RAJA DILANTIK TANPA SEMARAK
Views: 0
Bahan: I Samuel 16:12b-13,
Lalu Tuhan berfirman: “Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.” Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh Tuhan atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.
Di setiap negara, pelantikan pemimpin negara, seperti presiden, perdana menteri, merupakan peristiwa yang sangat meriah, bahkan kemeriahan dan semarak pelantikan itu sudah sepantasnya meriah, agung karena turut mengungkapkan kedaulatan dan keadaan negara. Israel bukan saja sebagai umat Allah, tetapi telah memenuhi syarat menjadi satu negara, karena Israel mempunyai territorial, Undang-undang, dan pemimpin pemerintahan yaitu raja. Ada keunikan pelantikan raja Israel, tidak dalam suatu upacara meriah dengan berbagai-bagai undangan yang hadir. Saul, raja pertama dilantik “diurapi” oleh Samuel menjadi raja Israel lebih bersifat pribadi (I Sam 10:1), demikian juga Daud diurapi menjadi raja Israel, tanpa suatu upacara bahkan secara sembunyi Samuel mengurapi Daud menjadi raja. Tetapi ada satu makna pengurapan itu, yaitu Roh Allah berkuasa atas mereka, atas Saul dan Daud. Roh Allah memberi hikmat, kepintaran dan ketrampilan dan kekuatan. Roh Tuhan menyertai raja yang dilantik itu sepanjang mereka hidup dan memerintah dengan takut akan Tuhan, sesuai dengan ketetapan dan firman Tuhan. Kalau tidak ada lagi sikap takut akan Tuhan, dan tidak melakukan yang difirman Tuhan maka Roh Tuhan akan undur dari mereka.
Kita sudah merayakan Paskah, yaitu kebangkitan Yesus dari kematian-Nya mengalahkan maut. Maut suatu kerajaan yang Iblis sebagai rajanya dan semua setan-setan dan roh-roh jahat sebagai malaikat-malaikatnya. Tuhan Yesus telah menjalani kerajaan maut itu, melalui sengsara, kematian-Nya dan dikuburkan yang kita akui Dia turun ke dalam kerajaan maut. Kalau kita mau memahami apa, siapa dan bagaimana kerajaan maut itu, maka lihatlah dalam pergumulan Tuhan Yesus dari Betlehem sampai Golgota. Tetapi yang sangat menggembirakan ialah: Yesus Kristus bangkit dari kematian-Nya, pada hari ketiga setelah kematian-Nya di kayu salib, Dia keluar dari kerjaan maut sebagai pemenang. Musuh yang dihadapi Yesus bukan Herodes, bukan imam-imam, tetapi Iblis dengan kuasa maut.
Kebangkitan Yesus Kristus dari kubur-Nya adalah “pelantikan-Nya” menjadi Raja, penguasa, pemerintah, baik di sorga maupun di bumi (Mat 28:18). Tidak ada seremoni pelantikan itu di tengah masyarakat, Dia dilantik seperti Saul dan Daud diurapi menjadi raja Israel TANPA SEMARAK duniawi. Kekaisaran Romawi, dalam diri Herodes, merupakan penguasa dunia pada jaman itu telah berusaha menghentikan kehadiran dan kekuasaan Raja Mesias, tetapi segala usaha manusia dan penguasa itu telah “dilangkahi” oleh Yesus Kristus melalui kebangkitan-Nya. Yesus menang bukan mengalahkan Herodes, tetapi menang dari maut. Kita merayakan Paskah, yaitu merayakan pelantikan Yesus menjadi Raja di Sorga dan di bumi, bukan untuk periode 5 atau 10 tahun, tetapi pemerintahan-Nya kekal selamanya. Kita merayakan Paskah sekaligus mengakui, menerima Yesus Kristus sebagai Raja yang berkuasa untuk kehidupan kita di bumi dan di sorga. SELAMAT PASKAH.
Kita dalami renungan ini dengan pokok-pokok berikut:
- Kita saling mengucapkan Selamat Paskah, apa isi ucapan “selamat” itu.
- Pengharapan apa yang terkandung dalam Paskah bagi Anda?
- Coba sebutkan dengan singkat, kalau Yesus tidak bangkit.
Mari berdoa:
Bapa sorgawi, kami merayakan Paskah, karena dengan Paskah kami menerima kemenangan yang sejati, karena Yesus bangkit ada hari esok. Kami menjalani hari-hari kami dengan banyak suka-duka, namun kemenangan tetap menyertai kami. Inilah pengharapan kami, dalam Kristus yang bangkit. Amin. [AS100423]