ORANGTUA PENYALURKAN BERKAT
Views: 0
Bahan: Kejadian 49:1-2, 28,
Kemudian Yakub memanggil anak-anaknya dan berkata: “Datanglah berkumpul, supaya kuberitahukan kepadamu, apa yang akan kamu alami di kemudian hari.” Berhimpunlah kamu dan dengarlah, ya anak-anak Yakub, dengarlah kepada Israel ayahmu. Itulah semuanya suku Israel, dua belas jumlahnya; dan itulah yang dikatakan ayahnya kepada mereka
Yakub yang menjalani hidupnya yang berliku-liku, seperti menggoda kakaknya Esau menjual hak kesulungannya, dia bersama Ribka ibunya merebut berkat dari Ishak, ayahnya. Kemudian menghindar, pergi ke Padan-Aram, karena Esau hendak membunuh dia. Di sana dia bekerja untuk Laban, dengan beban yang berat dan akhirnya mendapat isteri, Lea dan Rakhel, Bilha dan Zilpa. Dalam perjalanan pulang Kembali ke Kanaan dengan rasa takut dia bergumul dengan malaikat Tuhan, dan dia menang, akhirnya di diterima baik oleh Esau dalam damai. Akhirnya dia pindah ke Mesir, karena negerinya tidak ada makanan, di Mesir Yusuf anaknya telah menjadi penguasa, akan menjamin kehidupan mereka, Yakub dan semua anak-anak dan budak-budaknya pindah ke Mesir.
Di Mesir anak-anak Yakub ini menjadi petani, penggembala kambing dombanya. Tiba saatnya dalam usia yang sudah suntuk, kesehatannya juga menurun, Yakub sadar dan sudah merasa, dia akan meninggal. Dengan situasi seperti itu pikirannya jelas, dia harus menyampaikan dan menyerahkan berkat Tuhan kepada anak-anaknya, bahkan kepada cucunya. Itulah yang dikatakan: “ketika ia memberkati mereka; tiap-tiap orang diberkatinya dengan berkat yang diuntukkan kepada mereka masing-masing.” Seperti Ishak berkewajiban menyerahkan berkat Tuhan Kepada anaknya, yang ternyata diserahkannya kepada Yakub, demikian juga Yakub berkewajiban menyerahkan berkat Tuhan kepada anak-anaknya, maka “tiap-tiap orang diberkatinya dengan berkat yang diuntukkan kepada mereka masing-masing.” Dari kisah ini menyadarkan kita, akan suatu kewajiban orang tua, apa lagi usia sudah lanjut untuk memohonkan berkat Tuhan kepada anak kita. Orang tua, apa lagi yang sudah mendapat cucu, dalam doanya tidak akan terlepas nama anak dan cucunya. Lebih jauh lagi oma dan opa selalu menjaga nama baiknya di hadapan cucu, jangan sampai oma dan opa menjadi batu sandungan bagi cucu untuk teladan ikut Tuhan. Kesaksian rasul Paulus tentang Lois, telah menjadi teladan iman bagi cucunya Timotius. Apakah kita sebagai orang tua atau oma-opa tidak mendambakan menjadi teladan iman bagi cucu kita? Ada juga yang berkata soal iman itu terserah kepada si anak menentukan sendiri. Kewajiban dan tanggung jawab tidak segampang itu kita abaikan, kalau kita memberi nasihat dan teladan yang baik, tentu sangat besar pengaruhnya kepada anak dan cucu kita. Kalau kita lanjutkan membaca bahan renungan ini, ternyata tidak lama sesudah Yakub memberkati anak-anaknya, lalu dia meninggal dunia dengan tenang.
Kita aplikasikan renungan ini dengan pokok berikut:
- Apakah Anda cukup memberi nasinat dan teladan iman kepada anak, cucu Anda?
- Bagaimana pendapat Anda yang mengatakan: ”Biarkan anak itu sendiri menentukan imannya.”
- Bagaimana cara Anda menyampaikan berkat Tuhan kepada anak dan cucu Anda?
Mari berdoa: Bapa Sorgawi, kami sebagai anak, telah menerima berkat Tuhan yang baik melalui orang tua kami. Kami sebagai orang tua jadikan kami sebagai penyalur berkat Tuhan kepada anak dan cucu kami. Roh Kudus menolong kami untuk memelihara banyak berkat Tuhan dalam keluarga kami. Jadikan kami saluran berkat juga untuk banyak orang di sepanjang hidup kami. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin. [AS241022]