JADILAH PENURUT ALLAH
Views: 0
Bacaan: Efesus 5: 1-7
Salam sejahtera, semoga kita dimampukan Tuhan menjadi penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang dikasihi dan mengasihi Tuhan (Efesus 5:1 Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih). Apa yang dimaksud menjadi penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih? Menjadi penurut-penurut Allah adalah orang yang dulu hidup dalam kegelapan, kemudian menyesali dosa, ditebus Yesus, menjadi percaya pada Tuhan Yesus dan kehendakNya. Anak yang dikasihi orangtua adalah anak menuruti kehendak orang tua yang baik. Tapi ketika anak tersebut melakukan kesalahan, tetap dikasihi dan diajarkan melakukan yang benar. Anak yang selalu melawan kehendak orangtua, dan mengikuti kehendak teman-temannya, disebut anak yang membuat kesal orangtua. Demikian anak-anak yang dikasihi dan mengasihi Allah adalah orang yang tindakannya menuruti kehendak Allah. Ketika orang jatuh dalam dosa, Allah tetap mengasihi, menyelamatkan, menebus dosa agar orang tersebut kembali menuruti teladan Tuhan Yesus, menuruti tindakan seperti sifat-sifat Allah.
Orang yang penurut seperti orang menuruti teladan pelatih setir mobil. Orang tersebut memahami teori, meniru atau meneladani pelatih, dan praktek setir mobil. Menjadi penurut Allah berarti ia harus memahami, merenungkan tentang Allah, Yesus dan Roh Kudus, kemudian meneladani sikap, tindakan Allah dalam Yesus, dan mau dibimbing Roh Kudus untuk mempraktekannya. Praktek yang utama adalah meneladani kasih dan pengampunan yang Allah berikan didalam Yesus.
Orang menuruti Allah jika ia menerima Roh Kudus dalam hatinya, dan mendengar kesaksian Roh Kudus yang meyakini dirinya, kemudian mau dibimbing Roh Kudus menuju hidup mulia dan membuang hidup lama, hidup kegelapan. Orang yang memberi diri dipimpin Roh Kudus maka ia akan menjauhkan diri dari kemauan diri sendiri atau kemauan daging. Orang yang dipimpin Roh Kudus akan rela menderita demi Yesus, demi kemuliaan di surga. Hanya orang yang mengalami kasih Allah, dimampukan Roh kudus menjadi penurut-penurut Allah.
Orang yang dikasihi Tuhan yaitu hidup di dalam kasih, merasakan kasih Yesus, yang menyerahkan diriNya untuk menebus dosa. Kita mengasihi Yesus dengan menyerahkan hidup kita, untuk Yesus. Kita mengasihi Allah dengan cara yang berkenan dihadapanNya, bukan menurut diri sendiri. Orang yang mengasihi Tuhan, mengikatkan diri pada Tuhan, menjadi milik Tuhan. Pengorbanan hidup kita pada Yesus haruslah berguna bukan sia-sia dan Allah menerima pengorbanan kita, seperti Yesus berkorban bagi semua manusia, dan itu tidak sia-sia, melainkan berkenan bagi Allah.
Yesus berkorban dengan hidup menuruti kehendak Allah, dengan mengasihi semua manusia, tidak membedakan agama, suku, golongan, ras. Menuruti teladan Yesus berarti kita belajar terus-menerus tentang mengasihi Tuhan dengan taat padaNya, mengasihi sesama dengan kasih yang berkorban.
Orang yang tidak mau menjadi penurut Allah, maka ia menyerahkan hidupnya untuk memuaskan nafsu seks diluar penikahan, serakah, memikirkan diri sendiri tidak peduli dengan sesama, suka mengunakan perkataan kotor atau keji, perkataan yang kosong atau yang sembrono, yang tidak pantas. Ketika masih remaja sudah terbiasa menggunakan kata-kata kotor di sekolah atau pergaulan, setelah dewasa, menjadi orangtua, juga terbiasa menggunakan kata-kata kotor, sembrono tidak pantas. Orang seperti ini lebih menurut kepada teman pergaulan, bukan menurut pada Allah. Walau orang rajin beribadah tapi hatinya lebih menuruti kata-kata teman pergaulannya. Takut dikatakan oleh teman, ia tidak asyik kalau tidak mengucapkan kata-kata kotor, keji, kosong dan sembrono. Seorang ibu, marah kepada anak dan cucunya, yang mengotori rumahnya dengan kata-kata sembrono dan tidak pantas. Ini sudah menjadi kebiasaannya. Ada orang yang sudah terbiasa dengan kata-kata kotor, berzinah, serakah, menganggap perbuatan tersebut biasa saja, tidak berdosa. Ada orang yang sering mempercakapkan bahwa dosa itu merupakan hal yang sepele, tidak perlu serius memikirkan tentang dosa dan surga, yang penting hidup ini senang. Kalaupun berdosa, nanti Tuhan juga ampuni, yang penting nikmati dulu hidup dalam dosa seks bebas, mabuk, narkoba, judi, korupsi, yang membuat senang. Percakapan seperti ini yang dimaksud dengan percakapan kosong, semborono, tidak pantas.
Menjadi penurut Allah berarti menuruti pikiran, perkataan, perbuatan Yesus bahwa tubuh manusia, fisik dan jiwa dikuduskan Tuhan Yesus terus- menerus. Tubuh manusia tempat Roh Kudus, bukan tempat roh jahat. Percakapan seperti ini disebut berguna, tidak sia-sia. Percakapan yang berguna lainnya adalah tentang melakukan kasih kepada sesama karena kita sudah dikasihi Allah dan bagaimana berperang terhadap dosa dan tidak meremehkan dosa. Orang yang menjadi penurut Allah diminta agar tidak menuruti kebiasaan hidup lama, hidup dalam kegelapan.
Menjadi penurut Allah berarti hidup dan hatinya berlimpah dengan ucapan syukur kepada Allah dalam segala hal (1 Tesalonika 5:18). Ketika sakit, sehat, miskin, kaya, senang, susah, tenang, kacau, kita tetap menjadi penurut Allah, bersyukur pada Allah. Seorang bapak A, sakit sudah 2 tahun, tidak sembuh, dia kecewa, marah pada Tuhan, mengapa tidak sembuh-sembuh, dia hanya tidur di kamar tidak bisa melihat atau berkegiatan di luar rumah. Dia kecewa akan hidupnya, karena membandingkan hidup orang lain, betapa nikmatnya hidup mereka yang sehat, bisa banyak berkegiatan. Ketika marah terkadang, keluar perkataan tidak senonoh pada Tuhan dan orang sekitar. Bapak ini tidak bisa mengucap syukur kepada Tuhan. Padahal 60 tahun ketika badannya sehat, tidak disyukuri, baru 2 tahun sakit, marah pada Tuhan tidak bersyukur atas kesehatan 60 tahun yang lalu. Bapak A tidak bersyukur atas istri dan anak yang mendampingi dengan setia dan kasih. Bapak A tidak bersyukur atas makanan, minuman, obat-obatan yang tersedia, walau sakit belum sembuh. Ketika orang sakit, fokus pada sakit saja, maka ia tidak bisa melihat kebaikan Tuhan selama hidupnya. Bapak A perlu merasa dirinya dikasihi Tuhan bukan ditinggalkan Tuhan, merasa dipedulikan Tuhan bukan diabaikan Tuhan.
Orang yang menjadi penurut Allah, apapun keadaannya, akan mengasihi Yesus selamanya karena Yesus sudah membasuh dosa kita, Sabda dan Roh Kudus menyucikan kita dan kita diperbarui menurut citra Allah seperti ungkapan KJ 305 ayat 3. ‘Ku mengasihi Yesus s’lamanya: Sabda dan RohNya menyucikan daku; aib dosaku sudah Ia basuh; ‘ku dibarui turut citraNya. amin
Berdoa:
Ya Tuhan mampukan kami menjadi penurut-penurut Allah, dengan meninggalkan hidup lama serta selalu bersyukur apapun keadaan kami. Kiranya Roh Kudus menguasai hati kami, agar kami mampu menjadi penurut Allah, yang mengasihi Yesus selamanya dan kami diperbarui menurut citra Allah. Dalam nama Yesus kami berdoa. amin