KERAK TELOR
Views: 0
Bacaan: Hosea 6:3
”Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi”.
Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!
Kerak telor adalah makanan asli Betawi yang dibuat dari beras ketan putih, telur ayam atau bebek, ebi yang disangrai kering ditambah bawang merah goreng, lalu diberi bumbu yang dihaluskan seperti kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe, bubuk merica, garam dan gula pasir.
Kerak telor biasanya dimasak dengan tungku yang terbuat dari tanah liat dan arang. Tampilan kerak telur ini mirip dengan omelet atau telur dadar, oleh karena itu ada juga yang menyebut kerak telur itu dengan sebutan omelet batawi. Hanya saja karena dibuat dari beras ketan, maka teksturnya berkerak, akan tetapi justru itulah keunikan kerak telor. Rasanya yang nikmat merupakan perpaduan dari renyah, gurih, dan legit kerak telor ini.
Selain bentuk dan rasanya yang unik, kerak telor juga memiliki makna sebagai pengingat bahwa kehidupan manusia mengalami perubahan lingkungan secara alamiah. Dengan kata lain, melalui kerak telor ini, masyarakat diingatkan untuk bersedia berakselerasi dengan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Secara alamiah, mereka yang tidak siap dengan perubahan pasti akan tersisihkan.
Berbicara tentang perubahan, maka kita ingat apa yang disebut oleh filsuf Herakleitos, “pantha rei kai ouden menei” – yang artinya: semuanya mengalir, tidak ada yang tinggal tetap. Herakleitos mengingatkan tentang perubahan yang akan selalu terjadi. Apa yang kita alami saat ini, bisa jadi akan berubah beberapa saat lagi. Setiap insan mesti memiliki kesadaran akan adanya perubahan ini agar tidak tertinggal dan mampu bertahan.
Tidak dapat disangkal bahwa dunia memang berubah dengan sangat cepat. Akan tetapi kita harus tetap yakin bahwa Tuhan tidak berubah. Justru karena itulah, maka kita mesti berusaha untuk berpegang teguh pada Tuhan – yang tidak berubah itu – agar dapat bertahan dan berakselerasi terhadap perubahan yang ada. Dengan semakin mengenal Tuhan, maka kita akan semakin mampu dibarui dan siap dengan perubahan.
Pada masa dahulu, Nabi Hosea meminta Israel agar mereka kembali kepada Tuhan karena telah memberontak kepada Tuhan dengan penyembahan berhala. Hosea mengingatkan bahwa hanya Tuhan yang pasti dapat diandalkan manakala Israel menghadapi berbagai pergumulan. Hosea menyebutkan, ”Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi”. Frasa “berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhan” menunjukkan upaya yang serius demi mengenal Tuhan. Hal itu dapat dilakukan dengan bersedia bergaul akrab dengan Tuhan dan senantiasa melibatkan Dia di dalam setiap tarikan nafas kehidupan kita. Dengan demikian maka kita semakin yakin bahwa ia selalu hadir di dalam kehidupan kita. Waktu boleh berjalan, tahun boleh berganti, namun kasih karunia Tuhan dan janji akan tinggal tetap.
Kerak telor yang mengingatkan tentang perubahan ini kiranya juga semakin mendorong kita agar berusaha dengan sungguh-sungguh untuk tetap mengenal Tuhan di tengah jaman yang berubah. Selamat berjuang, Tuhan Yesus memberkati.
Salam: Guruh dan keluarga.
Doa:
Ya Tuhan, meski perubahan senantiasa terjadi di sekitar kami, namun kami rindu untuk semakin mengenal-Mu dengan sungguh-sungguh. Dengan demikian kami akan mampu bertahan di tengah-tengah perubahan yang ada. Kiranya Roh Kudus menolong kami. Terimakasih Tuhan Yesus. Amin.