HIDUP OLEH PERCAYA
Views: 0
Bacaan: Habakuk 2:1-17
Salam sejahtera, semoga kita makin menjadi orang yang benar, lurus hati serta hidup karena percaya pada Tuhan, bukan menjadi orang yang membusungkan dada, tidak lurus hati, seperti ungkapan dalam Habakuk 2:4 sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.
Dalam situasi ekonomi yang sulit, harga barang naik, hidup makin susah, sementara masih banyak orang berlaku korupsi, mencari kekayaan dengan menipu, menindas. Di pengadilan, hukum tidak menegakkan keadilan, orang jahat tidak mendapat hukuman yang pantas, tapi orang yang benar dicari-cari kesalahan dan ditangkap. Dalam situasi hidup yang sulit, tidak adil, penuh kejahatan, intoleran, radikal, apakah kita bisa hidup dengan percaya pada Tuhan? Mari kita belajar dari kitab Habakuk bagaimana orang benar akan hidup oleh percayanya.
Habakuk bertanya mengapa Tuhan tidak menolong, padahal ada penindasan, kejahatan, kelaliman, aniaya, kekerasan, pertikaian di tengah bangsa Yehuda ? Mengapa Tuhan tidak bertindak ketika hukum tidak ditegakkan, keadilan tidak bisa muncul? Mengapa orang jahat mengepung orang benar? Mengapa orang jahat, tidak dihukum, orang benar dicari-cari kesalahan dan dipenjara? Sebagai orang percaya kita bisa bertanya kepada Tuhan, terhadap situasi yang jahat, yang rusak dan tidak baik saat ini, kapan Tuhan bertindak dan menolong?
Tuhan memberikan jawaban atas pertanyaan Habakuk, yaitu Tuhan membangkitkan orang Kasdim untuk menghukum orang Yehuda yang jahat, lalim, menindas. Habakuk bertanya, mengapa bangsa Kasdim yang ganas, menakutkan, suka merampas, mendewakan kekuatan sendiri, menetapkan keadilan sesuai kemauan sendiri, yang lalim, menangkap dan membunuh orang sewenang-wenang, tidak mengenal belas kasih, dipakai Tuhan untuk menghukum orang Yehuda yang jahat. Cara Tuhan bertindak, tidak ada yang tahu, tapi tindakan Tuhan selalu benar dan adil. Bangsa Kasdim yang digunakan Allah menghukum orang Yehuda, juga mendapat hukuman Allah atas kejahatan mereka, keangkuhan mereka.
Habakuk mempertanyakan keadilan Tuhan Yang Mahakudus di tengah kejahatan orang Yehuda. Apakah Tuhan tidak melihat kejahatan, kelaliman orang Yehuda? Orang Yehuda telah berkhianat, tidak mempercayai Tuhan, tidak setia pada Tuhan. Walau Habakuk bertanya pada Allah, tapi ia sangat percaya Tuhan dan menanti jawaban Tuhan atas pergumulan hatinya. Kita bisa bertanya pada Tuhan atas situasi masyarakat kita dan dunia saat ini. Tapi kita sangat percaya pada Tuhan dan menanti jawaban dari Tuhan atas pergumulan kita. Tuhan akan memperlihatkan kepada kita bahwa satu-satunya unsur yang tetap dalam dunia yang penuh kejahatan, ialah perilaku baik. Kelaliman, ketamakan, keangkuhan semuanya pasti hancur, hanya ketulusan hati akan bertahan lama.
Orang yang benar akan hidup oleh percayanya. Orang benar adalah orang berperilaku yang baik sesuai kehendak Tuhan dan selalu tulus hati melakukannya. Dalam Roma 1:17 diungkapkan: Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: “Orang benar akan hidup oleh iman.” Di sini iman itu adalah kesetiaan, ketaatan yang teguh di tengah pencobaan, hidup yang berpengharapan yang teguh, percaya sepenuhnya pada firman Tuhan, menyerahkan diri untuk hidup sesuai kebenaran Tuhan. Orang benar punya relasi dengan Tuhan yang akrab, mengasihi Tuhan.
Di tengah dunia yang jahat, lalim, menindas, maka iman mengalami ujian ketekunan, tapi orang yang benar akan hidup dalam kasih karunia Allah. Hidup oleh percaya artinya setia dan teguh dalam iman, setia dan teguh dalam kebenaran, keadilan, tidak ada tipu muslihat, atau dusta. Orang benar adalah orang yang lurus hatinya, ia tetap hidup, dan pada akhirnya akan menang jika ia terus memegang ketulusan hatinya. Orang benar mengandalkan Allah, dan Tuhan juga dapat mengandalkan orang benar.
Orang yang sombong dan berkhianat, tidak akan hidup, akan mendapat celaka dari Tuhan. Dalam Roma 1:18 dijelaskan bahwa murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman. Orang yang lalim, membuat orang tambah menderita, tambah miskin, mereka ini akan menanti pembalasan Allah yang setimpal. Allah menghukum orang Yehuda, tapi tidak semuanya. Tuhan menyelamatkan sisa Israel yang setia dan teguh dalam iman dan mau melanjutkan misi keselamatan Allah, dan berperan menjadi bangsa yang diperbarui Tuhan.
Habakuk sempat putus asa, melihat penderitaan orang-orang benar, tapi janji Tuhan menguatkannya kembali. Orang yang bertahan dalam imannya, ketika menghadapi kesulitan hidup di dunia yang penuh kejahatan, ketidakadilan, ketidakbenaran, penindasan, adalah orang yang setia, bergantung dan mengandalkan Allah. Orang yang setia dalam iman kepada Allah, maka ia akan dibenarkan Allah.
Kepercayaan Habakuk tidak goyah, karena ia melihat Allah yang hidup dan sangat berkuasa. Kita hanya berharap pada Allah, berdiam dihadapan Allah untuk menyerahkan hidup padaNya, dan sabar menunggu Allah bertindak. Walaupun segala sesuatu yang menopang hidup kita hancur, tapi kita tetap beriman pada Tuhan, kita bersorak-sorai karena Tuhan yang menyelamatkan hidup kita. Perenungan kita akan karya penyelamatan Allah, membuat kita bersorak – sorai seperti yang dialami Habakuk, dan tidak membuat kita patah semangat.
Orang yang benar ini akan hidup oleh percayanya, akan dijaga Tuhan, baik hidup maupun mati, kita menjadi milik Tuhan. Tuhan mengenal orang yang hidup beriman, yang patuh dan percaya berdasarkan Firman. Firman Tuhan yang menjadi santapan baka. Firman Tuhan menjamin kita bertahan selamanya, seperti ungkapan dalam KJ 282: 1 dan 2 Seluruh umat Tuhan olehNya dikenal: besar kecil semua, sekarang dan kekal. Mereka dijagai di dalam dunia; baik hidup maupun mati mereka milikNya. Baik hidup maupun mati mereka milikNya. Mereka dikenalNya yang hidup beriman, yang patuh dan percaya, berdasarkan Firman. Firmanlah yang menjadi santapan baka, Firmanlah yang menjamin bertahan s’lamanya. Firmanlah yang menjamin bertahan s’lamanya. Amin
Berdoa:
Ya Tuhan jadikan kami makin menjadi orang yang benar, lurus hati serta hidup karena percaya pada Tuhan, bukan menjadi orang yang membusungkan dada, tidak lurus hati. Dalam situasi ekonomi yang sulit, harga barang naik, hidup makin susah, kami tetap setia, taat, teguh di tengah pencobaan, kami berpengharapan yang teguh, percaya sepenuhnya pada firman Tuhan, menyerahkan diri untuk hidup sesuai kebenaran Tuhan. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa, amin.