam keadaan lelah Sisera berbaring dan diselimuti Yael, memberi dia minum, akhirnya dia tertidur pulas. Nas renungan kita berkata, dalam keadaan lelah dan tertidur itu Yael, mengambil patok kemah dan palu, dia menancapkan patok itu dengan memukulnya dengan palu itu, kena di pelipis Sisera tembus sampai ke tanah, Sisera tewas di tangan Yael seorang ibu yang berjiwa pahlawan. Pada awalnya Yael berbicara manis, tetapi dia hendak menegakkan perdamaian bagi bangsa Israel. Itu dilakukannya melihat keserakahan bangsa Kanaan yang menindas Israel, Yael mengangkat kebenaran yang membawa damai. Barak melihat Sisera panglima pasukan Kanaan yang telah tewas di bawah kaki Yael seorang ibu yang berjiwa pahlawan menegakkan damai dengan kebenaran, maka amanlah negeri Israel. Barak terus mengejar Sisera, namun dia tertinggal beberapa langkah oleh Yael, Barak menemukan Sisera telah tewas, sehingga yang mendapat kehormatan ialah Yael isteri Heber. Dari peristiwa ini Debora menggubah nyanyian, syairnya antara lain (Hak 5:25-27): “Diberkatilah Yael isteri Heber, orang Keni itu, melebihi perempuan-perempuan lain, … dipukulnya Sisera, dihancurkannya kepalanya, … dekat kakinya orang itu rebah dan tewas.”
Mari kita aplikasikan renungan ini dengan pokok berikut:
- Coba ingat berapa pahlawan perempuan baik nasional baik daerah di negeri kita. 2. Pernah Anda menyaksikan ibu yang berjiwa heroic untuk suatu kebaikan?
- Berjuang yang mengorbankan baik morel maupun materiel, berarti memiliki sikap kepahlawanan, apakah Anda pernah melakukannya?
Mari berdoa:
Bapa Tuhan kami Yesus Kristus Pahlawan penyelamat kami, karuniakan sikap dan jiwa kepahlawanan menegakkan kebenaran dan perdamaian, sehingga kami tidak saja pendengar firman Tuhan tetapi juga pelakunya. Suasana masyarakat kami membutuhkan para pahlawan yang demikian untuk pembangunan NKRI yang kami cintai. Menegakkan kebenaran, agar penyelewengan, korupsi makin terkikis di negeri ini. Karuniakan keberanian agar kami ikut jejak Pahlawan sejati, yaitu Kristus, menjadi pahlawan iman. Inilah doa kami dalam Kristus Tuhan. Amin [AS290822]
