BIBIT, BEBET, BOBOT
Views: 0
Bahan: Matius 1:1-2, 5, 16,
Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, .. Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai… Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.
Dengan perjalanan waktu dan perjalanan kehidupan yang kita alami, maka mungkin ada yang mengatakan “tidak terasa,” dalam perjalanan berjemaat, kita sudah sampai pada masa raya Adven, yaitu Adven I. Masa Adven mengingatkan kita menanti kedatangan Kristus Kembali, dan sejalan dengan itu kita merayakan Natal. Firman Tuhan menjadi bahan renungan kita berbicara tentang Silsilah Yesus Kristus, yang menyatakan Yesus Kristus lahir seperti kelahiran seseorang yang bisa ditelusuri urutan kakek moyangnya. (Mohon dibaca Mat 1:1-17)
Dalam pemahaman sehari-hari, kita juga cukup memberi perhatian tentang garis keturunan, baik diri kita sendiri, juga orang (teman) lain. Karena itu tema kita berbunyi: BIBIT, BEBET, BOBOT, bukan bermaksud menghakimi orang lain atau membanggakan diri kita. Biasanya tiga kata ini: Bibit, Bebet, Bobot, merupakan saran dan nasihat orang tua kepada anaknya yang sedang atau mencari jodoh. Menjadi perhatian tentang Bibit, agar teman atau jodoh yang didapat itu berasal dari keluarga yang berbudi pekerti yang baik, bukan dari keluarga yang memiliki cacat moral di masyarakat. Selain budipekerti yang baik, menjadi perhatian untuk Bebet, diharapkan status social yang dikenal di masyarakat, seperti mempunyai jabatan atau pangkat yang dihormati. Tentu Bebet ini diharapkan seimbang, tidak jomblang. Demikian juga Bobot, diharapkan teman atau jodoh itu punya gelar akademis yang baik, kalau wanita memiliki perhiasan yang mahal dan banyak, kalau laki-laki sudah bekerja dan berpenghasilan yang lumayan. Bibit, bebet, bobot ini tidak bisa diukur secara matematis, tetapi bisa sebagai sudut pandang, akhirnya itulah jodohnya.
Bagaimana dengan Yesus, yang kita rayakan kelahiran-Nya? Kalau kita mengenakan tiga kata ini, bibit, bebet, botot, maka mungkin jauh dari apa yang diharapkan. Dari segi bibit; dalam silsilah-Nya tercantum nama, yang bisa menjadi batu sandungan, yaitu pertama: Rahab, orang Yerikho yang dikenal masyarakat sebagai wanita sundal (Yos 2:1) dia bukan orang Israel. Rahab berdiri dalam silsilah Yesus Kristus. Kedua: Rut, dia perempuan Moab, bukan orang Israel, tetapi Rut juga ikut berdiri dalam silsilah Yesus Kristus. Bagaimana dengan bebet, Yusuf dan Maria orang tua Yesus, orang sederhana, berasal dari Betlehem, berdomisili di Nazaret, mereka dikenal sebagai tukang kayu. Dari segi bobot, Yesus tidak pernah mengenyam Pendidikan tinggi formal, jika dibandingkan dengan orang Farisi dan ahli Taurat. Dia dari keluarga sederhana. Demikianlah status bibit, bebet, bobot yang disandang oleh Yesus, tetapi Dia utusan Allah, Anak Allah, bukan untuk pamer kekuasaan dan kemuliaan. Tetapi mencari orang berbeban berat karena dosa, Dia tidak peduli dengan bibit, bebet, bobot-Nya justru ditanggalkan-Nya sebagai Anak Allah dan memakai status sebagai hamba untuk menebus manusia berdosa yang jauh terbuang karena dosa. Kita merayakan Natal, palungan menjadi tempat tidur bayi Yesus, bukan istana, bukan di kasur yang empuk, mampukah hati kita menjadi tempat kelahiran Yesus yang kita rayakan Natal tahun ini?
Mari kita aplikasikan renungan ini dengan pokok berikut:
- Di mana Anda melihat Yesus menanggalkan bibit, bebet, bobot yang dimiliki-Nya?
- Seberapa jauh Anda mempertimbangkan bibit, bebet, bobot saat mencari jodoh bagi diri sendiri atau bagi anak Anda?
- Apa yang paling penting bagi Anda untuk merayakan Natal tahun ini?
Mari berdoa:
Bapa kami yang di sorga, agung, mulia dan besar Bapa yang rela melawat manusia berdosa dalam kehinaan. Natal adalah awal kehadiran Anak Allah, Mesias, Juruselamat meninggalkan kemuliaan sorgawi demi kami manusia yang terhilang dalam maut oleh dosa. Kami mohon pertolongan Roh Kudus untuk mempersiapkan hati kami, dalam kasih, kebenaran, untuk merayakan Natal. Dalam nama Yesus Kristus kami berdoa, Amin. [AS281122]