DOSA SELALU MENGGODA
Views: 0
Bahan: Kejadian 4:3-7, …. Firman Tuhan kepada Kain: “Mengapa hatimu panas dan dan mukamu muram? Apakah mukamu tidak berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.”
Tuhan hadir dalam semua situasi yang kita hadapi, demikian Tuhan tahu isi hati Kain yang panas karena marah, sebetulnya suasana itu bisa membuat Kain teruji, dan akan menang. Tuhan bermaksud medinginkan hati yang panas itu, dengan berbicara kepada Kain: “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram,” dengan ini Allah membuka jalan dialog, untuk mendapat penjelasan. Dalam hal ini, yaitu: mengapa persembahannya tidak diterima sedangkan persembahan Habel adiknya diterima Tuhan. Tetapi Kain tidak menggunakan kesempatan itu, dia sudah terlalu dikuasai oleh emosi, tidak ada kesabaran, tidak ada penguasaan diri. Allah tahu Kain tidak terima perlakuan-Nya kepada dirinya, kalau Kain mempertanyakan perlakuan Tuhan itu dan mendapat penjelasan yang baik, maka Kain akan maju, mungkin akan lebih baik dari Habel dalam mempersembahkan persembahan kepada Tuhan. Dan yang paling besar dengan dioalog itu akan terhindar korban jiwa, karena Kain tidak akan membunuh adiknya Habel. Semua wajah menjadi perhatian Tuhan, sinar wajah yang mencerminkan suasana hati. Suasana yang sukacita dengan wajah yang riang, sebaliknya suasana yang diliputi marah dan dendam, benci dan iri, walaupun dibuat-buat riang akan terlihat kaku dan munafik.
Demikian kita lihat dalam beberapa perdebatan atau dialog Tuhan Yesus dengan orang-orang yang datang dengan ketidakpuasan hati mereka. Orang Farisi mengkritik Yesus karena Dia makan di rumah pemungut cukai, jawab Yesus: “orang sehat tidak butuh dokter, tapi orang sakit butuh dokter.” Orang Saduki menantang Yesus dengan pertanyaan: “Haruskah kita membayar pajak kepada Kaisar?” Yesus menjawab: “Berilah kepada Kaisar, apa yang waji kamu beri kepadanya, dan berilah kepada Tuhan apa yang wajib kami beri kepada Tuhan,” dst. Orang-orang yang menantang itu, yang tadinya merasa benar, oleh penjelasan Yesus mereka sadar dan bertobat dalam hal itu, puas dengan penjelasan Yesus.
Allah mengingatkan Kain, dengan berkata: “… dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.” Saatnya Kain mengambil keputusan, pilih yang mana? Alangkah indahnya bila Kain dan Habel berdamai, seperti seperti Esau dan Yakub.
Mari kita aplikasikan renungan ini dengan pokok berikut:
- Menurut Anda Kain marah, panas hati kepada Habel atau kepada Tuhan?
- Apakah Anda sudah terbebas dari “hati Kain,” seperti memendam kemarahan.
- Tuhan sudah berusaha menyadarkan Kain; seandainya bisa, apa saran Anda ke pihak yang terlibat ini (Tuhan, Kain dan Habel), agar Habel selamat?
Mari berdoa:
Bapa kami yang di sorga, hati kami sering seperti hati Kain, walau pun dalam hal-hal yang kecil. Kami terus membutuhkan dialog dengan Tuhan dalam menghadapi banyak perkara untuk meredakan hati yang panas dan marah. Kiranya kesabaran dan penguasaan diri lebih berkuasa di hati kami yang mendatangkan damai sejahtera di kala kami tidak puas dengan hidup kami. Kami berdoa untuk kebersamaan kami di masyarakat, jauhkan kami dari kebencian dan kemarahan, dengan mencari kehendak Tuhan, dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.
[AS120922]