BUBUR SUMSUM
Views: 0
Bacaan: Filipi 4:10, 14
”Aku sangat bersukacita dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu… Namun baik juga perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesusahanku”.
Salam sehat penuh rahmat, Tuhan sertamu!
Bubur sumsum merupakan sajian yang sudah dikenal luas oleh masyarakat. Bubur dengan tampilan dominan warna putih ini memiliki tekstur yang lembut di mulut. Bubur yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur ini terbuat dari tepung beras dan dinikmati dengan saus gula merah atau gula Jawa. Sebelum dikenal sebagai jajan pasar yang bisa dinikmati kapan saja, bubur sumsum sering dijumpai pada masyarakat Jawa saat diselenggarakan rangkaian upacara adat, seperti pernikahan atau khitanan. Disebut bubur sumsum karena tampilan warna bubur ini dianggap menyerupai warna sumsum tulang yang berwarna putih.
Melansir laman travel.tempo.co, bubur sumsum juga menjadi sarana mempererat hubungan antara masyarakat bagi masyarakat Jawa. Sebab, ketika mengadakan acara hajatan atau pesta pernikahan tentu membutuhkan dukungan tenaga dari banyak orang. Setelah hajatan selesai, maka penyelenggara hajatan menghidangkan bubur sumsum kepada setiap orang yang sudah memberikan bantuan itu sebagai bentuk ucapan syukur kepada Tuhan atas kelancaran acara hajatan dan sekligus terimakasih kepada masyarakat yang memberikan bantuan. Bubur sumsum ini turut diyakini sebagai penghilang rasa lelah dan mengembalikan semangat bagi masyarakat yang sudah membantu (jw. rewang). Dan pada saat semua orang menyantap bubur sumsum ini, tampaklah dengan nyata bentuk kesetaraan dari semua orang yang turut terlibat di dalam hajatan tadi.
Melalui bubur sumsum ternyata kita bisa belajar tentang ungkapan syukur kepada Tuhan dan ucapan terimakasih kepada sesama. Mengucap terimakasih yang dilakukan dengan tulus merupakan ekspresi rasa syukur serta penghargaan kepada pihak lain. Ketika kita bisa bersyukur dan berterimakasih, itu berarti bahwa kita mampu melihat hal positif dalam kehidupan.
Kepada jemaat di Filipi, Rasul Paulus mengungkapkan ucapan terimakasihnya atas perhatian dan dukungan doa yang telah diberikan mereka kepadanya. Bagi Paulus, setiap perhatian yang diwujudkan melalui doa-doa yang dipanjatkan oleh Jemaat di Filipi itu turut andil dalam memberikan semangat kepada dirinya selama ia mengalami penderitaan dan hidup dalam penjara. Paulus mengungkapkan, ”Aku sangat bersukacita dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu… Namun baik juga perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesusahanku”. Pertanyannya adalah: apakah yang membuat Jemaat Filipi begitu memperhatikan Paulus? Jawabnya adalah karena mereka telah menerima berita keselamatan di dalam Kristus yang disampaikan oleh Paulus. Ungkapan terimakasih mereka ini diwujudkan melalui doa-doa yang dipanjatkan untuk mendukung Paulus.
Tuhan kerapkali memakai orang lain untuk memberikan perhatian dan pertolongan-Nya. Oleh sebab itu sudah sepatutnya kita bersyukur kepada Tuhan atas pertolongan-Nya dan kerterimakasih kepada sesama yang telah mewujdukan pertolongan itu. Bahkan melalui orang yang membenci kita sekalipun, kita tetap dapat bersyukur karena Tuhan membukakan kepada kita karakter pribadi seseorang.
Kiranya semangkuk bubur sumsum menjai pengingat kepada kita untuk selalu bersyukur kepada Tuhan karena IA telah memakai orang-orang disekitar kita untuk menopang, menghiburkan dan menolong kita. Selamat berjuang, Saudaraku, Tuhan Yesus memberkati.
Salam: Guruh dan keluarga.
Doa:
Kami bersyukur untuk pertolongan-Mu yang telah Engkau nyatakan melalui uluran tangan sesama kami. Kiranya kami terus mengasah kepekaan untuk merasakan kehadiran dan pertolongan-Mu itu di dalam diri sesama kami. Terpujilah Nama-Mu, ya Tuhan, Amin.