SADAR AKAN PELANGGARANKU
Views: 0
Bacaan: Mazmur 51:1-21
Salam sejahtera, semoga makin banyak orang menjadi rendah hati, dan menyadari serta bergumul atas kesalahan, pelanggaran dan dosa diri sendiri, yang membuat hidup makin baru dan berkembang menjadi lebih baik seperti ungkapan dalam Mazmur 51:5 Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.
Salah satu kenyataan yang paling sulit untuk diterima adalah ketidaksempurnaan atau kekurangan diri sendiri. Orang lebih mudah menunjukkan kekurangan orang lain, dan merasa diri benar. Matius 7:3-5 menjelaskan agar kita lebih dahulu mengetahui balok di mata kita, kemudian baru kita bisa melihat selumbar di mata orang lain. Dalam peribahasa Indonesia “Gajah di pelupuk mata tidak tampak, kuman di seberang lautan tampak”.
Kita cenderung menunjuk kesalahan orang lain meski kita juga pernah bersalah. Seorang ibu A, mengatakan pada suaminya, pak B, ia sering meletakan barang tidak pada tempatnya. Pada suatu ketika pak B juga melihat istrinya tidak meletakan barang pada tempatnya. Kemudian pak B membiarkan barang tersebut sampai istrinya mengambilnya, dan istrinya merasa heran kenapa barang itu bisa berada di tempat yang salah. Istrinya mau mencari siapa yang salah menempatkan barang tersebut dan ia tidak merasa dirinya salah.
Beberapa konflik dalam keluarga, gereja, masyarakat, dan antar bangsa sering terjadi karena orang melihat kesalahan orang lain tapi tidak bisa melihat kesalahan diri sendiri. Di media sosial atau media lainnya, juga kita lihat orang suka mencari kesalahan pemimpin, kesalahan orang lain tapi defensif atas kesalahan diri sendiri. Sikap ini tidak hanya membutakan kita terhadap kesalahan diri sendiri, tetapi juga bisa menjadi bumerang bagi diri kita, karena tidak mau memperbaiki apa yang salah. Anak C selalu menyalahkan guru dan orang lain, serta orangtua, C merasa dirinya tidak ada yang salah. Sikap C ini membuat dia tidak pernah memperbaiki cara belajarnya dan sikap hidupnya, ia tidak berhasil dalam belajar dan pekerjaan, serta perilaku hidupnya.
Tuhan ingin agar apapun yang kita kerjakan menjadi berhasil dengan sikap hidup dan cara kerja yang makin diperbaharui. Untuk menumbuhkan sikap, perilaku, cara kerja yang makin baik, orang harus rendah hati untuk mengakui bahwa diri sendiri tidak selalu benar, terkadang ada kesalahan, pelanggaran dan dosa yang kita perbuat. Kita perlu meminta pengampunan dari Tuhan dan meminta pengampunan dari orang lain atas kesalahan yang sudah dilakukan dan akan memperbaikinya. Dalam organisasi keluarga, gereja dan pekerjaan, selalu ada perencanaan dan evaluasi. Evaluasi ini adalah untuk menyadari kesalahan, kekurangan dan juga keberhasilan yang sudah dilakukan.
Mengapa sulit menyadari dan mengakui kesalahan, pelanggaran dan dosa diri sendiri? Bisa jadi orang tersebut tidak ingin dilihat secara negatif oleh orang lain, dianggap bodoh, tidak bertanggung jawab, dianggap orang yang jahat, takut tidak dipercaya lagi. Ada ucapan “dasar bodoh lu”, ucapan seperti ini membuat orang tidak mengakui kesalahan, karena merasa direndahkan.
Orang yang tegar tengkuk adalah orang yang pikirannya tertutup, tinggi hati, tidak mau melihat, tidak menyadari kesalahan, dosa, pelanggaran diri sendiri, menganggap diri sendiri benar, dan yang di luar diri sendiri adalah salah. Ia tidak membutuhkan Allah, sebagai sumber kekuatan, kebenaran kebaikan, keadilan. Ia menjadikan materi, kekuatan manusia sebagai sumber kekuatan kebenaran keadilan kebaikan, seperti bangsa Israel yang menjadikan patung emas menjadi ilah mereka, dan disembah. Orang Israel tidak membutuhkan Allah yang telah membebaskan mereka dari Mesir.
Melalui Mazmur 51 kita diajarkan agar berpikiran terbuka dan mau menyadari kesalahan, pelanggaran dan dosa sendiri. Pikiran terbuka terhadap pendapat, masukkan dan nasehat, dari orang lain, mendengarkan dan menghormati pendapat mereka, seperti dilakukan Daud terhadap nabi Natan.
Orang yang mau menyadari kesalahan adalah orang mau yang mengevaluasi tindakan, kata-kata, atau keputusan yang sudah dilakukan. Ketika kita menyakiti hati Tuhan dan sesama, kita mengevaluasi dengan menempatkan diri pada posisi orang disakiti. Mengevaluasi diri bisa dengan menerima, menghargai masukkan yang diberikan orang lain, yang akan membantu kita menyadari kesalahan dan memperbaiki diri dan memperbaiki hubungan dengan sesama dan hubungan dengan Tuhan.
Daud menyadari kesalahan, pelanggaran dan dosa melalui teguran, nasihat yang disampaikan nabi Natan. Daud berdosa karena telah menghampiri Batsyeba. Tapi Daud adalah orang yang sangat bergantung pada kasih setia Tuhan, sangat rindu untuk dibebaskan dari dosa. Ketika Daud berdosa, maka ia memohon dengan sangat agar Tuhan mengasihaninya dengan membersihkan dia dari kesalahan yang dilakukannya. Daud menyadari akan kesalahannya, dan mengakuinya serta menyesalinya. Pengampunan dari Tuhan diberikan kepada orang yang menyadari, bergumul, menyesali kesalahan, pelanggaran dan dosa yang dilakukan terhadap firman Tuhan. Daud tidak ingin hubungannya dengan Tuhan menjadi rusak karena dosa yang dilakukannya. Daud mengharapkan agar kasih setia Tuhan membimbing dia dalam kebenaran.
Manusia sejak lahir sudah berdosa, dan selalu ada kecenderungan jahat dalam hati. Tapi Tuhan berkenan menguasai hati manusia, dan memberikan hikmat pada manusia untuk mengerjakan yang baik dan menolak yang jahat. Manusia lemah karena menuruti kemauan daging, kemauan iblis. Dalam kelemahan inilah kita sangat bergantung pada kekuatan dari Tuhan agar kita diberi kemampuan menyadari kesalahan, pelanggaran dan dosa, dan menolak bisikan iblis, menolak kemauan daging serta mengikuti tuntunan Roh Kudus. Kita meminta terus-menerus dengan kesadaran, agar Tuhan mengampuni, membersihkan kesalahan, pelanggaran dan dosa yang kita sadari dan gumulkan serta membencinya. Kita terus memohon agar Tuhan menopang kita dengan Roh Kudus, agar kita rela, siap melaksanakan kehendak Tuhan bukan kehendak sendiri yang jahat, salah, melanggar dan berdosa. Orang yang menyadari dosa dan meminta pengampunan, maka Tuhan akan memberikan pengampunan, memberi damai dan kegembiraan dalam hidup. Marilah kita menyadari pelanggaran kita dan bergumul atas dosa kita terhadap Tuhan agar kita dikasihani Tuhan dan dihapuskan pelanggaran, kesalahan dan dosa kita seperti ungkapan PKJ 49:1,3 Kasihanilah aku, Tuhan, menurut kasih setiaMu
dan hapuslah pelanggaranku menurut rahmatMu yang besar. Sebab sekarang kusadari segala pelanggaranku. Senantiasa ‘ku bergumul dengan dosaku terhadapMu. Amin
Berdoa: Ya Tuhan kiranya makin banyak orang menjadi rendah hati, menyadari serta bergumul atas kesalahan, pelanggaran dan dosa diri sendiri yang membuat hidup makin baru dan berkembang menjadi lebih baik. Kasihinilah kami, ampunilah kami atas kesalahan, pelanggaran kami agar kami bersih dan dibenarkan, dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa, amin.