Mengharap Dan Mengandalkan Tuhan
Views: 0
Bacaan: Yesaya 25:1
Ya TUHAN, Engkaulah Allahku; aku mau meninggikan Engkau, mau menyanyikan syukur bagi nama-Mu; sebab dengan kesetiaan yang teguh Engkau telah melaksanakan rancangan-Mu yang ajaib yang telah ada sejak dahulu.
Salam Damai Sejahtera dalam kasih Kristus. Sahabat Kristus, senang bisa berjumpa anda hari ini. Mari kita berjumpa dengan Allah melalui Firman yang akan kita renungkan bersama.
Wajar jika kita memiliki rencana dan keinginan dalam hidup. Banyak yang kemudian begitu serius lalu membuat langkah-langkah untuk mencapainya. Itu tentu sangat baik. Berarti kita memahami apa yang kita butuhkan dan kita inginkan. Namun, bagi saudaraku yang telah memiliki pengalaman (…ini dapat menjadi pelajaran untuk kalangan anak dan para muda ya…) kita juga memahami bahwa dalam perjalanannya mewujudkan apa yang menjadi kehendak dan keinginan kita, semua nya tak selalu berjalan mulus. Ada saja hambatan dan halangan yang terjadi, bagai percikan api mengejutkan. Percikan api ini dapat menyakiti diri kita ataukah dapat kita pakai menjadi sarana untuk memasak
Kemampuan bagaimana kita menyikapi api itu akan berhubungan dengan bagaimanakah kita menerima bahwa diri dan sekitar sebagai sosok yang tidak sempurna sehingga, dengan kerendahan hati dapat menerima semua halangan itu. Tanpa penerimaan dan pengakuan kesadaran penuh bahwa semua halangan itu memang ada dalam hidup kita. Kita hanya akan menjadi orang-orang yang tersakiti dan malah juga bisa menyakiti sesama, sahabat bahkan keluarga kita.
Sahabat Kristus. puji kepada Allah, kita umat Tuhan memiliki tempat untuk mengharap dan mengandalkan, yakni kepada Tuhan Allah. Dalam kutipan ayat Alkitab tadi, kita diajak untuk menyadari bahwa kesusahan akibat dari diri yang terlalu berharap kepada manusia yang tak sempurna, dapat mendatangkan kekecewaan. Kita diajak untuk mengharap dan mengandalkan Tuhan, di tengah sikap dan perbuatan manusia di sekitar yang mengecewakan. Mengapa? Karena Tuhan Allah lah yang menguasai, mengetahui dan mengatur seluruh isi dunia ini.
Bahkan dengan keyakinan iman kita dapat berkata bahwa segala yang pahit itu tak lepas dari rancangan Tuhan Allah yang telah ada sejak dahulu kala; Sebagai bagian buatan pekerjaan tanganNya, kemudian kita dapat melihat bahwa segala tantangan itu menjadikan api yang menerangi, membangkitkan dan menyemangati kita untuk melihat dalam terang atau untuk memulai pekerjaan baik atau dan melanjutkannya.
Dengan pengharapan kepada Tuhan, kita dapat menemukan betapa berharganya kita yang diciptakanNya dan berada di sini dan kini untuk menjadi sosok-sosok yang memberi pengaruh baik yang Tuhan Allah kehendaki, bagi sekitar kita. Dalam pengharapan dan Iman kepada Tuhan Allah, kita dimampukan untuk mengolah dan mengendalikan segala halangan dan rintangan hingga berbuahkan kebaikan, kasih dan Rahmat. Kiranya kita terus memberi agar dikuasai pengharapan dan Iman kepada Tuhan dan dimampukan untuk membawa pengharapan, iman dan kasih kepada sesama. (LiNRH-15-03-2023)