PERSEMBAHAN KEPADA ALLAH
Views: 0
Bacaan:
Lukas 2:7
“dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.”
Imamat 26:11-12
26:11 Aku akan menempatkan Kemah Suci-Ku di tengah-tengahmu dan hati-Ku tidak akan muak melihat kamu. 26:12 Tetapi Aku akan hadir di tengah-tengahmu dan Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku.
Salam dalam kasih Kristus, saudaraku semua..bagaimana kabarnya, sukacita dan harapan Natal kiranya menetap di hati kita.
Hari ini kita masih merasakan dan terkait dalam minggu Natal. Kita akan merasakan lebih dalam lagi kasih dan penyertaan Tuhan. Kita telah mengetahui bahwa Kristus yang telah lahir itu adalah wujud dari penyertaan Allah kepada umatNya. Tuhan tak mau manusia terikat oleh kegelan dosa , oleh karena itu kelahiran Tuhan Yesus adalah bukti mutlak bahwa Tuhan Allah mau hadir dalam kehidupan umat manusia yang selama ini telah menjauh dari Tuhan akibat keinginannya yang berlebihan dan tak boleh dijangkau (ingat kejatuhan manusia akibat ingin menjadi seperti Allah). Dosa demikian, yang membuat manusia tak lagi memandang dirinya sebagai manusia ciptaan Tuhan. Dosa ini telah membuat manusia saling menuduh dan menyalahkan, bahkan dosa ini telah berkembang menjadikan manusia sebagai pihak yang brutal; dapat membunuh saudaranya sendiri karena dengki dan kecemburuan (ingat kisah Habel dan Kain). Di tengah nafsu berlebihan dan kebencian yang tak bersasar itulah Tuhan hadir.
Tuhan Allah telah hadir dalam diri Kristus yang tak berpunya dan tak berdaya. (Menurut kacamata manusia) Ia yang lahir dalam rupa bayi manusia yang tak berdaya, dan kandang domba yang rendah lambang ketidak berpunyaan, menjadi sebuah tamparan spiritual dan mental bagi siapun yang memandang bahwa kuasa dan harta adalah tujuan dan motivasi kehadiran manusia si dunia ini.
Dengan Hadirnya Bayi Yesus di kandang rendah itu, kini kita menyadari bahwa Tuhan Allah dapat memakai kesederhanaan dan ketidak berdayaan menjadi kebanggaan dan kepujian bagi Allah. Kesederhanaan dan ketidak berdayaan yang terpaut dan melekat kepada Allah adalah sebuah kesempatan dan tempat ajaib yang dipakai oleh Tuhan Allah untuk menyatakan PendamaianNya kepada seluruh umat manusia dan alam semesta ini.
Tuhan Allah yang hadir di antara manusia itu tak lagi muak melihat manusia, Ia mau hadir di tengah-tengah kehidupan manusia selama manusia mau menjadi umatNya dan Tuhan Allah menjadi Allah bagi manusia.
Sungguh ajaib dan indah kasih dan penyertaan Tuhan yang ajaib kepada umatnya, yang memandang berharga kesederhanaan dan ketidak berdayaan. Sehingga dalam segala keadaan, kesederhanaan dan ketidak berdayaan menjadi ladang untuk setiap umat memberi perhatian dan bahkan pertolongan. Karena umat percaya, di sana Tuhan Allah hadir.
Nilai kehidupan demikian membuat setiap orang percaya malah selalu hidup dalam sukacita atas setiap berkat dan karunia Tuhan lalu menghargai mereka yang sederhana dan tak berdaya dengan membawa/menyalurkan berkat kepada mereka. Pada saat itu umat sedang berkata “Aku sedang memberi persembahan kepada Tuhan”. (LiNRH04-012023)