TIDAK TERPENGARUH LINGKUNGAN BURUK
Views: 0
Bacaan: I Samuel 2: 12, 17-18,
Adapun anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila, mereka tidak mengindahkan Tuhan. … Dengan demikian sangat besarlah dosa kedua orang muda itu di hadapan Tuhan, sebab mereka memandang rendah korban untuk Tuhan. Adapun Samuel menjadi pelayan di hadapan Tuhan; ia masih anak-anak, yang tubuhnya berlilitkan baju efod dari kain lenan.
Jemaat-jemaat GKI pada umumnya mengangkat bulan Oktober sebagai bulan keluarga. Suatu ajakan memberi perhatian untuk kehidupan dan pembinaan keluarga agar keluarga kita sungguh dibangun dan bertumbuh dalam firman Tuhan. Demikianlah bahan renungan kita saat ini dengan tema TIDAK TERPENGARUH LINGKUNGAN BURUK. Lingkungan sangat berpengaruh dalam perkembangan kepribadian kita, khususnya anak dalam keluarga. Lingkungan itu termasuk suasana keluarga, yaitu suami-isteri, anak, kakek, nenek, keponakan dan semua yang ada menjadi anggota keluarga termasuk PRT. Suasana lingkungan itu makin luas, yaitu tetangga, sekolah atau komplek, desa, kota, semua akan ikut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan masyarakatnya, khususnya bagi anak-anak, remaja dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
Firman Tuhan berbunyi: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik (I Kor 15:33). Demikian juga firman Tuhan menasihatkan supaya jangan bergaul dengan orang yang berkelakuan buruk (I Kor 5:9). Pengaruh lingkungan ini kadang sulit mengatasinya, seperti anak remaja sulit menolak ajakan teman merokok karena teman-temannya mengejek kalau dia tidak mau merokok. Kadang lebih buruk dari merokok disuguhkan oleh lingkungan anak remaja dan pemuda. Tetapi alangkah indahnya kalau lingkungan mereka menawarkan kegiatan yang baik, seperti olah raga, kesenian, belajar, aktif kegiatan gereja, dst. Demikianlah tema kita: TIDAK TERPENGARUH LINGKUNGAN BURUK, mengingatkan orang tua dan dewasa untuk membina anak-anak, remaja dan pemuda.
Bahan renungan kita, adalah kehidupan keluarga imam Eli, yang melayani rumah doa bagi umat Israel. Imam Eli mempunyai dua orang anak Hofni dan Pinehas, tetapi kedua anak ini justru menjadi anak dursila, durhaka, tidak takut akan Tuhan. Hewan persembahan umat diambil mereka tidak sesuai aturan yang ditetapkan. Ternyata Hofni dan Pinehas, anak imam Eli bertindak melanggar aturan, lebih dari pada itu kedua anak ini melecehkan perempuan di rumah doa itu. Umat sudah mengadu kepada imam Eli, tetapi Eli mengabaikannya saja, dan Tuhan sendiri melihat Eli tidak menindak anaknya itu. Demikiaanlah lingkungan hidup Samuel sejak kanak-kanak, namun dia dengan sikap lugu dan tulus turut melakukan tugas mengurus rumah doa itu, melayani umat yang datang beribadah. Suatu catatan untuk Samuel disebut: “… Samuel yang muda itu, semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan Tuhan maupun di hadapan manusia. Demikianlah Samuel sedikit pun tidak terpengaruh dengan lingkungan yang buruk pada kedua anak imam Eli, pada hal dia tinggal satu rumah, tetapi dia selalu memilih sisi yang baik.
Kita aplikasikan renungan ini dalam kehidupan kita dengan pokok berikut:
- Apakah lingkungan Anda ikut mempenggaruhi kehidupan (karakter) Anda? Apa contohnya.
- Apakah keluarga Anda adalah suatu lingkungan yang baik untuk anggota keluarga?
- Apa saran Anda bagi pemuda/remaja di Jemaat kita agar mampu menolak pergaulan buruk.
Mari berdoa:
Bapa Sorgawi, kami berada di dunia yang tidak luput dari kejahatan yang menantang kami, khususnya bagi anak remaja dan pemuda di tengah bangsa dan gereja. Tidak sedikit anak remaja dan pemuda di jemaat kami terlanjur rusak oleh kejahatan di zaman ini. Kami mohon Roh Kudus mendukung kami, menjadi penasihat, penolong agar kami mampu menolak kejahatan, yang merusak kepribadian kami sebagai anak Tuhan. Demikianlah doa kami, dalam nama Tuhan Yesus. Amin. [AS171022]