DOA DAN PEMULIHAN
Views: 0
Bacaan: Matius 14: 23
Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.
Salam Damai Sejahtera dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus Saudaraku, bapak-ibu , para muda dan para anak.
Dunia ini begitu penuh dengan hiruk pikuk. Di Jakarta sini, saya keluar jam 6 pagi saja, mengantar anak sekolah, di jalan sudah begitu ramai. Tukang satur sudah mulai mendorong gerobak sayurnya masuk komplek. Pertigaan sudah harus belok dengan hati-hati karena begitu banyaknya kendaraan dan antrian di lampu merah susah mulai panjang. Kita setiap hari, dari pagi bahkan ada yang sampai malam hari juga, selalu bekerja. Demikianlah setiap hari, kegiatan kita negitu padat dan itu semua menguras tenaga dan emosi kita.
Kesibukan yang sedemikian itu, tentulah membuat diri kita; tubuh dan emosi kita kelelahan. Akibatnya, ada yang sakit fisik atau juga psikis kita terganggu. Adakah di antara saudara yang jadi emosionil kalau di rumah? Ketika bertemu anak-anak lalu bawaannya mau marah, bertemu istri/suami lalu bawaannya mau marah-marah. Jika kita renungkan, lalu kita menyadari bahwa alasannya dapat hanya sepele atau sebenarnya dapat dibicarakan dengan tenang. Namun mengapa emosi? Secara ringkas, itu dapat terjadi karena kita kelelahan. Dalam bacaan kita tadi, saya membayangkan bahwa Tuhan Yesus juga pasti memahami bahwa ia dapat kelelahan. Melayani sana-sini, dengan berbagai keadaan dan kebutuhan umat yang berbeda-beda, pastilah membuatnya dapat kelelahan juga. Namun Tuhan Yesus sangat memahami kondisi diri dan kemanusiaannya yang dapat kelelahan, laku ia membuat waktu untuk beristirahat. Mengapa saya katakan membuat waktu (karena kan waktu tak bisa dibuat ya, waktu mengalir begitu saja), karena Tuhan Yesus dengan sengaja menyiapkan waktu untuk “pemulihan”.
Saya yakin bahwa Tuhan Yesus menyadari betul, bahwa tubuh dan emosinya membutuhkan waktu tenang. Waktu dimana ia terlepas dari hiruk pikuk dan rutinitas keseharian.
Waktu yang dapat ia dapat menjernihkan kembali hatinya untuk bersikap dan bertindak dan waktu yang membuat perasaannya tenang kembali.
Apa yang Tuhan Yesus lakukan ditengah waktu dalam menjalankan panggilanNya dan rasa kelelahanNya? Apa yang Tuhan lakukan untuk menjadi obat yang Tuhan membutuhkan? Dan Tuhan Yesus memperlihatkan bahwa obat utama untuk itu semua yakni membuat waktu mengasingkan diri dari semua orang. Ini Ia lakukan agar semangat dalam melakukan panggilan dan Iman kepada Tuhan Allahnya dan kejernihan dalam bertindak seturut kehendak Bapanya tetap menyala.
Doa, adalah saat pemulihan kita. Doa memang berisi segala permohonan agar keinginan kita di restui oleh Allah. Namun lebih dari itu, doa juga berarti usaha kita dapat mengenali dan memahami keadaan kondisi tubuh dan perasaan kita. Untuk ini, doa juga berati mempersilahkan Tuhan Allah bersabda dengan “kekuatan dan cahayaNya”, yang Ia maksudkan dalam kehidupan kita. Pemulihan terjadi kepada kita dalam doa, hanya ketika kita dapat menerima segala kehendakNya dan dengan mendapatkan kekuatan Iman itu, lalu kita terus berjalan maju melaksanakan panggilanNya.
Tuhan Yesus telah menjadi teladan bagi kita agar kitapun mau menyediakan waktu kita untuk berjumpa dengan Dia. Dalam doa, kita menemukan segala kegagalan dan kelemahan kita yang dapat kita mungkin dapat kita rasakan atau kita ketahui melalui pikiran, perasaan dan bahasa fisik kita. Lalu kita mengakuinya di hadapan Allah, kemudian di mempersilahkan Tuhan Allah menolong kita, menyembuhkan, menguatkan dan atau memperbaiki kondisi kita. Demikianlah dia penjadi pemulih kehidupan kita.
Dengan semangat dan teladan dari Tuhan Yesus, kita juga mau menyediakan waktu kita untuk menerima pemulihan dan iman untuk tetap melaksanakan panggilanNya dengan setia dan sukacita karena pertolongan dan kekuatan dari Tuhan Allah dalam Roh Kudus Nya selalu beserta kita. Amin(LiN-21-09-2022)